KOMPAS.com - Sejumlah media Korea Selatan memuji kemampuan atlet voli asal Indonesia Megawati Hangestri atas penampilannya dalam final Liga Voli Korea Selatan.
Dalam laga final, Mega baru mampu membawa Red Sparks menduduki peringkat kedua usai kalah 2-3 dari Pink Spiders di Samsan World Gymnasium, Incheon, Korea Selatan, Selasa (8/4/2025).
Red Sparks takluk dari Pink Spiders pada partai kelima final Liga Voli Korea dengan skor 2-3 (24-26, 24-26, 26-24, 25-23, dan 13-15), diberitakan Kompas.com, Selasa,
Meski Red Sparks kalah di final, sejumlah media asing tetap memuji penampilan Mega yang dinilai menjadi pemain asing terbaik Liga Voli Korea saat ini.
Sayangnya, media Korea Selatan juga mengabarkan Mega akan berhenti membela klub Red Sparks pada kejuaraan Liga Voli Korea.
Baca juga: Profil Megawati Hangestri, Atlet Voli Indonesia yang Tampil Cemerlang Saat Debut di Korsel
Mega dikabarkan berpisah dengan Red Sparks
Yonhap News menyebut Megawati Hangestri sebagai "pemain istimewa" usai memimpin Red Sparks tampil apik di kejuaraan untuk pertama kalinya sejak 13 tahun terakhir.
Mega mendapat pujian karena bermain apik membawa kemenangan bagi Red Sparks sejak bergabung mulai musim 2023-2024. Dia bahkan menduduki peringkat satu di antara pemain lain berkat kemampuan serangannya.
Namun, Mega dikabarkan tidak memperbarui kontraknya bersama Red Sparks pada musim depan. Dia dikabarkan memilih tinggal bersama sang ibu yang kesehatannya memburuk.
Mega disebut memilih bermain di liga domestik Indonesia maupun liga Asia Tenggara di Thailand atau Vietnam.
Liga-liga itu terlaksana di negara dengan cuaca hangat dan dengan musim pertandingan lebih pendek. Hal tersebut membuat Mega bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan ibunya.
Media lain, News1 mengatakan Mega akan lebih mendapat keuntungan jika terus bermain di Korea pada usianya yang masih 20-an. Namun, dia punya pertimbangan lain.
Keputusan tersebut membuat pelatih Red Sparks harus mencari pemain asing baru untuk menggantikan Mega pada musim depan.
Sementara itu, Edaily menyebut Mega sebagai "pahlawan kejuaraan" bagi Red Sparks. Mega dikatakan memilih "perpisahan yang indah" dengan tidak memperpanjang kontraknya.
Meski keputusan itu disayangkan, ofisial tim diberitakan mendukung keputusan Mega. Atlet voli itu dipuji karena mampu bergaul dengan baik bersama pemain dan pelatihnya.
Baca juga: Media Korsel Kritik Suporter Megawati Hangestri: Bawa Papan Berbau Politik dan Hias Bendera Nasional
Kemampuan dan sikap Mega dipuji
Media itu menyebut, kehadiran Mega mendorong peningkatan bagi Red Sparks. Itu terbukti saat Mega mencetak poin terbanyak di antara kedua tim. Mega pun disebut menunjukkan kondisi terbaiknya.
Sports Chosun juga memuji Mega yang dinilai menjadi inspirasi bagi rekan setimnya karena bermental baja. Perempuan itu bahkan mampu mencuri perhatian penonton liga voli se-Asia.
Mega juga dipuji karena dinilai mampu membawa energi baru di lapangan, serta mempererat hubungan antarpemain berkat sikapnya yang penuh empati.
Kebiasaan Mega memeluk rekan setimnya disebut sebagai simbol solidaritas pemain Red Sparks. Dia juga disebut membuat suasana tim lebih harmonis dan saling mendukung.
Media itu menekankan Red Sparks tidak menjadi "pecundang" meski kalah dari Pink Spiders. Semangat juang Mega dan rekan setimnya bahkan disebut membuat lawan merasa tidak nyaman.
Para pemain pun dinilai mencurahkan 120 persen kemampuan mereka dalam menciptakan laga final yang akan terus dikenang dalam sejarah.
Sementara itu, ISplus menyatakan para pemain Red Sparks mengalami kendala akibat kelelahan fisik bahkan cedera selama pertandingan final. Mega disebut mengalami cedera lutut kanan.
Meski demikian, mereka dinilai mampu memiliki kekuatan mental yang kuat dan berjuang sampai akhir pertandingan.
Saat Red Sparks kalah, media itu menyebut Mega dan rekan-rekannya akhirnya menangis. Namun, mereka layak mendapat pujian karena tidak membenci lawannya, Pink Spiders, dan ikut memberikan selamat.
Mega dipuji ratu voli Korea
Pevoli Pink Spiders, Kim Yeon-koung yang dijuluki "Ratu Voli Korea" mengakhiri 21 tahun kariernya usai menang melawan tim Mega, Red Sparks.
Dalam sesi jumpa pers usai meraih kemenangan, Ratu Voli Korea itu memuji performa Mega yang sukses meraih poin terbanyak dalam laga final tersebut.
“Awalnya saya bertanya-tanya apakah Mega adalah pemain yang sehebat ini. Namun musim ini, Mega telah berkembang pesat dan menjadi penyerang yang tangguh," kata Kim Yeon-koung, diberitakan Donga Sports, Rabu.
Perempuan 37 tahun itu menyatakan Mega telah tumbuh menjadi pemain yang benar-benar menakutkan. Mega pun dipuji karena mampu memperkenalkan laga voli Korea.
Kim Yeon-koung pun bertanya-tanya seberapa menakutkannya andai dia melawan Mega sebagai pemain tim nasional voli Indonesia.
"Hebat sekali Mega bermain bagus di Liga Voli Korea, tetapi saya rasa akan sulit menghadapinya dalam pertandingan tim nasional," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.