KOMPAS.com - Beragam fenomena astronomi akan menghiasi langit pada April 2025.
Setidaknya, terdapat lima fenomena astronomi yang terjadi sepanjang April 2025 dan bisa diamati dari Indonesia.
Salah satu fenomena astronomi pada April 2025 yang menarik untuk diamati adalah Bulan purnama bernama Pink Moon atau Bulan Merah Muda.
Berikut daftar fenomena astronomi yang akan muncul pada April 2025.
Baca juga: Fenomena Astronomi Sepanjang 2025, Ada Gerhana Matahari Sebagian
1. Pink Moon (13 April 2025)
Diberitakan Sea and Sky, fenomena Bulan purnama bernama Pink Moon atau Bulan Merah Muda akan terjadi pada Minggu (13/4/2025) pukul 00.24 UTC.
Suku-suku asli Amerika menyebut fenomena ini sebagai Pink Moon karena menandakan munculnya lumut merah muda, salah satu bunga musim semi pertama.
Bulan ini juga dikenal sebagai Sprouting Grass Moon (Bulan Rumput Bertunas), Growing Moon (Bulan Tumbuh), dan Egg Moon (Bulan Telur).
Banyak suku pesisir menyebutnya Fish Moon (Bulan Ikan) karena fenomena ini muncul saat ikan shad berenang ke hulu untuk bertelur.
Baca juga: Fenomena Pink Moon Hiasi Langit Malam Ini, Akankah Bulan Berwarna Merah Muda?
2. Awal hujan Meteor Eta Aquiariid (19 April 2025)
Hujan Meteor Eta Aquariid aktif mulai Sabtu (19/4/2025) hingga Rabu (28/5/2025).
Namun, puncaknya baru terjadi antara tengah malam dan fajar pada Senin (5/5/2025) dengan perkiraan laju mencapai 40 meteor per jam.
Hujan Meteori Eta Aquariid berada di konstelasi Aquarius, yang menjadi asal namanya. Sumber hujan meteor ini adalah Komet Halley yang terlihat dari Bumi sekitar setiap 75-76 tahun.
Hujan meteor ini lebih terlihat di Bumi belahan selatan dan tampak rendah di langit belahan utara pada dini hari sebelum fajar.
Meskipun demikian, fenomena ini masih dapat dilihat di langit timur meskipun titik radian berada di bawah cakrawala.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Hujan Meteor Eta Aquarids? Berikut Asal-usul dan Tips untuk Menyaksikannya
3. Merkurius pada elongasi barat terbesar (21 April 2025)
Planet Merkurius mencapai elongasi barat terbesar sekitar 27,4 derajat dari Matahari pada Senin (21/4/2025).
Posisi elongasi ini menjadi waktu terbaik untuk melihat Merkurius. Sebab, planet ini berada pada titik tertingginya di atas cakrawala langit pagi.
Saat berada pada elongasi atau posisi jarak dengan Matahari yang terbesar, Planet Merkurius akan berada di langit timur sebelum Matahari terbit.
Baca juga: Peneliti Temukan Fakta Ukuran Merkurius Terus Menyusut, sejak Kapan?
4. Hujan Meteor Lyrid (22 April 2025)
Hujan Meteor Lyrid berlangsung setiap tahun pada 16-25 April. Puncaknya, terjadi pada Selasa (22/4/2025) malam hingga Rabu (23/4/2025) pagi.
Dikutip dari RMG, Bulan akan berada di bawah cakrawala, sehingga langit tidak terkena polusi cahaya dan menghasikan kondisi ideal untuk mengamati puncak Hujan Meteori Lyrid.
Pemandangan terbaik Hujan Meteor Lyrid bisa dilihat dari lokasi yang gelap setelah tengah malam. Meteor akan memancar dari konstelasi Lyra, tapi juga dapat muncul di mana saja di langit.
Hujan Meteor Lyrid bisa menghasilkan sekitar 20 meteor per jam pada puncaknya. Fenomena ini dihasilkan partikel debu dari komet C/1861 G1 Thatcher yang mengitari Matahari setiap 415 tahun.
Ini merupakan hujan meteor tertua yang masih terlihat hingga saat ini. Fenomena tersebut pertama kali tercatat pada 687 SM.
Baca juga: Hujan Meteor Lyrid Akan Terjadi Mulai 21 April, Catat Waktunya!
5. Bulan Baru (27 April 2025)
Bulan akan berada di sisi Bumi yang sama dengan Matahari sehingga tidak terlihat di langit malam pada Minggu (27/4/2025). Situasi ini menghasilkan fenomena New Moon atau Bulan Baru
Saat fenomena ini berlangsung, tidak ada cahaya Bulan yang mengganggu pengamatan langit.
Karena itu, fenomena Bulan Baru menjadi waktu terbaik dalam sebulan untuk mengamati objek redup, seperti galaksi dan gugusan bintang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.