KETIKA pertama kali berkunjung ke Mesir, saya menelusuri Sungai Nil demi mencari kuda nil. Pencarian saya gagal karena di Mesir masa kini sudah tidak ada lagi kuda nil.
Kini kuda nil berkeliaran di kawasan rawa-rawa Sudan Selatan dan Sub Sahara termasuk Afrika Selatan. Maka sebenarnya nama kuda sungai atau kuda rawa lebih tepat dan benar ketimbang kuda nil.
Akibat memang tidak ada di Nusantara, maka secara etimologis nama kuda nil berasal dari bahasa Belanda: nijl paard yang memperkenalkan kuda-nil kepada warga Indonesia yang pada masa kolonial disebut sebagai Hindia-Belanda.
Kuda nil merupakan serapan dari Bahasa Belanda, nijlpaard, yang merupakan gabungan dari kata Nijl yang berarti "sungai Nil" dan kata paard yang berarti "kuda".
Nama kuda nil dalam bahasa Latin adalah hippopotamus, yang berasal dari bahasa Yunani: hippopótamos, yang merupakan gabungan kata dari íppos "kuda" dan potamós "sungai", sehingga secara harfiah berarti "kuda sungai".
Jelas bahwa kuda sungai sebagai mamalia beda dari kuda laut yang sama sekali bukan mamalia serta jauh lebih mungil ukurannya.
Dengan tubuh besar-tambun lebih mirip gajah dan badak, namun penampilan kuda nil terkesan lebih imut-imut dan menggemaskan meski bukan berarti tidak berbahaya untuk didekati.
Dengan mulut yang bisa terbuka lebar dan gigi yang luar biasa tajam serta kulit tebal berlapis, kuda nil mampu mengalahkan singa dan harimau apabila merasa terancam dimangsa.
Kuda nil kerdil (Choeropsis liberiensis atau Hexaprotodon liberiensis) adalah hewan sejenis kuda nil yang berhabitat di rawa-rawa dan belantara Afrika Barat utamanya di Liberia.
Populasi kecil kuda nil kerdil juga terdapat di Sierra Leone, Guinea, hingga Pantai Gading.
Kuda nil kerdil termasuk hewan soliter dan kerap beraktivitas di malam hari. Oleh karenanya, mereka digolongkan sebagai hewan nokturnal.
Kuda nil kerdil merupakan satu di antara dua spesies dari famili Hippopotamidae, yang lainnya adalah kuda nil, yang ukuran tubuhnya jauh lebih besar daripadanya.
Sama seperti saudaranya, kuda nil kerdil termasuk hewan semi-akuatik, dan tergantung pada air untuk menjaga kelembaban kulitnya.
Kuda nil kerdil dapat kawin atau melahirkan, baik di darat maupun di dalam air. Kuda nil kerdil termasuk herbivora.
Karena jumlahnya menurun, kuda nil kerdil termasuk hewan yang dilindungi di Liberia.
Secara taksonomis kuda nil yang kerdil maupun tidak kerdil tergolong pada kerajaan Animaiia, filum Chordata, kelas Mamalia, ordo Artiodactyla, keluarga Hippopotamidae, genus Choeopsis.
Menarik adalah sebagai mamalia, kuda nil pada lazimnya herbivora, namun bukan berarti tidak makan ikan serta katak maupun bangkai atau sesama jenis alias kanibalis.
Bahkan sempat terberitakan seorang insan manusia yang merawat seekor kuda nil telah dimakan oleh satwa peliharaan kesayangan dirinya itu.
Tatkala melakukan safari malam di kawasan Kruger Park di Timur Johannesburg, saya dan ibu Ayla sempat melihat sesosok bangkai kuda-nil sudah membusuk sedang disantap oleh sesama kuda nil yang sedang kelaparan sebab tidak ada makanan lain tersisa untuk dimakan. Memang perilaku satwa sulit diduga apalagi digeneralisir oleh manusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.