Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Program Makan Bergizi Gratis di Korea Selatan yang Sudah Berjalan 72 Tahun...

Baca di App
Lihat Foto
Kementerian Pendidikan Korea Selatan
Salah satu menu makanan sekolah bagi pelajar di Korea Selatan.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Program makan bergizi gratis di Korea Selatan dikenal dengan "layanan makanan sekolah".

Program tersebut ternyata sudah berjalan selama 70 tahun lebih, yakni dimulai setelah Perang Korea.

Saat itu, makan siang gratis dibagikan sebagai bentuk bantuan internasional kepada anak-anak sekolah yang terkena dampak perang.

Mulanya, layanan makan gratis hanya diberikan kepada 12 persen sekolah dasar, tetapi kemudian diperluas ke sekolah menengah pertama dan menengah atas pada 1990.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kilas Balik Program Makan Gratis, Digagas Rezim Orba demi Selamatkan Rakyat dari Krisis Moneter

Berikut sejarah makan siang gratis di Korea Selatan:

1. 1953-1972: Berawal sebagai bantuan bencana

Dikutip dari dokumen berjudul School food service in Republik of Korea yang diterbitkan Badan Perlindungan Lingkungan Pendidikan Korea Selatan pada Februari 2020, program makan gratis di "Negeri Gingseng" awalnya merupakan program bantuan yang diberikan pada 1953.

Saat itu, Kanada, UNICEF, CARE, dan USAID memberikan bantuan makan gratis ke beberapa sekolah dasar di Korea Selatan selama 20 tahun.

Alasannya karena sebanyak 620.000 siswa sekolah dasar mengalami kekurangan gizi akibat peperangan.

Adapun menu makanan bergizi gratis yang diberikan saat itu adalah susu bubuk yang dicampur dengan air, bubur jagung, roti jagung, roti terigu, adonan yang ditarik dengan tangan, dan biskuit.

Baca juga: Ayah Meninggal, Ibu Jadi ART, Devi Rela Tak Makan Menu Makan Siang Gratis, “Untuk Mama”

2. 1973-1980: Layanan makanan bergizi gratis diberikan sekolah

Setelah bantuan makanan bergizi gratis dihentikan, Korea Selatan mencoba melanjutkan layanan makan bergizi gratis di sekolah-sekolah pada 1973.

Saat itu, Pemerintah Korea Selatan tidak bisa mengalokasikan banyak anggaran untuk menyediakan menu makan bergizi karena situasi ekonomi yang sulit dan kurangnya pemahaman tentang layanan makanan di sekolah.

Oleh karena itu, makan gratis dilakukan secara mandiri oleh sekolah-sekolah.

Masing-masing sekolah menyediakan tenaga kerja dan lauk pauk dari hasil bumi yang tersedia. Beberapa sekolah-sekolah bahkan berkoordinasi dengan peternakan ayam, babi, ikan, buah-buahan, dan sayuran untuk pemenuhan menu makan bergizi.

Bahkan wali siswa juga memberikan sumbangan barang demi keberlanjutan program tersebut.

Dengan begitu, sekolah-sekolah dapat menyediakan menu makanan bergizi kepada siswa berupa roti atau mi, lauk pauk, susu atau soymilk.

Namun, pada 1977, keracunan makanan masal terjadi di 53 sekolah yang mengakibatkan seorang siswa meninggal dunia.

Keracunan itu disinyalir karena roti yang tersedia di layanan makanan sekolah.

Baca juga: Kilas Balik Program Makan Gratis, Digagas Rezim Orba demi Selamatkan Rakyat dari Krisis Moneter

3. 1981-1990: Pembentukan lembaga layanan makanan sekolah

Selanjutnya, pada 1981, Pemerintah Korea Selatan mendirikan lembaga layanan makanan sekolah.

Undang-Undang Makanan Sekolah juga disahkan untuk memperluas dan membangun sistem pangan sekolah secara stabil.

Dengan adanya kebijakan tersebut, anggaran untuk mendukung fasilitas layanan makanan sekolah mulai diberikan.

Penempatan ahli gizi untuk memastikan manajemen kebersihan dan keselamatan di daerah terpencil dan pedesaan juga dilakukan.

Pada periode ini, layanan makanan sekolah mulai meluas di antara sekolah dasar.

