Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelirumologi Heboh Pagar Laut

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Nelayan membongkar pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (18/1/2025). Sebanyak 600 personel TNI AL dan para nelayan Tanjung Pasir membongkar pagar laut tanpa izin dengan target penyelesaian selama 10 hari dengan jarak sepanjang 30,16 km. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU
Penulis: Jaya Suprana
|
Editor: Sandro Gatra

MEDIA sosial maupun asosial gonjang-ganjing akibat tersebar berita heboh bahwa di pantai utara pulau jawa mendadak tumbuh subur pagar-pagar terbuat dari bambu tanpa kejelasan tentang siapa yang mendirikannya serta untuk apa pagar laut tersebut dibangun.

Singkat kata, pagar laut mendadak eksis serta dihebohkan oleh rakyat maupun pemerintah.

Seperti biasa, tidak ada pihak yang bersedia mengakui diri bersalah, maka terjadilah kemelut tuding-menuding antarpara menteri yang dianggap bertanggung jawab atas pagar laut serba misterius tersebut.

Juga terjadi estafet lempar tanggung jawab dari menteri masa kini ke menteri masa lalu di samping ke wakil menteri lalu ke dirjen lanjut ke direktur sampai ke wali kota sebelum ke camat lalu lurah.

Berbagai tafsir bermunculan tentang dugaan siapa sebenarnya yang membangun pagar laut di pantai utara pulau Jawa tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebab lokasi berada di pantai utara, maka dugaan yang membangun pagar laut adalah Nyi Loro Kidul dianggap absurd sehingga langsung gugur.

Masyarakat Sunda menduga pembangun pagar laut adalah Sangkuriang terkena kutukan Dayang Sumbi akibat gagal merampungkan pagar laut ke seluruh pantai utara Pulau Jawa sebelum ayam jago berkokok yang secara curang dibangunkan oleh Dayang Sumbi.

Masyarakat Jawa Tengah meyakini Bandung Bondowoso sebagai pembangun pagar laut setelah membangun Candi Sewu atas permintaan Roro Jonggrang demi menolak lamaran Bandung Bondowoso.

Lain padang lain belalang, maka masyaralat Jawa Timur menduga bahwa pembangunan pagar laut diprakarsai oleh Gajah Mada demi mencegah armada laut China kembali menyerbu masuk lewat pantai utara Jawa Timur, meski kemudian terbukti mubazir sebab Kublai khan duluan mati, sementara para pewarisnya tidak berambisi menguasai Majapahit akibat sudah kehabisan energi menyelenggarakan perang saudara memperebutkan tahta singgasana kekuasaan China.

Sementara para penggemar wayang terutama Ramayana berkeyakinan bahwa yang membangun pagar laut di pantai utara Jawa tak lain tak bukan adalah Hanuman didukung laskar Wanara setelah terbukti sukses membangun tambak dari India ke Alengka yang kini disebut sebagai Srilanka.

Meski bisa sengit diperdebatkan mengenai untuk apa pagar laut dibangun di pesisir utara pulau Jawa di mana Rahwana tidak pernah bermukim apalagi berkuasa.

Sebagai pendiri Pusat Studi Kelirumologi secara subyektif, saya berkeyakinan bahwa kekeliruan utama heboh pagar laut pantai utara Jawa terletak pada upaya mencari “siapa” yang keliru ketimbang upaya mencari “apa” yang keliru demi mencari solusi terhadap suatu kekeliruan yang sudah terlanjir dibuat.

Berdasar kearifan kelirumologis dapat disepakati bahwa sibuk mencari siapa yang membuat nasi sudah terlanjur menjadi bubur memang jelas lebih mubazir-manfaat ketimbang ikhtiar mencari cara membuat sang bubur menjadi lebih lezat ketimbang nasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi