Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Lafaz Takbiran Beserta Makna dan Sejarahnya

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
Ilustrasi malam takbiran Idul Fitri
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Takbiran merupakan tradisi yang dilakukan oleh umat Islam untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Sesuai namanya, kegiatan Takbiran ditandai dengan mengumandangkan kalimat thayyibah terutama takbir, tahlil, dan tahmid.

Kalimat thayyibah yang terkandung dalam tradisi Takbiran itu sebagai bentuk pengagungan kepada Allah SWT.

Takbiran sendiri juga memiliki makna spiritual yang mendalam serta sejarah panjang dalam Islam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat menjelang perayaan Idul Fitri, umat Islam disunnahkan membaca takbir sebanyak-banyaknya.

Lantas, seperti apa lafaz takbir beserta makna dan sejarahnya?

Baca juga: Latar Belakang dan Makna Tradisi Takbiran Saat Malam Lebaran

Lafaz Takbiran

Dilansir dari laman resmi Kemenag, terdapat dua jenis takbir Idul Fitri.

Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat, baik fardhu atau sunnah. Setiap selesai shalat, dianjurkan untuk membaca takbir. 

Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah shalat, bisa dilakukan di setiap kondisi.

Takbir Idul Fitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, pasar atau tempat lainnya. 

Salah satu contoh bacaan takbir yang utama adalah:

Takbir pendek

"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar".

Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar".

Lafaz takbiran umum

"Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illallahu wallahu akbar. All?hu akbar wa lillahil hamdu".

Artinya: "Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya".

Baca juga: Aturan Takbiran Kemenag, Pengeras Suara Luar Sampai Pukul 22.00

Lafaz takbiran panjang

“Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.

Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar Allaahu akbar kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa wasubhaanallaahi bukrataw wa ashillaa.

Laa ilaaha illallallahu walaa na’budu illaa iyyaahu Mukhlishiina lahuddiin Walau karihal kaafiruun Walau karihal munafiqun Walau karihal musyriku

Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa’dah, wanashara ‘abdah, wa a’azza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd,”.

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar dan segala puji hanya bagi Allah

Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Allah maha besar dengan segala kebesaran. Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.

Tiada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya dengan memurnikan agama Islam meskipun orang kafir, munafiq dan musyrik membencinya.

Tiada Tuhan selain Allah dengan ke Esaan-Nya. Dia menepati janji, menolong hamba dan memuliakan bala tentara-Nya serta melarikan musuh dengan ke Esaan-Nya. Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan segala puji bagi Allah,”.

Baca juga: 8 Amalan Nabi Muhammad SAW pada Malam Takbiran dan Idul Fitri

Makna Takbiran

Dilansir dari Kompas.com pada (5/4/2023) tradisi Takbiran dimaknai sebagai bentuk pengagungan dan kebesaran Allah SWT.

Ungkapan takbir menjadi ungkapan kesadaran umat Islam yang menegaskan bahwa kebesaran itu hanya milik Allah.

Kalimat takbir juga akan membuat seorang Muslim menyadari fitrah mereka menjadi manusia. Bahwa setinggi dan sehebat apapun derajat manusia, hanyalah hamba Allah.

Sebenarnya, umat Islam telah diajarkan bersikap tawadhu sejak bulan Ramadhan.

Sikap Tawadhu merupakan perilaku yang senantiasa merendahkan diri kepada Allah dengan menjunjung tinggi kebenaran dan saling membantu antar sesama.

Momentum takbiran juga digunakan untuk menguatkan persatuan dan kesatuan antar umat Islam. Sekaligus, saat Idul Fitri umat Islam dituntut agar melepaskan egonya untuk saling bermaaf-maafan dan menguatkan tali silaturrahmi.

Baca juga: Tradisi Malam Takbiran Lebaran 2022 di Berbagai Negara

Sejarah Takbiran

Takbiran erat kaitannya dengan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.

Dikutip dari Kompas.com pada (27/3/2023), Nabi Ibrahim yang saat itu tidak kunjung dikaruniai anak ketika bersama istrinya Siti Sarah.

Saat perjalanan dari Babilonia menuju Palestina, keduanya ditangkap oleh seorang raja.

Saat itu Sarah berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari gangguan orang-orang kafir.

Allah pun mengabulkan doanya dan mereka berdua dibebaskan oleh sang raja.

Bahkan, Nabi Ibrahim juga diberi seorang istri sebagai hadiah dari sang raja.

Setelah itu, mereka bertiga melanjutkan perjalanan hingga ke Palestina, selama disana Siti Hajar justru lebih dulu dikaruniai anak.

Sehingga Nabi Ibrahim memberikan nama anaknya Ismail.

Kelahiran Nabi Ismail dilakukan di Makkah, setelah kandungan Siti Hajar semakin membesar.

Sebelum lahir, Nabi Ibrahim juga sempat bernazar kepada Allah.

Baca juga: Aturan Malam Takbiran, Shalat dan Pemotongan Kurban Idul Adha Saat PPKM Darurat

Seiring Nabi Ismail besar, dalam riwayat ada yang menyebutkan 7 atau 13 tahun Allah menagih nazar Nabi Ibrahim.

Nabi Ibrahim pun memenuhi janjinya kepada Allah dengan menyerahkan putra semata wayangnya.

Sebab, Malaikat Jibril berkata kepada Nabi Ibrahim bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT berkat kesabarannya.

Nabi Ibrahim kemudian berdoa agar Allah SWT tidak menyiksa satu pun umat Nabi Muhammad SAW.

Lalu, setelah mendengar doa Nabi Ibrahim, Malaikat Jibril berkata: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar".  

Lalu, Nabi Ismail berucap "Laa ilaaha Illahu Wallahu Akbar".  

Kemudian Nabi Ibrahim menimpali, "Allahu Akbar Walillahilhamd".  

Kisah inilah yang kemudian menjadi asal-usul kalimat takbir atau takbiran. 

Baca juga: Aturan Malam Takbiran, Shalat dan Pemotongan Kurban Idul Adha Saat PPKM Darurat

(Sumber: Kompas.com/Verelladevanka Adryamarthanino | Editor: Tri Indriawati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi