KOMPAS.com - Istilah brain rot atau pembusukan otak dinobatkan sebagai Word of the Year 2024 versi Oxford.
Brain rot merujuk pada kondisi yang mencerminkan kekhawatiran tentang dampak budaya digital modern terhadap kesehatan kognitif seseorang.
Saat ini, brain rot telah menjadi istilah singkat untuk menggambarkan dampak negatif konten digital di media sosial.
Penggunaan internet dan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi daya ingat, perhatian, fokus, pemikiran kritis, dan hubungan antarmanusia.
Jika berlangsung secara terus menerus dan dalam jangka waktu lama, hal ini bisa mengakibatkan pembusukan otak.
Baca juga: Apa Itu Brain Rot dan Dampaknya pada Kesehatan Mental?
Tanda-tanda otak mengalami pembusukan
Dilansir dari Oxford University Press, Senin (2/12/2024), pembusukan otak didefinisikan sebagai kemerosotan yang diduga terjadi pada kondisi mental atau intelektual seseorang.
Kemerosotan ini merupakan akibat dari konsumsi berlebihan terhadap materi atau konten daring yang dianggap "receh" atau tidak menantang.
- Kesulitan berkonsentrasi
- Isolasi sosial, yakni menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar daripada berinteraksi secara langsung
- Kabut otak
- Merasa kewalahan oleh stres harian
- Masalah tidur, seperti kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur
- Sifat lekas marah
- Kecemasan
- Suasana hati buruk.
Baca juga: Serba-serbi Cara Warga Pulih dari Gejala Brain Rot
Kebiasaan yang bisa mencegah brain rot
Berikut beberapa kebiasaan yang bisa mencegah terjadinya brain rot:
1. Tetapkan batas waktu media sosialDikutip dari Health (6/1/2025), platform media sosial memang dirancang untuk menarik perhatian penggunanya. Meskipun berselancar di media sosial dapat menghibur, menonton dalam waktu lama sering kali menghilangkan produktivitas seseorang.
Penelitian menunjukkan, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi, serta mengurangi produktivitas.
Menetapkan batasan waktu penggunaan media sosial dapat membantu melindungi kesehatan kognitif, sehingga meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental.
2. Berlatih konsentrasiKonsentrasi berarti menyadari sepenuhnya pikiran dan perasaan saat ini. Latihan konsentrasi secara teratur dapat membantu melatih kembali otak untuk fokus, menghentikan kebiasaan scroll media sosial atau konten "receh" lainnya.
Baca juga: Kecanduan Scrolling Medsos, Gejala Brain Rot yang Kian Nyata
3. Berolahraga secara teraturAktivitas fisik yang teratur tidak hanya baik untuk tubuh, tetapi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan otak.
Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, menyalurkan oksigen dan nutrisi penting, sekaligus meningkatkan kemampuan otak dalam berpikir.
Olahraga juga membantu mengurangi kadar kortisol, hormon stres yang dapat terakumulasi akibat konsumsi media digital yang berlebihan dan menyebabkan kelelahan mental.
Membaca buku memerlukan perhatian penuh dan melibatkan otak dalam aktivitas kognitif. Kegiatan ini merupakan salah satu cara paling efektif untuk mendukung kesehatan otak.
Penelitian menunjukkan, orang yang membaca selama 30 menit sehari lebih kecil kemungkinannya mengalami penurunan kognitif.
Baca juga: Mengenal Brain Rot, Dampak Kecanduan Konten Receh di Medsos
5. Hindari melakukan hal yang bersifat multitaskingMultitasking atau melakukan banyak tugas sekaligus dapat lebih berbahaya daripada mendapatkan manfaat.
Saat mengerjakan banyak tugas, otak akan beralih dengan cepat di antara tugas-tugas tersebut. Hal ini justru akan membebani memori kerja dan mengurangi kemampuan untuk fokus.
Penelitian menunjukkan, mengerjakan banyak tugas dalam waktu lama akan mengurangi memori kerja dan fungsi eksekutif, sehingga berdampak negatif di dunia kerja maupun sekolah.
