Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Tarif Trump, Apa yang Perlu Diketahui?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengumumkan tarif impor baru dalam acara di Rose Garden, Gedung Putih, Washington DC, 2 April 2025. Barang yang kena dampak kebijakan tarif trump.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Pemerintah AS resmi menerapkan tarif impor dan bea masuk terhadap barang impor dari seluruh dunia yang dikenal sebagai "tarif Trump".

Penerapan tarif Trump disampaikan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Rabu (2/4/2025) dalam suasana yang disebut "Hari Pembebasan" atau "Liberation Day".

Trump mengeklaim, pungutan ini akan meningkatkan produksi dalam negeri dan menyamakan kedudukan dengan negara-negara lain yang mengenakan tarif lebih tinggi terhadap impor AS.

"Ini adalah deklarasi kemerdekaan ekonomi kita. Pekerjaan dan pabrik akan kembali bermunculan di negara kita, dan Anda sudah melihatnya terjadi," kata Trump.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dari penerapan tarif Trump.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Trump Terapkan Tarif Impor 32 Persen ke Indonesia, Berlaku 9 April 2025


Apa itu "tarif Trump"?

Dikutip dari BBC, Jumat (4/4/2025), tarif Trump adalah persentase pajak yang dikenakan terhadap nilai suatu barang yang diimpor dari negara lain.

Misalnya, tarif sebesar 25 persen diberlakukan untuk produk impor seharga 10 dollar AS. Ini membuat harga produk itu dikenai biaya tambahan 2,5 dollar AS.

Trump menerapkan tarif impor 10 persen terhadap negara-negara asing di dunia yang memperdagangkan produk-produk ke AS.

Tarif universal 10 persen ini berlaku efektif mulai Sabtu (5/4/2025) pukul 00.01 waktu AS.

Selain itu, beberapa negara juga dikenakan tarif timbal balik khusus karena mereka telah memberlakukan tarif impor terhadap produk dari AS.

Tarif timbal balik berarti penerapan tarif tambahan sesuai yang dibebankan negara lain kepada AS dalam bentuk tarif impor, ditambah hambatan non-tarif seperti regulasi.

Tarif timbal balik khusus akan diberlakukan pada Rabu (9/4/2025) pukul 00.01 waktu AS.

Baca juga: Kebijakan Tarif Trump, Pengusaha Makanan-Minuman: Biaya Produksi Akan Naik, Ekspor Turun

Mana saja negara yang terdampak tarif timbal balik?

Berikut ini daftar negara yang terkena tarif timbal balik untuk produk-produk impor AS:

Negara yang tidak ada dalam daftar akan memiliki tarif dasar 10 persen untuk semua produk yang masuk ke AS.

Meski begitu, terdapat sebelas negara yang tidak terkena tarif Trump, yakni Belarus, Burkina Faso, Kanada, Kuba, Meksiko, Korea Utara, Palau, Rusia, Seychelles, Somalia, dan Vatikan.

Baca juga: Daftar Negara yang Tidak Dikenai Kebijakan Tarif Trump

Bagaimana cara kerja "tarif Trump"?

Dilansir dari NBC News, Rabu (2/4/2025), tarif Trump dibayarkan perusahaan-perusahaan kepada pemerintah federal AS saat mengimpor produknya ke AS.

Misalnya, pengecer produk bahan mentah segar harus membayar bea masuk kepada petugas bea cukai dan perlindungan perbatasan di pelabuhan, sebelum menjual produk impor itu di AS.

Uang yang terkumpul dari tarif impor ini kemudian diberikan ke Departemen Keuangan AS, seperti pendapatan pajak.

Tarif Trump dihitung sebagai persentase dari nilai barang yang dideklarasikan sebelum memasuki AS, bukan nilai ecerannya.

Produk impor yang terkena tarif ini dapat mencakup segala hal, mulai dari minuman beralkohol, sirup maple, bahan bakar, serta alpukat.

Perusahaan dapat membebankan sebagian atau semua biaya tarif kepada pelanggan maupun mengurangi atau berhenti mengimpor barang asing akibat penerapan tarif tersebut.

Kebijakan tersebut akan membuat kenaikan harga sejumlah barang impor. Harga barang yang diproduksi di AS tapi menggunakan komponen impor, juga bisa naik.

Baca juga: Daftar Barang yang Kena Dampak Kebijakan Tarif Trump, Apa Saja?

Apa alasan Trump terapkan tarif impor tinggi?

Menurut Trump, tarif impor merupakan respons terhadap tindakan yang diambil negara-negara lain dalam membatasi ekspor produk dari AS.

Besaran tarif ditentukan sesuai pungutan moneter setiap negara terhadap produk impor dari AS, serta hambatan perdagangan non-moneter, seperti regulasi yang menyulitkan produk AS masuk pasar.

Meski begitu, dia mengeklaim tarif timbal balik hanya setengah dari tarif impor negara-negara lain terhadap produk AS.

Trump menyebutkan, pungutan yang disebut "tarif pembalasan" ini akan memberi insentif kepada perusahaan untuk memindahkan manufaktur ke AS dan menghukum perusahaan yang memproduksi produk di luar negeri.

Trump juga mengatakan, kebijakan menjadi cara untuk meningkatkan pendapatan bagi pemerintah federal dan menyarankan tarif ini dapat menggantikan pajak penghasilan.

Penerapan tarif Trump juga akan membangun industri dan melindungi produk dalam negeri dari produk impor. Ini strategi ekonomi yang lebih luas untuk mencapai tujuan ekonomi atau keamanan nasional.

Walau demikian, penerapan tarif Trump terhadap barang impor dari luar negeri memicu dampak buruk bagi perekonomian AS.

Baca juga: Apa yang Sebaiknya Dilakukan RI dalam Sikapi Tarif Impor Trump? Ini Kata Pengamat

Apa dampak penerapan tarif Trump?

Penerapan tarif Trump berpeluang meningkatkan potensi resesi mencapai 50 persen di negara-negara yang menerapkannya.

Tak hanya itu, tarif tersebut bisa menaikkan harga produk impor ke AS dari luar negeri.

Dari sisi produsen, tarif Trump meningkatkan biaya produksi, karena membuat manufaktur produk impor terpaksa pindah ke AS.

Padahal, biaya tenaga kerja, regulasi, dan pembangunan di AS lebih tinggi.

Biaya pabrik manufaktur di AS juga lebih mahal karena tarif Trump meningkatkan biaya bahan bangunan, suku cadang, dan peralatan impor yang dibutuhkan pabrik tersebut.

Jika pabrik pindah ke AS, jumlah pekerja dapat dibatasi untuk menekan biaya. Akibatnya, pekerja memperoleh pendapatan rendah dan tingkat pengangguran meningkat.

Diberitakan AP News, Sabtu (5/4/2025), penerapan tarif Trump akan sangat memengaruhi keluarga berpenghasilan rendah sebagai konsumen produk impor di AS.

Biaya kebutuhan pokok akan meningkat karena harga makanan dan energi impor naik. Hal ini dapat membebani anggaran rumah tangga berpendapatan rendah di sana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi