Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Awan Mendung Bisa Terlihat Terang Saat Malam?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram
Tangkapan layar video menampilkan awan mendung yang tampak terang pada malam hari.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan awan mendung tampak terang saat malam hari, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun Instagram @anak****** pada Selasa (25/2/2025).

Dalam video tersebut, terlihat awan mendung berwarna putih yang menutupi langit di atas sebuah kota.

Meski terjadi pada malam hari, awan-awan mendung tersebut terlihat dengan jelas.

Pengunggah menyebutkan, awan tetap terlihat meski bukan karena bulan atau bintang, melainkan polusi cahaya dan fenomena hamburan cahaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa awan mendung bisa terlihat terang saat malam hari?

Baca juga: Viral, Video Pengantin Lempar CD ke Atap untuk Redakan Hujan Saat Hajatan, Ini Kata BMKG dan Sosiolog

Penjelasan BMKG

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Direktorat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani mengonfirmasi, awan mendung bisa terang pada malam hari.

Menurutnya, awan bisa terlihat terang dikarenakan berbagai faktor, salah satunya cahaya Bulan dan bintang yang bersinar ke arah permukaan Bumi.

Tak hanya itu, awan yang mendung bisa terlihat terang pada malam hari karena adanya kilatan petir di dalamnya.

Ia menjelaskan, awan bisa mengandung listrik ketika partikel es kecil maupun air saling bertabrakan. Ketika daya listrik cukup, akan muncul kilatan petir.

“(Juga karena) pantulan cahaya dari permukaan Bumi seperti kota,” kata Ida kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2025).

Baca juga: Alat Pantau Gempa dan Peringatan Dini Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Bahayakan Warga di Sesar Walanae

Apabila cahaya dari permukaan Bumi semakin besar, awan mendung semakin terlihat terang.

Namun, tidak semua awan mendung menghasilkan hujan, tergantung jenis dan kondisi atmosfer yang menyertainya.

Ida mengungkapkan, awan mendung pada video yang beredar, termasuk kategori awan rendah yang berada di ketinggian kurang dari 2.000 meter.

Awan yang termasuk dalam kategori tersebut adalah Stratus, Stratocumulus, dan Nimbostratus.

Jika mendung disertai hujan deras, petir, dan angin kencang, awan tersebut kemungkinan adalah Cumulonimbus.

“Puncaknya bisa mencapai 10-15 kilometer ke atmosfer,” ujar Ida.

Kondisi atmosfer yang menyebabkan hujan bisa berupa perbedaan panas di lapisan udara dan permukaan tanah.

Hujan juga terjadi dikarenakan adanya ketidakstabilan atmosfer atau terdapat berbagai fenomena atmosfer.

Baca juga: Salju di Puncak Jayawijaya Diprediksi Hilang pada 2026, BMKG Ungkap Kerugiannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi