Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata WHO soal HMPV di China: Masih dalam Kisaran Normal

Baca di App
Lihat Foto
sehatnegeriku.kemkes.go.id
Ilustrasi mencegah HMPV. Kata WHO soal HMPV di China.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Human metapneumovirus atau juga dikenal HMPV tengah merebak di China dan sejumlah negara lain, termasuk Indonesia.

HMPV adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, dengan gejala mirip flu biasa.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China yang dirilis minggu lalu menunjukkan, negara ini telah melihat lebih banyak kasus dalam beberapa minggu terakhir.

Meski demikian, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris memastikan, tingkat infeksi pernapasan yang dilaporkan di China masih dalam kisaran normal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tingkat infeksi pernapasan yang dilaporkan di China masih dalam kisaran normal. Itulah yang kami perkirakan akan terjadi pada musim dingin," kata Harris, dikutip dari laman WHO, Selasa (7/1/2025).

Bahkan, dibandingkan tahun lalu, pemanfaatan rumah sakit di China juga tercatat lebih rendah.

Selain itu, hingga kini, belum ada deklarasi darurat atau tanggapan darurat yang diluncurkan China terkait infeksi pernapasan ini.

Baca juga: HMPV Ada di Indonesia sejak 2001, Siapa Saja yang Rentan Tertular?


HMPV bukan virus baru

Harris mengungkapkan, human metapneumovirus bukanlah virus baru. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001 dan telah menyebar di tengah populasi manusia sejak lama.

Menurut dia, HMPV merupakan virus umum yang beredar di musim dingin dan musim semi, yang biasanya menyebabkan gejala masalah pernapasan mirip flu biasa.

Namun, seperti halnya ratusan virus flu biasa, virus ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius pada pasien dengan kekebalan tubuh rendah, seperti bayi baru lahir serta orang lanjut usia atau lansia.

Sementara itu, di Amerika Serikat, CDC melacak kasus HMPV dengan cara yang sama seperti melacak penyebaran virus pernapasan lainnya.

Pun diperkirakan, sekitar 10 hingga 12 persen penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV.

Data menunjukkan, kasus HMPV mulai muncul lebih sering pada November lalu dan telah meningkat sejak saat itu.

Namun, dibandingkan dengan virus umum lainnya, persentase mingguan infeksi pernapasan yang dites positif HMPV tergolong rendah, yaitu 1,94 persen pada 28 Desember lalu.

Sebagai perbandingan, flu berada pada angka 18,71 persen, sedangkan Covid-19 pada angka 7,10 persen pada minggu yang sama.

Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Pulih dari HMPV?

Gejala dan penyebaran HMPV mirip flu biasa

Direktur eksekutif Council of State and Territorial Epidemiologists, Janet Hamilton menjelaskan, terdapat alasan mengapa virus pernapasan ini merebak.

"Kita sudah terbiasa memikirkan virus yang sangat parah, seperti Covid, flu, dan virus pernapasan RSV, padahal masih banyak virus pernapasan lain yang dapat menyebabkan penyakit," kata Janet Hamilton.

Infeksi pernapasan umum seperti HMPV sering kali dapat membaik dengan sendirinya, meski tidak selalu demikian.

Beberapa gejala yang umum dikaitkan dengan infeksi HMPV, antara lain meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.

Lantaran sifatnya yang relatif ringan, masyarakat sering kali menganggapnya sebagai flu biasa, bahkan tidak menyadari tengah terinfeksi HMPV.

HMPV sendiri menyebar dari orang ke orang dengan cara yang mirip seperti beberapa virus pernapasan lainnya.

Virus ini menular melalui tetesan batuk atau bersin, serta melalui sentuhan, seperti berjabat tangan atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Oleh karena itu, langkah-langkah sederhana dapat mencegah penyebaran, termasuk tetap berada di rumah jika sakit dan bergejala.

"Jika berada di tempat yang ramai atau berventilasi buruk, saat Anda tahu bahwa ada virus yang sedang beredar, pertimbangkan untuk mengenakan masker," kata Harris.

"Tingkatkan ventilasi jika memungkinkan, dan tentu saja, tutupi batuk dan bersin dengan tisu," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi