KOMPAS.com - Platform e-commerce Bukalapak menghentikan layanan marketplace atau penjualan produk secara fisik mulai Senin (7/1/2025).
Unicorn yang didirikan oleh Achmad Zaky pada 10 Januari 2010 tersebut bakal beralih ke penjualan produk virtual, seperti pulsa prabayar, token listrik, dan sebagainya.
Pengguna yang ingin membuat pesanan untuk produk fisik di Bukalapak masih diberi waktu hingga Kamis (9/2/2025) pukul 23.49 WIB.
Produk fisik yang dapat dipesan, di antaranya aksesoris rumah, elektronik, fashion anak, laki-laki, dan perempuan, food and games, ponsel, industrial, kamera, kesehatan, hingga komputer.
Baca juga: Kemenparekraf Beri Voucer Rp 100.000 Belanja Produk Lokal di Blibli hingga Bukalapak
Alasan Bukalapak berhenti jualan produk fisik
Bukalapak mengatakan, pihaknya menyetop penjualan produk fisik mulai Januari 2025 untuk meningkatkan fokus pada produk virtual.
Langkah yang akan diambil Bukalapak setelah menghentikan penjualan produk fisik adalah menonaktifkan fitur menambahkan barang mulai Sabtu (1/2/2025).
Kebijakan tersebut bakal membuat pelapak atau penjual di Bukalapak tidak bisa menambah produk baru.
Meski pelapak akan terdampak kebijakan baru, Bukalapak sudah membuat komitmen untuk menjalankan proses transisi secara baik.
Baca juga: Simak, Ini Aturan Lengkap COD di Shopee, Tokopedia, Blibli, dan BukaLapak
Bukalapak juga memberi saran kepada pelapak supaya menyelesaikan pengelolaan pesanan sebelum tanggal akhir operasional.
Hal tersebut perlu dilakukan untuk menghindari pembatalan otomatis pesanan yang belum terpenuhi.
Selain itu, Bukalapak juga menginformasikan, pencairan dana di luar tanggal 14 Maret 2025 bisa dilakukan melalui email.
“Untuk itu, kami telah menyiapkan panduan dan langkah-langkah untuk membantu pelapak dalam proses transisi,” tulis Bukalapak dalam keterangannya dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/1/2025).
Baca juga: 15 Perusahaan Ritel Terbesar Asia Tenggara 2021, Ada Tokopedia hingga Bukalapak
Kondisi Bukalapak terkini
Sebelum mengumumkan penghentian penjualan produk fisik, Bukalapak sudah berencana menghentikan kegiatan dan penutupan sejumlah lini usaha yang dijalankan anak perusahaan.
Rencana tersebut dijalankan untuk mendukung pertumbuhan Buka apak dan menjaga keuangan perusahaan tetap stabil.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Cut Fika Lutfi, selama ini pihaknya mengembangkan bisnis dengan fokus pada pertumbuhan yang menguntungkan.
Bukalapak juga berfokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan untuk jangka panjang dan menciptakan nilai nyata lewat optimalisasi kinerja operasi dan mempertahankan disiplin keuangan supaya tujuan pertumbuhan tercapai.
Baca juga: Susul KFC, Pizza Hut Indonesia Rugi Hampir Rp 100 Miliar, Tutup 20 Gerai, dan PHK Ratusan Karyawan
Fika menjelaskan, Bukalapak sudah melakukan penawaran saham umum perdana atau IPO pada 2021.
Perusahaan kemudian melakukan investasi demi mengembangkan bisnis secara organik dan melalui pengambilalihan supaya memasuki pangsa pasar yang baru.
Bukalapak juga melakukan identifikasi untuk menentukan peningkatan di setiap segmen usaha atau nama perusahaan yang sejalan dengan strategi usaha jangka panjang perseroan.
“Namun, sejak perseroan melakukan IPO, pasar di mana perseroan beroperasi telah mengalami perubahan yang substansial, begitu pula dengan dinamika persaingan," jelas Fika dikutip dari Kompas.com, Sabtu (2/11/2024).
Perubahan yang substansial dan dinamika persaingan menyebabkan biaya operasional Bukalapak menjadi lebih tinggi ketimbang kontribusi pendapatan dari berbagai segmen usaha.
Baca juga: Penyebab KFC Tutup 47 Gerai dan PHK 2.274 Karyawan, Benarkah karena Aksi Boikot?
Fika menjelaskan, kondisi tersebut tidak konsisten dengan strategi jangka panjang Bukalapak yang ingin menggapai profitabilitas dan pertumbuhan secara berkelanjutan.
Bukalapak kemudian merespons kondisi yang terjadi di perusahaannya dengan melakukan peninjauan kembali terhadap prospek segmen usaha baru.
Perusahaan tersebut juga melakukan restrukturisasi usaha untuk mencapai tujuan strategis.
Dilansir dari laman resmi Bukalapak, pihak perusahaan mengaku, hasil usaha pada kuartal 3 2024 menunjukkan bahwa korporasi belum berhasil membalikkan tren di beberapa bisnis.
Setelah mengevaluasi kembali prospek beberapa segmen bisnis dan memutuskan restrukturisasi, Bukalapak memilih fokus pada beberapa bisnis inti.
Di antaranya Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan sejumlah layanan di Retail.
Restrukturisasi ini akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja di berbagai bisnis yang akan dilaksanakan dalam dua kuartal mendatang
Baca juga: Shell Bantah Akan Tutup SPBU di Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.