Daripada mengerjakan banyak tugas sekaligus, fokuslah pada satu tugas dalam satu waktu.
Baca juga: Studi Ungkap Covid-19 Meninggalkan Bekas pada Otak Orang Dewasa Muda
6. Jalin hubungan sosial secara langsung
Hubungan dan interaksi sosial merupakan hal mendasar bagi kesehatan mental dan emosional.
Komunikasi dan hubungan tatap muka menumbuhkan ikatan yang lebih dalam. Ikatan sosial yang kuat dapat meningkatkan daya ingat dan melindungi dari penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia.
Meskipun koneksi daring dapat memberikan nilai tambah dan membantu terhubung dengan banyak orang-orang secara jarak jauh, bersosialisasi dengan teman dan keluarga secara langsung adalah hal yang penting.
7. Lakukan detoks digitalDetoks digital dapat dilakukan dengan melepas dari ketergantungan perangkat elektronik dalam waktu yang cukup lama.
Cara ini dapat menyegarkan dan mengisi ulang tenaga. Penelitian menunjukkan, detoks digital meningkatkan fokus, suasana hati, dan kualitas tidur.
Baca juga: 4 Fakta Penting Brain Rot, Akibat Terlalu Banyak Nonton Konten Receh
8. Pelajari keterampilan baruMempelajari keterampilan baru adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga otak tetap aktif, baik dengan alat musik maupun hobi yang paling digemari. Hal ini dapat membantu meningkatkan daya ingat dan pemecahan masalah, serta melindungi dari penurunan kognitif.
Penelitian menunjukkan, orang dewasa yang mempelajari keterampilan baru dapat meningkatkan daya ingat dan fungsi kognitif.
Rasa puas karena menguasai sesuatu yang baru juga dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kesehatan fisik maupun mental.
Menghabiskan waktu di luar ruangan adalah salah satu cara paling sederhana untuk mengurangi efek stimulasi digital yang berlebihan, mencegah kerusakan otak, dan meningkatkan kinerja kognitif.
Penelitian menemukan, paparan alam menurunkan tingkat stres, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan fokus, serta me-refresh otak.
10. Terlibat dalam hobi kreatifHobi kreatif seperti membuat kerajinan tangan, menggambar, merajut, menulis, atau memainkan alat musik dapat membuat otak tetap aktif, serta menumbuhkan keterampilan memecahkan masalah.
Kegiatan langsung ini memberikan alternatif yang sehat daripada konsumsi konten digital. Penelitian menunjukkan, menekuni hobi kreatif meningkatkan pemikiran divergen (kemampuan menghasilkan ide) dan memori.
Baca juga: Studi Ungkap Ingatan Tak Hanya Tersimpan di Sel Otak, Lantas di Mana Saja?
11. Tidur yang cukupTidur sangat penting untuk kesehatan otak. Saat kondisi tidur, tubuh memperbaiki dirinya sendiri, memperkuat ingatan, dan membersihkan racun dari otak.
Banyak orang mengorbankan waktu tidur untuk berselancar di media sosial atau menonton drama favorit secara maraton.
Seiring waktu, hal ini memengaruhi fungsi kognitif, yang menyebabkan masalah dengan fokus dan ingatan, serta meningkatkan risiko kondisi neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer (AD).
12. Makan Makanan SeimbangMengonsumsi makanan bergizi dan seimbang dapat menyehatkan tubuh dan otak.
Sebaliknya, makan makanan olahan atau berkadar gula tinggi yang rendah nutrisi dapat menurunkan kinerja kognitif.
Konsumsilah makanan yang kaya antioksidan, zat besi, vitamin esensial, dan asam lemak omega-3, seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah beri, untuk melindungi dari penurunan kognitif.
Penelitian menemukan, orang yang rutin mengonsumsi makanan olahan atau tinggi gula memiliki risiko lebih tinggi mengalami penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.
Baca juga: 4 Cara Ampuh Mengatasi Brain Rot, Salah Satunya Detoks Digital
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.