Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

STY Sebut PSSI Belum Lunasi Kompensasi Usai Dipecat pada Januari 2025

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ADIL NURSALAM
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong dipecat. Momen shin tae-yong memimpin pasukannya dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia antara Indonesia vs Arab Saudi pada Selasa (19/11/2024) di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Eks pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) mengaku belum mendapat kompensasi secara penuh setelah dipecat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Januari 2025.

Hal tersebut dikatakan STY setelah menghadiri nonton bareng (nobar) pertandingan Australia vs Indonesia di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

“Lain kali dibicarakan lagi. Belum diselesaikan secara sempurna,” ujar STY melalui penerjemahnya, Jeong Seok Seo alias Jeje dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Kamis (20/3/2025).

Namun, ia tidak berbicara lebih lanjut mengenai besaran kompensasi yang sudah diterima dan yang belum diberikan oleh PSSI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

STY juga tidak membahas mengenai sejauh mana pembicaraan pembayaran kompensasi.

Baca juga: Ikut Nobar, STY Komentari Laga Australia Vs Indonesia

PSSI klaim sudah bayar kompensasi kepada STY

Berbeda dengan pengakuan STY, PSSI mengklaim bahwa pihaknya sudah membayar kompensasi setelah eks pelatih Timnas Korea Selatan ini dipecat.

Hal tersebut dikatakan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga pada Selasa (7/1/2025).

Pada saat itu, Arya menyampaikan, besaran kompensasi yang dibayarkan PSSI kepada STY mencapai puluhan miiar Rupiah.

Kendati demikian, ia tidak menyebutkan berapa jumlah pasti kompensasi yang diberikan kepada STY.

“Dari sisi finansial, puluhan miliar Rupiah yang harus kami bayar (untuk kompensasi kewajiban) itu pun harus diambil,” ujar Arya di Jakarta dikutip dari Antara, Selasa (7/1/2025).

Baca juga: Kata Media Asing Usai Indonesia Dibungkam Australia 1-5, Sebut Debut Patrick Kluivert Pahit

Arya menambahkan, PSSI memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan STY karena mengutamakan kepentingan Merah Putih.

Selain itu, PSSI ingin melakukan penyesuaian terhadap karakter pemain timnas yang sebagian besar berkompetisi di Eropa.

Alasan lain yang melatarbelakangi pemecatan STY adalah PSSI ingin mencari pelatih yang memiliki kepemimpinan di ruang ganti dan bisa memahami karakter skuad timnas yang notabene tumbuh di Benua Biru.

Atas dasar itulah, PSSI berani mengambil keputusan memecat STY walau harus menerima konsekuensi dengan membayar kompensasi senilai puluhan miliar Rupiah.

“Konsekuensi kami mengambil pemain-pemain diaspora yang makin lama level makin tinggi. Jadi, butuh yang namanya pemimpin pelatih. Nah didampingi oleh asisten pelatih yang kuat secara teknis. Ini pun sudah dicari oleh Pak Erick,” jelas Arya.

Baca juga: Media Australia Puji Fanatisme Suporter Indonesia, Sebut Sydney Memerah dan Seperti Jakarta

PSSI bayar kompensasi untuk sisa kontrak STY

Terpisah, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan, pihaknya harus membayar kompensasi untuk sisa kontrak STY dan jajaran pelatih.

STY dipecat setelah memperpanjang kontraknya dengan PSSI pada Juni 2024.

Sesuai klausul, ia seharusnya masih menukangi timnas Indonesia di level senior dan U-23 hingga 2027.

Itu artinya, STY baru menjalani tugasnya sebagai pelatih Indonesia selama enam bulan sejak tanggal perpanjangan kontrak.

“Semua kontrak harus kita hormati, kalau kita ingin jadi federasi kredibel, kita harus jaga kesepakatan yang sebelumnya,” ujar Erick dikutip dari Kompas.com, Kamis (9/1/2025).

“Tentu nanti antara lawyer dan lawyer akan saling bicara untuk bahas poin kompensasi. Tapi poinnya, kita harus hormat dengan apa yang disepakati,” tambahnya.

Baca juga: Dipecat PSSI 2 Jam Sebelum Pengumuman, Shin Tae-yong: Tidak Masuk Akal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi