Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Terseret Ombak di Pantai Drini dan Jember, BMKG Beri Peringatan Gelombang Tinggi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Markus Yuwono
PENCARIAN KORBAN: Belasan tim SAR Gabungan melakukan snorkeling untuk pencarian korban hilang di Pantai Drini, Gunungkidul, DIY, Selasa (28/1/2025)
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Liburan panjang akhir Januari 2025 diwarnai dengan insiden belasan siswa terseret ombak saat liburan di pantai.

Belasan remaja menjadi korban keganasan ombak pantai di Pantai Drini, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, Selasa (28/1/2025).

Di waktu yang sama, tiga anak juga dilaporkan terseret ombak di Pantai Cemara, Jember.

Baca juga: Wisatawan dan Nelayan Harus Waspada, Ada Gelombang Tinggi 1-7 Januari 2025

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG ingatkan peringatan dini gelombang tinggi

Menanggapi kedua peristiwa ini, Direktur Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo mengungkapkan, pihaknya telah memberikan peringatan dini gelombang tinggi.

Menurutnya, informasi tinggi gelombang laut perlu menjadi perhatian para nelayan, pelabuhan, termasuk para wisatawan yang tengah berlibur di pantai.

Eko juga menegaskan bahwa peringatan dini gelombang tinggi tersebut berlaku sejak pukul 07.00 28-31 Januari 2025.

"Jika tinggi gelombang melebihi 2,5 meter wisatawan dilarang beraktivitas di area pantai. Sebaiknya di pinggiran saja (bibir pantai)," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com Selasa sore (28/1/2025).

Gelombang tinggi di Laut Jawa dan Samudera Hindia capai 2,5 meter

Berdasarkan informasi peringatan dini, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari Timur Laut - Timur dengan kecepatan angin berkisar 6-30 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.

Baca juga: Waspada Gelombang Tinggi di Pantai Saat Libur Nataru, Ini Imbauan BMKG

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Makassar bagian selatan.

Sementara, potensi tinggi gelombang di Laut Jawa dan Samudera Hindia bagian Selatan Banten hingga Yogyakarta dapat mencapai lebih dari 2.5 meter.

Wisatawan perlu lebih berhati-hati

"Di masa-masa liburan memang sudah kami peringatkan di semua kanal. Kami juga terus bekerja sama dengan semua pihak agar peringatan dini sampai kepada masyarakat," jelas Eko.

Ia juga menghimbau kepada masyarakat, disaat tinggi gelombang di atas 2.5 meter sebaiknya para wisatawan tidak menantang marabahaya dan bermain ombak di pantai.

"Saya kira petugas sudah melakukan ada rambu-rambunya juga, tapi wisatawan seringkali abai akan hal ini," pungkasnya.

Kasus di Yogyakarta dan Jember buat sejumlah wisatawan hanyut

Insiden remaja hanyut yang terjadi di Pantai Drini, Yogyakarta seluruh korban merupakan siswa SMP Negeri 7 Mojokerto, Jawa Timur.

Sekretaris Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Surisdiyanto mengatakan, ada 13 korban yang terseret ombak.

"Total 13 orang yang terseret ombak di pantai Drini," kata Suris dilansir dari Kompas.com, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: Peringatan Potensi Gelombang Tinggi hingga 6 Meter, Berikut Wilayahnya

Dari 13 korban itu, lanjut Sutris, tiga diantaranya meninggal, dua kritis, dan tujuh korban mendapatkan perawatan di RSUD Saptosari Gunungkidul. Sedangkan satu lainnya masih dilakukan pencarian oleh tim SAR.

Sementara, di Pantai Jember MF (9), warga Dusun Muneng, Desa Mayangan, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, juga tewas setelah terseret arus di Pantai Cemara.

Sebelumnya, korban bersama dua temannya sedang berlibur bersama orangtuanya di Pantai Cemara di Desa Mojosari, Kecamatan Puger. Mereka mandi di pinggir pantai hingga berenang ke tengah, lalu ketiganya terseret arus ombak.

"Warga yang ada di lokasi sudah mengingatkan korban, namun kejadiannya sangat cepat," kata KBO Satpolair Polres Jember, Aiptu Agus Riyanto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi