KOMPAS.com - Mencium aroma roti panggang gosong disebut merupakan pertanda seseorang akan mengalami stroke.
Anggapan ini populer di kalangan pengguna platform Reddit dan sering menjadi topik bahasan.
Informasi itu semakin dipercaya lantaran komedian dan musisi asal Amerika Serikat (AS), Bo Burnham menjadikannya sebagai lirik dalam lagu berjudul "Comedy".
Aroma roti panggang gosong disebut juga sebagai "bau hantu", yaitu ketika seseorang mencium bau roti padahal tidak ada yang sedang memanggang roti di sekitarnya.
Lantas, benarkah mencium aroma roti panggang gosong adalah gejala stroke?
Baca juga: 3 Cara Atur Asupan Makanan untuk Hindari Stroke Secara Bertahap
Aroma roti panggang gosong bukan tanda stroke
Asisten profesor departemen neurologi di University of Texas Southwestern Medical Center, Erica Jones membantah informasi tersebut. Dia mengatakan, bau hantu bukan tanda atau gejala stroke.
"Tidak benar. Ini tidak benar-benar berhubungan dengan stroke," ujarnya, dikutip dari Hufffpost, Minggu (23/3/2025).
Meski begitu, dia memahami mengapa orang-orang mengaitkan hal ini dengan stroke. Pasalnya, stroke adalah kondisi darurat medis ketika pembuluh darah yang memasok otak terhambat atau pecah.
Hal itu membuat stroke menjadi penyakit kelima yang paling banyak menyebabkan kematian di AS.
Terpisah, kepala neurologi Rumah Sakit Mount Auburn di Masachusetts, Linda Wendell mengaku belum pernah mendengar informasi tersebut.
Senada dengan Jones, dia dengan tegas mengatakan bahwa mencium aroma roti panggang gosong tidak ada kaitannya dengan stroke.
"Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bau hantu adalah tanda stroke," ungkapnya.
Baca juga: Studi: Dibanding O, Golongan Darah A Lebih Berisiko Terkena Stroke Dini
Mencium bau hantu, pertanda apa?
Dia menuturkan, bau hantu sebetulnya adalah gejala yang lebih umum terjadi pada kejang atau epilepsi, tetapi seseorang mungkin salah mengira.
"Saya pikir ini terkait dengan kondisi neurologis lain. Orang mungkin mengalami kejang dan stroke secara bersamaan yang membuat bingung, karena berpikir bahwa itu adalah gejala stroke," jelasnya.
Kendati demikian, mencium bau hantu sebenarnya termasuk gejala yang jarang terjadi pada pasien epilepsi.
Sementara, menurut dokter ahli bedah neurointervensi di University of Pittsburgh Medical Center, Alhamza Al Bayati, mencium bau hantu bisa menjadi pertanda seseorang mengalami kondisi neurologis lain.
Misalnya, migrain atau sakit kepala sebelah yang disebabkan oleh gangguan saraf di otak.
"Karena itu jika Anda sering mencium bau hantu, sebaiknya berkonsultasi ke dokter, tetapi ini bukan berarti Anda akan mengalami stroke," tuturnya.
Baca juga: 7 Penyakit yang Bisa Timbul Akibat Obesitas atau Kelebihan Berat Badan, Termasuk Jantung dan Stroke
Gejala akan terkena stroke
Meski berbahaya, stroke dapat dicegah dan bisa diobati bila segera ditangani dengan cepat.
Pasalnya, penderita stroke akan kehilangan dua juta neuron di otak setiap satu menit. Kematian sel ini terus berlanjut sampai aliran darah ke otak kembali mengalir.
Karenanya, para dokter menekankan pentingnya untuk mengetahui tanda-tanda stroke. Cara mudahnya adalah dengan mengingat kata "BE FAST" sebagai gejala, yaitu:
- B (balance issues)
Artinya seseorang mengalami masalah keseimbangan
- E (eyesight changes)
Perubahan penglihatan, seperti penglihatan ganda dan lainnya
- F (facial drooping)
Wajah tampak turun di salah satu sisi atau terasa mati rasa
- A (arm weakness)
Salah satu lengan terasa lemah dan lemas
- S (speech difficulty)
Kesulitan berbicara, cadel, sering berbicara hal yang tidak masuk akal atau bahkan tidak bisa bicara sama sekali
- T (time to get help)
Segera cari bantuan medis sesegera mungkin.
"Anda tidak harus mengalami semua gejala tersebut. Sebaliknya, mungkin hanya satu atau beberapa saja," kata Al Bayati.
Baca juga: Kisah Bryden, Wanita Inggris yang Mendadak Bisa Bahasa Italia Usai Terkena Stroke
Cara mengurangi risiko stroke
Al Bayati mengungkapkan, siapapun berpotensi mengalami stroke, termasuk anak-anak.
"Stroke adalah penyakit segala usia. Populasi anak-anak dan orang dewasa muda bisa mengalami stroke. Lansia pun demikian," ujarnya.
Oleh sebab itu, lakukan kebiasaan berikut ini untuk mencegah stroke dini:
- Mengonsumsi makanan bergizi
Sebaiknya hindari makanan tinggi lemak atau kolesterol serta yang manis. Perbanyak konsumsi protein tanpa lemak, seperti dada ayam, lentil, kacang-kacangan, tahu, dan ikan.
- Rajin olahraga
Latihan kardio secara rutin sangat membantu mengurangi stroke. Setidaknya lakukan aktivitas seperti jalan cepat, menari, atau aerobik selama 150 menit setiap minggu.
Kemudian, imbangi dengan latihan yang kuat seperti berlari dan berenang selama 75 menit.
- Hindari merokok
Merokok membuat seseorang lebih rentan terkena stroke, terutama bila diiringi dengan diabetes, kolesterol tinggi, dan hipertensi.
Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Terjadinya Stroke di Usia Muda?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.