KOMPAS.com - Lini masa media sosial TikTok belakangan ini diwarnai dengan iklan berisi potongan drama China.
Iklan drama China itu biasanya mengisahkan tentang konflik keluarga maupun percintaan konglomerat dan orang sederhana yang dipandang sebelah mata.
Potongan drama tersebut disajikan secara singkat dan penonton harus membayar untuk melihat versi lengkapnya.
Meski begitu, iklan drama China yang tersebar di FYP (For You Page) TikTok ini tak sedikit menarik perhatian warganet, baik laki-laki maupun perempuan.
"Semingguan yang lalu ngatain ade gw betah amat nonton iklan drama yg aktingnya cringe, sekarang gw malah ketularan plss," tulis seorang warganet di X pada Rabu (22/1/2025).
"Pliss aku dari subuh sampe pagi beberapa kali sampe stress nyari sambungnya darama receh cringe ginian..," tulis pengguna lainnya.
"Seru sih walaupun ceritanya selalu ceweknya anak konglomerat atau suaminya ternyata konglomerat," ujar seorang pengguna, menanggapi.
Lantas, mengapa menonton iklan drama China bisa membuat kecanduan?
Baca juga: Viral, Video Cuplikan Sinetron Nike Ardilla Jadi Guru SMA, Warganet: Lebih Tua Muridnya!
Sosiolog: karena memenuhi ekspektasi harapan
Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono, mengatakan menonton drama adalah bagian dari konsumsi hiburan yang tujuannya bukan untuk mendapatkan nilai guna, tapi makna.
"Yang dikonsumsi bukan barang atau nilai gunanya, tapi nilai simbolnya, nilai makna yang bisa muncul di dalam pikiran dan hati orang, impresifnya," ujar dia saat diminta pandangan Kompas.com, Rabu.
Semakin dekat makna itu dengan kehidupan sehari-hari, maka akan kian mudah diterima oleh masyarakat dan inilah yang terjadi di Indonesia.
Sebab, kesenjangan sosial yang ada pada drama juga mudah ditemui di lingkungan masyarakat Indonesia.
"Antara kaya dan miskin itu ada, jadi jarak realitas dan hiperealitas itu dekat," ucapnya.
Selain itu, menurut Drajat, iklan drama pendek semakin menarik karena bisa mengekspresikan harapan masyarakat.
"Itu menjadi semacam ekspresi dari harapan. Masyarakat itu punya harapan pada yang kaya lebih sopan, baik, terbuka dan menolong orang-orang miskin. Yang miskin lebih aktif berusaha dan lebih berani," paparnya.
Hal itu juga yang membuat iklan drama China di TikTok tetap disukai meski sebagian penonton sudah tahu jalan ceritanya.
"Itu mudah ditebak karena masyarakat sudah punya ekspektasi harapan yang akan dipenuhi secara hiperalitas, tapi tidak bisa dipenuhi secara realitas," jelas Drajat.
Baca juga: 30 Remaja Korea Utara Dihukum Mati dan Penjara karena Menonton Drakor
Alasan psikologis
Psikolog klinis dari Unika Soegijapranata Semarang, Christin Wibhowo, menjelaskan ada beberapa alasan yang membuat seseorang kecanduan nonton iklan drama China.
Pertama, pengemasannya yang pendek cocok dengan kebutuhan masyarakat sekarang yang serba instan. Selain itu, terdapat kesenjangan yang kentara antartokoh yang mudah menggugah empati penonton.
"Video China itu kan kesenjangannya kelihatan, kaya, miskin, jelek, cantik. Orang Indonesia mudah bersimpati atau berempati dengan hal seperti ini," ujarnya, saat dimintai tanggapan oleh Kompas.com, Selasa (28/1/2025).
Terpisah, psikolog dari Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo, menjelaskan kecanduan akan sesuatu adalah salah satu efek psikologis yang dipicu oleh rasa penasaran.
"Dalam psikologi kita mengenal istilah dependent dan ketagihan. Efek ini merupakan daya tarik bagi produser untuk menjual produknya. Awalnya dijejali dengan cuplikan pendek, yang membuat kita penonton akhirnya penasaran," paparnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Rasa penasaran itu semakin tergugah, karena kisah yang diangkat terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, menurutnya, kecanduan menonton iklan drama China juga disebabkan oleh manajemen waktu yang kurang baik.
"Kurang mampu bagi waktu, otak berada pada fase santai sehingga mengikuti keinginan sesaat, sekedar merasa senang. Senang sesaat ini merupakan pintu awal kecanduan yang bakal menjadi sebuah habit (kebiasaan) baru," terang dia.
Baca juga: Bocah 4 Tahun Lompat dari Lantai 26 Pakai Payung Setelah Menonton Kartun Tom and Jerry
Manfaat psikologis
Menurut Christin, iklan drama di TikTok bisa membantu menjaga kesehatan mental seseorang yang memang hobi menonton.
"Hobi itu seperti charge handphone, kalau tidak di-charge, akan mati. Manusia tidak punya hobi, akan lemas energinya. Mudah patah semangat dan sedih," ujarnya.
Namun, menurutnya, menonton drama belum bisa menjadi terapi dalam psikologis karena diperlukan banyak penelitian, uji validitas, dan reabilitas.
Sementara itu, Ratna menambahkan, menonton iklan drama China bisa membantu menurunkan stres asal tidak berlebihan.
"Sebab, otak kita yang terforsir kerja dan aktivitas monoton memerlukan ruang relaksasi," ungkapnya.
Melalui drama, seseorang juga bisa lebih mengenal emosi melalui karakter yang dimainkan para tokoh.
"Saat kita memiliki rekan seperti itu, kita bisa mengelola emosi kita sendiri sebelum merespons emosi mereka," kata Ratna.
Namun, ia mengingatkan lagi bahwa aktivitas menonton drama ini tidak boleh dilakukan secara berlebihan karena bisa menimbulkan beberapa dampak negatif, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Ragam wujud kerugian yang bisa ditimbulkan jika masyarakat sampai nonton drama secara berlebihan, termasuk terkurasnya waktu produktif, gangguan tidur, justru berisiko mengalami stres dan kecemasan, menghadapi isolasi sosial, kerugian finansial, dan lain sebagainya.
Baca juga: Alami Depresi Usai Menonton Film Avatar, Apa Penyebabnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.