Baca juga: Media Asing Soroti Program Makan Gratis Prabowo, Ancam Anggaran Negara

4. 1991-2002: Layanan makanan sekolah diperluas

Selama 1991 hingga 2002, Pemerintah Korea Selatan memperluas layanan makanan baik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.

Total, sebanyak 765 sekolah dasar berhasil melaksanakan program layanan makanan di sekolah itu.

Pada 1998, ketika semua sekolah dasar berhasil menerapkan layanan makan bergizi secara nasional, program ini kemudian diperluas di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Hingga 2003, seluruh sekolah dari berbagai tingkatan resmi melaksanakan layanan makan bergizi gratis.

Seiring dengan meluaskan cakupan program ini, pemerintah merevisi Undang-Undang Makanan Sekolah pada 1996. Tujuannya untuk menyediakan makanan yang tidak hanya berasal dari dapur sekolah, tetapi juga dengan mengangkut makanan dari luar sekolah oleh kontraktor.

Baca juga: Diusulkan Jadi Menu Makan Siang Gratis, Ini Perbandingan Gizi Ikan Kaleng Vs Ikan Segar

5. 2003-sekarang: Peningkatan kualitas makanan bergizi gratis

Sejak layanan makan sekolah berhasil diterapkan di seluruh tingkatan sekolah, Pemerintah Korea Selatan mulai meningkatkan kualitasnya.

Pada November 2003, Kementerian Pendidikan bekerja sama dengan Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah untuk menyiapkan Rencana 5 Tahun Komprehensif untuk Meningkatkan Layanan Makanan Sekolah.

Rencana tersebut melibatkan 6 proyek besar untuk substansialisasi operasi layanan, mengamankan keamanan layanan, meningkatkan penggunaan produk pertanian berkualitas tinggi, memperkuat manajemen nutrisi dan instruksi diet, memperluas dukungan pemerintah, dan meningkatkan sistem arahan serta pengawasan.

Baca juga: Ditinjau Prabowo, Bagaimana Pelaksanaan Makan Siang Gratis di China?

Guru gizi ditempatkan di sekolah Korea Selatan

Sejak 1978, ahli gizi mulai ditempatkan di sekolah setelah sistem layanan makanan sekolah berbasis roti resmi dihapuskan karena insiden keracunan makanan.

Pada 1980-an, ahli gizi sekolah biasa mulai memberikan edukasi gizi terkait menu sehari-hari melalui sistem penyiaran sekolah.

Atau, sekadar memberikan edukasi gizi tidak langsung dengan memasang materi edukasi gizi di ruang kelas dan koridor.

Namun, atas permintaan wali kelas, beberapa ahli gizi sekolah melanjutkan perkuliahan tentang makanan dan gizi.

Dari program ini, Undang-Undang Pendidikan Dasar dan Menengah dan Undang-Undang Makanan Sekolah diubah pada Juli 2003 untuk memberikan pendidikan gizi yang sistematis dan mempromosikan peningkatan nutrisi menjadi lebih baik.

Guru gizi resmi mulai ditempatkan di sekolah pada 2007.

Pada Februari 2019, sebanyak 10.304 guru gizi atau ahli gizi ditempatkan di 10.513 sekolah yang memiliki fasilitas layanan makanan sekolah

Di antara mereka, sejumlah 5.281 adalah guru gizi ditempatkan di 29 sekolah nasional, 5.094 di sekolah umum dan 148 di sekolah swasta yang memiliki layanan makanan yang dioperasikan sendiri, dan 10 di sekolah lain yang memiliki layanan makanan yang dikelola sebagian kontrak.

Pendidikan gizi diberikan dalam berbagai bentuk, seperti pendidikan di tempat selama jam layanan makanan, pendidikan menggunakan mata pelajaran reguler dan kegiatan pengalaman kreatif.

Kemudian, ada juga pendidikan menggunakan berbagai media komunikasi seperti situs web, aplikasi seluler, buletin pendidikan tentang layanan makanan sekolah, dan penyiaran sekolah, serta pendidikan menggunakan fasilitas pendidikan diet.

Kepala sekolah juga wajib menerapkan konseling gizi kepada siswa yang memiliki masalah kesehatan, seperti berat badan rendah, pertumbuhan yang buruk, anemia, dan obesitas.

Itulah sekilas perkembangan layanan makan di sekolah-sekolah Korea Selatan yang sudah berjalan puluhan tahun lamanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi