KOMPAS.com - Dalam situasi ekonomi sulit, orang-orang biasanya mengurangi pengeluaran untuk barang-barang mewah.
Namun, menariknya, ada satu fenomena unik yang justru menunjukkan pola konsumsi yang berbeda.
Dalam hal ini, masyarakat memilih untuk tetap membeli barang-barang kecil yang dianggap sebagai bentuk "kemewahan terjangkau" meski kondisi ekonomi sedang lesu.
Fenomena itu dinamai lipstick effect atau efek lisptik.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Vietnam Tembus 7,09 Persen pada 2024
Apa itu lipstick effect?
Dilansir dari Investopedia, Rabu (13/11/2024), lipstick effect adalah fenomena ekonomi yang menunjukkan konsumen cenderung membeli barang-barang mewah kecil dan terjangkau, seperti lipstik, selama masa kesulitan ekonomi, resesi, atau ketika mereka mengalami tekanan keuangan pribadi.
Alih-alih mengeluarkan uang untuk barang-barang mahal seperti mobil, liburan, atau pakaian mewah, orang memilih untuk membeli barang-barang kecil yang memberikan kenyamanan atau meningkatkan moral tanpa menguras kantong.
Fenomena ini dinamakan efek lipstik karena lipstik sering dijadikan contoh barang kecil yang relatif murah namun tetap memberikan perasaan mewah atau kepuasan tersendiri.
Perusahaan yang menjual produk-produk semacam ini pun diyakini cenderung lebih tahan terhadap dampak resesi ekonomi.
Baca juga: Beda Penjelasan BI dan Pengamat Ekonomi soal PPN 12 Persen Bisa Picu Inflasi
Awal mula dikemukakan
Fenomena lipstick effect pertama kali dikemukakan oleh Leonard Lauder pada 2001.
Ia adalah pimpinan Estee Lauder, yakni perusahaan kosmetik multinasional yang memproduksi dan memasarkan produk perawatan kulit, tata rias, wewangian, dan perawatan rambut.
Pada saat itu, setelah terjadinya tragedi 9/11 di AS, Leonard Lauder justru melihat peningkatan tajam dalam penjualan lipstik.
Ia kemudian sampai pada kesimpulan bahwa produk seperti lipstik adalah pengukur ekonomi yang baik. Pada saat terjadi kemerosotan ekonomi, pembelian barang mewah yang lebih kecil akan mengalami peningkatan.
Sebagian masyarakat masih ingin memanjakan diri mereka sendiri, tetapi uang terlalu terbatas untuk berbelanja barang-barang yang lebih besar dalam hidup.
Fenomena lipstick effect pada gilirannya dipahami bukan hanya terbatas pada kosmetik, tetapi juga mencerminkan bagaimana konsumen mencari cara untuk tetap merasa bahagia dan percaya diri dengan membeli sesuatu yang dapat meningkatkan suasana hati mereka tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Menurut Profesor Pemasaran Kewirausahaan dan Perilaku Konsumen di Regent's University London, Zubin Sethna, efek lipstik muncul ketika konsumen yang kekurangan uang ingin memanjakan diri dengan sesuatu yang membuat mereka melupakan masalah keuangan. Barang yang dipilih mulanya adalah lipstik.
Konsultan Perilaku Konsumen di Inggris, Philip Graves, menyampaikan sebagian orang cenderung ingin memuaskan hasrat psikologis mereka meski pada masa-masa sulit.
"Jadi mereka akan mencari cara untuk membelanjakan uang yang membuat diri merasa senang," ucap Graves kepada Independent pada Sabtu (24/2/2024).
Analis gaya hidup konsumen senior di Mintel Group di London Inggris, Francesca Smith, menyebut selama masa ekonomi sulit, sebagian konsumen memang mungkin saja mencari atau membeli produk yang dapat memberikan mereka cita rasa kemewahan tanpa menguras kantong.
Menurut para ekonom, memilih untuk menerapkan gaya hidup seperti minuman kopi premium, jajanan kekinian, dan produk self-care dengan harga relatif murah termasuk wujud fenomena efek lipstik.
Sebab, barang-barang tersebut dianggap sebagai bentuk hiburan sederhana yang tidak membebani anggaran besar.
Baca juga: Deretan Bantuan Stimulus Ekonomi, Ringankan Dampak Kenaikan PPN 12 Persen
"Tidak hanya membeli lipstik, ada beberapa barang atau kegiatan yang termasuk dalam efek lipstik. Misalnya, beli coklat, karena coklat adalah makanan yang harganya terjangkau untuk memanjakan diri, memberikan semangat instan atau suasana hati. Makan makanan enak di restoran cepat saji dan menonton film di bioskop juga termasuk," jelas Francesca Smith.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.