KOMPAS.com - Pemerintah Brazil menebang pohon hutan Amazon demi membangun jalan raya untuk pertemuan konferensi iklim COP30 bertema deforestasi pada 10-21 November 2025.
Diberitakan BBC, Rabu (12/3/2025), puluhan ribu hektar pohon hutan Amazon dipotong dengan dalih memperlancar lalu lintas ke Kota Belem, Brasil melalui empat jalur jalan baru.
Pemerintah setempat menggambarkan proyek ini sebagai “tindakan berkelanjutan”. Namun, kelompok iklim mengecam keputusan memangkas lahan hutan hujan yang penting.
Penebangan hutan menghasilkan tumpukan kayu gelondongan di sepanjang jalan sepanjang 13 km. Warga juga mengaku kehidupan mereka hancur akibat pembangunan jalan.
Hutan Amazon berperan menyerap karbon dan menjadi rumah aneka ragam hayati. Tindakan penggundulan hutan dinilai menentang tujuan konferensi iklim yang akan digelar di Brasil.
Baca juga: Tumbuhan dan Hutan Hampir Tak Menyerap Karbon Dioksida Tahun Lalu, Pertanda Apa?
Hutan Amazon ditebang demi konferensi iklim
Pemerintah Federal Brasil akan menggelar konferensi iklim COP30 pada 10-21 November 2025 di Kota Belem dengan tema utama "Uniting for Our Forests" atau "Bersatu untuk Hutan Kita".
Namun, puluhan ribu hektar pohon hutan Amazon dekat Kota Belem justru dipangkas untuk membangun jalur lalu lintas bagi para lebih dari 50.000 peserta konferensi iklim.
Pembangunan jalan yang dikenal sebagai Avenida Liberdade itu digagas pemerintah negara bagian Para sejak 2012. Tetapi, rencana tersebut sering ditangguhkan karena masalah lingkungan.
Sayangnya, proyek infrastruktur tersebut kini disetujui untuk sebagai satu dari 30 proyek persiapan pertemuan puncak konferensi COP30.
Menteri Infrastruktur Brasil, Adler Silveira menilai proyek itu akan "mempersiapkan" dan "memodernisasi" kota. Jalan raya yang dibangun akan menjadi jalur mobilitas penting.
"(Sehingga) kita dapat memberikan warisan bagi penduduk dan, yang lebih penting, melayani masyarakat untuk COP30 dengan cara sebaik mungkin," katanya.
Dia menambahkan, tempat itu akan dilengkapi jalur penyeberangan satwa liar, jalur sepeda, dan lampu tenaga surya.
Hotel-hotel baru sedang dibangun dan pelabuhan diperbaiki sehingga kapal pesiar dapat berlabuh di sana untuk menampung pengunjung yang datang.
Beberapa pemilik bisnis di kota tersebut sepakat pembangunan akan membawa peluang bagi wilayah mereka. Masalah lingkungan yang berisiko muncul bahkan dinilai sepadan dengan manfaatnya.
Baca juga: Untuk Kali Pertama, Kamera Menangkap Keberadaan Suku Terasing Hutan Amazon
Dampak deforestasi hutan Amazon
Alat penggali dan mesin dipakai mengaspal lahan hutan untuk membuka jalan. Penebangan hutan pun memutus kawasan hutan lindung menjadi dua bagian.
Penduduk setempat, Claudio Verequete mengaku mata pencahariannya hilang akibat pemerintah menebang pohon buah acai yang biasa dia panen untuk bertahan hidup.
"Panen kami sudah habis. Kami tidak punya penghasilan lagi untuk menghidupi keluarga," katanya, dikutip dari LBC, Rabu.
Pemerintah pun gagal memberikan kompensasi apapun kepada warga terdampak protek. Hal ini memaksa keluarganya hanya bisa hidup mengandalkan tabungan.
Selain itu, mereka khawatir proyek pembangunan jalan akan memperbanyak tindakan penebangan hutan Amazon untuk pembangunan lainnya.
Verequete menuturkan, jalan raya yang akan dibangun memiliki tembok tinggi pada kedua sisinya. Hal ini membuat komunitas mereka tidak mendapat akses ke jalan tersebut.
Dilansir dari Plant Based News, Rabu, hutan Amazon berperan dalam penyerapan karbon. Jika pohonnya ditebangi, karbon akan lepas kembali ke atmosfer dan mengancam iklim.
Kritikan tidak hanya diberikan ke pemerintah Brasil, konferensi iklim COP pun dikecam karena dinilai gagal melindungi lingkungan lewat tindakan konkret.
Konferensi ini justru berdampak buruk bagi lingungkan. Sebab, para pemimpin dunia yang menjadi peserta COP bepergian dengan ratusan jet pribadi.
COP juga dinilai mengabaikan industri peternakan yang berisiko merusak lingkungan dalam isi pembahasannya.
Konferensi itu bahkan menyediakan makanan beremisi tinggi seperti daging dan susu yang diberi label vegan serta membatasi pangan nabati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.