KOMPAS.com - Sebuah unggahan berisi informasi mengenai adanya tes pendengaran yang disebut bisa menentukan usia pendengaran seseorang beredar di media sosial Instagram pada Jumat (7/3/2025).
Dalam video berdurasi sekitar 60 detik itu, terlihat adanya papan dengan skala tertentu yang menunjukkan besaran frekuensi dari 2 kHz sampai 20 kHz.
"Berapa umur pendengaran lo? Ayo main! Pause video ini saat lo udah gak denger suara apapun dari video ini. Akan ada angka yang menunjukkan umur pendengaran lo," bunyi suara dalam video yang diunggah oleh pengguna akun Instagram @sh******.
Beberapa warganet pun menuliskan komentar di kolom yang tersedia terkait besaran angka yang mereka kira sudah tidak mendengar suara apa pun.
"Gue 29, umur gue 40," tulis akun pemilik Instagram @ro******* di kolom komentar.
"20, saya usia 30," tulis pengelola akun @ap*******.
Hingga Senin (10/3/2025), video itu sudah ditonton sebanyak lebih dari 5,3 juta kali dan sudah dikomentari sebanyak lebih dari 76.300 kali oleh pengguna Instagram lainnya.
Baca juga: Pakai Headset Bisa Ganggu Pendengaran, Kenali Batas Waktu dan Volume yang Aman
Lalu, apakah betul tes suara itu bisa menguji kemampuan pendengaran seseorang berdasarkan usianya?
Bukan tes pendengaran yang valid
Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala Leher (THT-BKL) atau otolaringologi di Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga, Rosa Falerina, menegaskan bahwa video tersebut bukan tes pendengaran yang valid.
"Menurut kami, dokter spesialis THT-BKL, video tes pendengaran di media sosial itu tidak valid," ujar Rosa saat dimintai tanggapan Kompas.com pada Senin (10/3/2025).
Ia menjelaskan, pemeriksaan fungsi pendengaran pada bayi, anak, orang dewasa, dan lansia berbeda-beda cara dan alat yang digunakannya.
Selain itu, persyaratan pemeriksaan fungsi pendengaran untuk mendapatkan hasil yang valid juga harus didasarkan pada berbagai aspek.
"Aspek yang menjadi penentu hasil valid, seperti alat yang terkalibrasi, ruangan pemeriksaan yang bebas bising, operator alat yang terlatih, liang telinga pasien yang bebas dari tumpukan minyak telinga atau cairan infeksi, dan pemahaman pasien," lanjut dia.
Baca juga: Waspada Gangguan Pendengaran, Kenali Tanda-tanda dan Pencegahannya
Metode tes pendengaran yang dianjurkan
Rosa menambahkan, tes untuk menguji kemampuan pendengaran seseorang berbeda sesuai tingkatan usia pasien.
Berikut rinciannya:
- Behavioral Observation Audiometry (BOA) untuk melihat respons bayi atau anak terhadap suara
- Menggunakan alat Otoacoustic Emission (OAE) untuk menilai fungsi rumah siput
- Menggunakan alat Auditory Brainstem Response (ABR) untuk menilai fungsi saraf pendengaran sampai batang otak.
"Sementara untuk anak usia 5 tahun atau yang sudah paham perintah, dapat menggunakan play audiometri," ujar Rosa.
Pada dewasa dan lansiaBeberapa tes untuk menguji kemampuan pendengaran pada pasien orang dewasa dan lansia, yakni:
- Tes bisik modufikasi
- Tes garputala
- Audiometri nada murni
- Speech audiometri
- Timpanometri
Baca juga: Apakah Naik Pesawat Bisa Menyebabkan Gangguan Pendengaran? Ini Penjelasan Dokter THT
Seberapa sering perlu tes pendengaran?
Terkait kebutuhan akan tes pendengaran, Rosa menyarankan siapa saja untuk melakukan tes pendengaran jika ada keluhan atau punya kebiasaan mendengar musik yang keras.
"Pemeriksaan berkala dianjurkan setahun sekali, terutama pada orang dewasa yang mempunyai kebiasaan mendengarkan musik melalui headset atau bagi pekerja yang terpapar bising sehari-hari," kata Rosa.
Menurut dia, lansia yang memiliki penyakit komorbid hipertensi, diabetes melitus, atau mengonsumsi obat-obatan yang bisa menurunkan fungsi pendengaran juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksan berkala.
Agar kemampuan pendengaran terjaga, Rosa pun memberikan beberapa kiat yang baik dilakukan oleh siapa saja. Tujuannya, agar kemampuan pendengaran tidak cepat menurun seiring bertambahnya usia.
Beberapa tips menjaga kesehatan pendengaran yang dimaksud termasuk:
- Bijak mendengarkan musik menggunakan headset dengan aturan sehari maksimal 60 menit, maksimal volume 60
- Bila bekerja di tempat dengan paparan bising menggunakan alat pelindung telinga seperti earplug, headphone, earmuff
- Minum obat teratur sesuai anjuran dokter bila ada penyakit hipertensi, dibetes mellitus, atau penyakit lainnya
- Rajin kontrol ke dokter THT terdekat untuk pembersihan minyak telinga yang berlebih, hindari mengorek-orek sendiri di rumah.
Baca juga: 6 Gejala Vertigo, dari Pusing hingga Kehilangan Pendengaran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.