KOMPAS.com - Pasukan keamanan Irak mengeklaim berhasil membunuh pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abdallah Makki Muslih al-Rufay'i atau yang dikenal sebagai Abu Khadija.
Kematian pemimpin ISIS tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia al-Sudani pada Jumat (14/3/2025).
"Para Pasukan Intelijen Nasional Irak dengan dukungan dan koordinasi dari Komando Operasi Gabungan dan Pasukan Koalisi Internasional, berhasil melenyapkan Abdullah Makki Muslih al-Rufay'i, yang dikenal sebagai (Abu Khadija)," kata Sudani dalam unggahannya di X, Jumat.
“Rakyat Irak melanjutkan kemenangan mereka yang mengesankan atas kekuatan kegelapan dan terorisme,” tambahnya.
Dikutip dari Aljazeera, Jumat, dalam cuitannya, Sudani bahkan menyebut Abu Khadijah sebagai "salah satu teroris paling berbahaya di Irak dan dunia".
Baca juga: Siapakah ISIS-K, Kelompok di Balik Serangan Mematikan di Afghanistan?
Abu Khadija terbunuh dalam operasi gabungan
Abu Khadija terbunuh di Irak dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh anggota badan intelijen nasional Irak bersama dengan pasukan koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Seorang pejabat keamanan yang tidak ingin disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berkomentar di depan umum mengatakan bahwa operasi itu dilakukan melalui serangan udara di Provinsi Anbar, Irak barat.
Operasi tersebut dilakukan di saat para pejabat Irak cemas akan kebangkitan ISIS, setelah jatuhnya mantan Presiden Bashar Assad di Suriah, dikutip dari The New Arab, Jumat.
Sementara para penguasa baru Suriah yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham telah mengejar sisa-sisa anggota ISIS sejak mengambil alih kekuasaan.
Beberapa pihak mengkhawatirkan adanya gangguan keamanan secara keseluruhan yang dapat memungkinkan kelompok tersebut untuk bangkit kembali.
Baca juga: Potret al-Hol, Kamp Pengungsian ISIS di Suriah
Dikutip dari Times of India, Jumat, Abu Khadijah adalah tokoh penting dalam hirarki ISIS.
Ia sebelumnya disebut-sebut sebagai kandidat yang berpotensi menjadi pemimpin global ISIS yang dikenal sebagai “khalifah”, karena posisinya yang paling senior dalam organisasi tersebut.
Adapun kematian Abu Khadijah merupakan pukulan yang besar bagi operasi ISIS di wilayah tersebut.
ISIS telah menghadapi banyak kehilangan kepemimpinan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kematian mantan pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi pada 2019.
Sejak saat itu, kelompok ini telah berjuang untuk mempertahankan struktur kepemimpinan yang stabil, namun beberapa penerusnya terbunuh secara beruntun.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, ISIS terus menjadi ancaman melalui afiliasi dan jaringannya di seluruh Timur Tengah dan sekitarnya.
Baca juga: Soal WNI Eks ISIS: Secara Konstitusi Pemerintah Harus Memulangkan, Tapi...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.