KOMPAS.com - Ada sejumlah fenomena astronomi yang bisa Anda saksikan di sepanjang tahun 2025, seperti hujan meteor hingga fenomena full moon.
Bahkan beberapa fenomena langit yang terjadi dapat Anda saksikan hanya dengan mata telanjang tanpa menggunakan teleskop.
Meskipun sebenarnya ketika Anda menggunakan alat bantu, akan membuat penampakannya menjadi lebih baik.
Baca juga: Fenomena Astronomi Sepanjang 2025, Ada Gerhana Matahari Sebagian
Dari sekian fenomena langit yang terjadi sepanjang 2025, berikut beberapa di antaranya yang bisa dipertimbangkan untuk Anda saksikan.
1. Konjungsi Saturnus dan Venus pada 18 Januari
Pada 18 Januari, planet Venus dan Saturnus akan tampak berjarak kurang dari setengah derajat di langit, dan dapat disaksikan sekitar 30–45 menit setelah matahari terbenam.
Anda dapat melihat kedua planet yang bersinar di barat daya sekitar sepertiga dari langit. Venus akan bersinar putih cemerlang, dan Saturnus tampak sedikit lebih redup di sebelahnya.
Baca juga: Catat, 10 Januari Waktu Terbaik Melihat Planet Venus, Bagaimana Caranya?
2. Gerhana bulan total dan blood moon pada 14 Maret
Anda dapat menyaksikan bulan memerah pada dini hari tanggal 14 Maret. Blue moon terjadi saat bulan purnama, di mana matahari, Bumi, dan bulan sejajar sehingga bayangan Bumi menutupi cakram bulan.
Bagian terbaik dari fenomena langit ini adalah saat terjadi gerhana total, yang terjadi saat seluruh bulan berada di tengah kerucut bayangan Bumi.
Baca juga: Gerhana Bulan Total Super Blood Moon 2021: Jadwal dan Lokasi Melihatnya
3. Gerhana matahari sebagian pada 29 Maret
Gerhana matahari yang akan terjadi pada 29 Maret 2025 akan memperlihatkan matahari berbentuk bulan sabit.
Pastikan untuk selalu menggunakan kacamata surya atau proyektor lubang jarum untuk mengamati gerhana dengan aman, dan jangan menatap matahari secara langsung.
Baca juga: Negara Ini Akan Dilalui Gerhana Matahari dalam 3 Tahun Berturut-turut
4. Pertemuan bulan dan Merkurius pada 26 Juni
Pada tanggal 26 Juni, planet Merkurius akan lebih mudah dilihat karena muncul di sebelah bulan. Anda dapat menemukannya di sisi langit barat sekitar 20–30 menit sebelum senja benar-benar menghilang.
Merkurius akan bersinar sebagai titik cahaya redup bagi mata telanjang, hanya tiga derajat di samping bulan sabit ramping.
Baca juga: Alasan Planet Merkurius dan Venus Tidak Memiliki Bulan atau Satelit Alami
5. Pertemuan dekat Venus dan Jupiter pada 12 Agustus
Pada 12 Agustus, dua planet paling terang, Venus dan Jupiter, akan tampak sangat dekat. Konjungsi ini merupakan kesempatan langka untuk mengamati dua planet paling terang ini.
Untuk menyaksikannya, lihatlah ke timur saat fajar. Venus akan lebih terang dengan cahaya putihnya yang cemerlang, sementara Jupiter tampak sedikit lebih redup.
Baca juga: Ramai soal Bulan dan Venus Berdekatan di Langit, Fenomena Apa Itu?
6. Gerhana bulan total dan blood moon pada 7 September
Anda kembali dapat melihat fenomena blood moon saat gerhana bulan total menyelimuti Eropa, Afrika, Asia, dan Australia pada malam 7 September.
Selama fase total gerhana, sinar matahari yang bersinar melalui cincin atmosfer Bumi yang berdebu dibelokkan ke bagian spektrum merah dan dipancarkan ke permukaan bulan, sehingga bulan tampak bermandikan cahaya jingga-merah.
Baca juga: Apa Itu Gerhana Bulan Penumbra? Berikut Pengertian dan Penyebabnya
7. Bulan, Venus, dan Regulus pada 19 September
Tiga benda langit akan menghiasi langit pagi 19 September ini, di mana bulan sabit, planet Venus, dan bintang terang Regulus membentuk segitiga.
Anda dapat menemukannya di arah timur sekitar 45 menit sebelum matahari terbit. Venus akan bersinar bersama bulan dan Regulus bersinar di dekatnya dalam rona biru-putih.
Baca juga: Disebut sebagai Kembaran Bumi, Berikut 5 Fakta Menarik tentang Planet Venus
8. Cincin Saturnus menghilang pada 8 November
Cincin Saturnus yang ikonik akan menghilang pada awal November. Namun itu hanya untuk sementara waktu karena cincinnya akan tampak di tepi.
Peristiwa langka ini terjadi setiap 15 tahun saat kemiringan Saturnus sejajar dengan Bumi, menyebabkan cincin tipis (ketebalannya hanya beberapa mil) tampak hampir tak terlihat.
Baca juga: Mengapa Sebagian Planet Memiliki Cincin, Sementara yang Lain Tidak?
9. Puncak hujan meteor Geminid pada 13 hingga 14 Desember
Setiap bulan Desember, Bumi melintasi awan puing luar angkasa yang tersisa dari asteroid yang hancur, menghasilkan rentetan bintang jatuh.
Hujan meteor Geminid dapat menghasilkan 60 hingga 120 meteor per jam selama tanggal puncaknya, yaitu 13-14 Desember, dalam setahun.
Tahun ini diperkirakan akan menjadi tahun yang sangat baik untuk melihat hujan meteor Geminid, karena puncaknya akan bertepatan dengan langit yang gelap tanpa bulan.
Baca juga: Sering Digunakan untuk Mengamati Alam Semesta, Apa Itu Teleskop Hubble?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.