KOMPAS.com - FBI menduga aksi truk menabrak kerumunan orang yang merayakan tahun baru di New Orleans, AS pada Rabu (1/1/2025) bukan kecelakaan biasa.
Diberitakan CBS News, Rabu, pria bernama Shamsud-Din Jabbar (42) mengendarai truk pikap ke arah kerumunan orang di Bourbon Street, French Quarter, New Orleans.
Tabrakan truk ke kerumunan lantas menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.
FBI dalam pernyataan resminya menyatakan, serangan itu sedang diselidiki sebagai tindakan terorisme.
Baca juga: Truk Sengaja Tabrak Kerumunan Pesta Tahun Baru di New Orleans AS, 10 Orang Tewas, 30 Terluka
Truk berbendera ISIS
Agen khusus FBI Alethea Duncan mengatakan, ada bendera ISIS berwarna hitam yang terpasang di bemper belakang truk yang dipakai Shamsud-Din Jabbar menabrak kerumunan.
"Kendaraan itu adalah truk pikap Ford elektrik dan tampaknya disewa," kata Duncan.
Jabbar dilaporkan menyewa truk tersebut pada tanggal 30 Desember saat tinggal di daerah Houston sebelum menuju ke New Orleans
Ketika berada di lokasi kejadian, pria itu mengendarai mobilnya melewati barikade pengaman dan naik ke trotoar. Polisi menilai Jabbar berusaha menabrak sebanyak mungkin orang.
Jabbar lalu keluar dari truk dan menembaki aparat. Dia tewas setelah terlibat baku tembak dengan tiga petugas yang datang. Pria itu terkena tembakan polisi dan meninggal di tempat kejadian.
Meski begitu, ISIS maupun organisasi teror asing lainnya belum mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Jika dipastikan berhubungan dengan ISIS, serangan ini akan menjadi serangan paling mematikan di AS dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Bukan Kali Ini Saja, Sudah Ada 3 Kasus Terorisme yang Menyeret Karyawan BUMN
Pelaku tidak bekerja sendiri
"Kami tidak percaya bahwa Jabbar adalah satu-satunya yang bertanggung jawab," lanjut agen Duncan.
Penyelidik FBI menemukan senjata dan dua alat peledak rakitan (IED) di dalam truk. Setidaknya satu peledak ditemukan di trotoar dan diledakkan aparat penegak hukum.
Jumlah IED yang ada di truk menjadi alasan utama FBI yakin Jabbar memiliki kaki tangan.
Selain itu, dikutip dari AP News, Kamis (2/1/2025), penyelidik menemukan dua bom pipa yang disembunyikan dalam kulkas dan dapat diledakkan dalam jarak jauh.
Rekaman CCTV menunjukkan, terdapat tiga pria dan seorang wanita yang memasang salah satu perangkat itu. Namun, identitas mereka dan peran dalam serangan itu belum jelas.
Aparat penegak hukum juga mengamankan senjata laras panjang berperedam suara di tempat kejadian. Hasil investigasi sementara menyebut, pelaku memakai pelindung tubuh.
Baca juga: Siapakah ISIS-K, Kelompok di Balik Serangan Mematikan di Afghanistan?
Pelaku sebut bergabung ke ISIS
Dilansir dari The Guardian, Rabu, Shamsud-Din Jabbar adalah mantan tentara Angkatan Darat AS yang bergabung pada 2006. Dia diberhentikan hormat pada Juli 2020 sebagai sersan.
Penyelidik menemukan serangkaian rekaman video yang dibuat Jabbar sebelum melakukan serangan. Video itu diduga Jabbar rekam saat berkendara di malam hari sehingga wajahnya tak terlihat.
Rekaman tersebut merujuk pada perceraiannya. Jabbar awalnya berencana mengumpulkan keluarga untuk sebuah "perayaan" dengan maksud membunuh mereka.
Jabbar dalam rekaman juga menyebut dia mengubah rencana membunuh keluarganya. Dia pun menyatakan bergabung dengan ISIS.
Sebelum menjadi tersangka penabrak kerumunan, Jabbar pernah didakwa melakukan dua pelanggaran ringan. Dia melakukan pencurian pada 2002 dan mengemudi dengan SIM mati pada 2005.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.