KOMPAS.com - Emas, permata, berlian kerap dianggap sebagai barang mewah dengan harga yang sangat mahal.
Namun, ada sebuah benda atau zat lain yang ternyata memiliki harga jauh di atas emas, berlian, dan permata.
Zat itu bernama antimateri atau antimatter yang dikenal sebagai benda paling mahal di Bumi.
Diberitakan ABC Net (19/2/2023), satu gram antimateri seharga satu kuadriliun (1.000 triliun) dollar AS atau senilai lebih dari Rp 16 kuintiliun yang memiliki 18 angka nol.
Lantas, apa itu antimateri yang menjadi benda termahal di Bumi?
Baca juga: Bagian Tubuh Ini Jadi Satu-satunya Organ yang Tidak Dilalui Darah
Apa itu zat antimateri?
Seperti namanya, antimateri atau antimatter merupakan kebalikan dari materi atau matter. Kedua jenis zat ini tercipta dalam proses Big Bang.
Materi atau matter adalah segala sesuatu yang menempati ruang. Contohnya, benda padat seperti besi dan emas, benda cair seperti minyak dan alkohol, serta gas seperti udara dan gas alam.
Dikutip dari New Scientist, istilah antimateri pertama kali digunakan fisikawan Arthus Schuster pada 1898 dalam suratnya.
Zat elektron menunjukkan keberadaan antimateri bermuatan positif yang dinamai positron dalam hasil penelitian Paul Dirac pada 1928. Sejak saat itu, penelitian terkait antimateri terus dilakukan.
Antimateri dan materi memiliki partikel yang identik dalam segala hal. Namun, dua zat ini memiliki muatan yang berlawanan.
Baca juga: Jadi Batu Paling Mahal, Begini Proses Alami Terbentuknya Berlian
Misalnya, elektron biasa memiliki massa 9,1×10^-31kg dan muatan listrik negatif -1. Versi antimaterinya, positron memiliki massa yang sama tetapi muatan listriknya positif +1.
Perbedaan muatan listrik di antara materi dan antimateri menyebabkan zat ini sangat eksplosif, serta paling mudah meledak di Bumi.
Sedikit materi bersentuhan dengan antimateri, kedua zat akan saling memusnahkan, melepaskan semua energi yang tersimpan di dalamnya, dan hilang sepenuhnya.
Meski antimateri itu kebalikan dari materi, beberapa partikel tidak memilikinya. Sebagai contoh, foton dan boson Higgs yang sering menjadi antipartikel sendiri.
Peneliti Michael Doser kini menjadi pekerja satu-satunya di pabrik pembuatan antimateri.
Dia menggambarkan reaksi ini sebagai proses paling dahsyat yang dapat dibayangkan karena seluruh massa objek menghilang dan berubah menjadi energi.
Baca juga: Studi Temukan Zat Besi di Gigi Komodo, Mirip Dinosaurus T-rex
Alasan antimateri yang mahal
Dilansir dari Live Science, para peneliti telah menciptakan partikel antimateri menggunakan tumbukan berkecepatan sangat tinggi pada akselerator partikel besar, seperti Large Hadron Collider.
Pembuatan antimateri dilakukan di luar Jenewa, Swiss dan dioperasikan oleh Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN).
Percobaan CERN salah satunya menghasilkan antihidrogen dari unsur hidrogen. Antimateri paling kompleks yang diproduksi hingga kini adalah antihelium, padanan helium.
Ada pula antimateri yang diproduksi secara alami dan dibuat secara sporadis di seluruh alam semesta.
Untuk menciptakan antimateri, para peneliti hanya perlu menciptakan materi. Cara ini tidak sederhana dan biayanya sangat mahal.
Baca juga: 10 Mata Uang Kripto Paling Mahal di Dunia 2024 versi Forbes
Satu dari setiap juta tabrakan akan menciptakan pasangan materi dan antimateri, proton-antiproton.
Dalam proses ini, energi dari zat-zat tersebut terkonsentrasi pada satu titik, sehingga menciptakan massa materi.
Ketika banyak energi terkonsentrasi dan berubah menjadi massa materi, antimateri pun ikut tercipta.
Proses pembuatan antimateri seperti ini menjadikannya zat termahal di dunia. Seperseratus nanogram antimateri dinilai seharga satu kilogram emas.
Meski harganya mahal dan proses pembuatannya sulit, antimateri diterapkan dalam peralatan pencitraan medis yang disebut pemindai PET.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.