Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Paracetamol Bisa Sebabkan Kerusakan Hati dan Gagal Ginjal? Ini Penjelasan Guru Besar UGM

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/PEXELS
Ilustrasi paracetamol. Efek samping terlalu banyak konsumsi paracetamol, salah satunya memicu kerusakan hati dan gagal ginjal.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Unggahan video yang menyebutkan efek samping konsumsi paracetamol, ramai di media sosial.

Dalam video yang dibagikan oleh akun TiKTok @imel**** pada Kamis (3/4/2025), pengunggah mengatakan, paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati.

"Kalian tahu nggak sih bahwa parasetamol ini obat bebas atau gampang dibeli tanpa resep, tapi penggunaan dari parasetamol bisa menyebabkan hepatotoksik atau penyakit pada liver," kata pengunggah.

Menurutnya, kerusakan hati ini dapat disebabkan dari penggunaan paracetamol yang berlebihan, lantaran ketidakmampuan hati dalam memprosesnya.

Pemilik akun juga mengatakan, efek dari paracetamol dapat menyebabkan gagal ginjal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai informasi, paracetamol adalah golongan obat bebas yang digunakan untuk penurun panas dan pereda nyeri (analgesic dan antipiretik), baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.

Lantas, benarkah konsumsi paracetamol bisa sebabkan kerusakan hati dan gagal ginjal?

Baca juga: Vitamin D3 1000 IU Disebut Bisa Atasi Jerawat dan Lancarkan Haid, Ini Penjelasan Guru Besar UGM


Efek samping konsumsi paracetamol berlebihan

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati membenarkan, paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati dan gagal ginjal, jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan.

"Iya benar, konsumsi paracetamol bisa menyebabkan efek samping, termasuk kerusakan hati dan gagal ginjal jika dalam dosis berlebih," kata Zullies kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2025).

Ia menjelaskan, paracetamol adalah golongan obat analgetik dan antipiretika, yaitu penghilang rasa sakit dan penurun panas.

Menurutnya, paracetamol merupakan obat yang aman digunakan untuk anak-anak, dewasa, ibu hamil, atau ibu menyusui, sepanjang dipakai dalam dosis terapinya. 

"Meskipun aman, semua obat adalah racun jika digunakan dalam dosis besar," tegasnya.

Baca juga: Berbahaya, Ini Dampak Masak Daging dengan Obat yang Mengandung Parasetamol

Konsumsi Paracetamol dalam dosis besar

Zullies menyampaikan, overdosis paracetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun penggunaan berulang.

"Overdosis paracetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi paracetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang," ujarnya.

Kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang.

Pada dosis ini, tingkat kematian bisa terjadi, yakni mencapai 3-4 persen kasus, jika paracetamol digunakan sampai 15 gram.

Sementara, pada dosis terapi 500-2 gram, sebanyak 5-15 persen obat ini umumnya dikonversi oleh enzim sitokrom P450 dalam hati menjadi metabolit reaktifnya yang disebut N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).

Baca juga: BPOM Rilis Daftar 15 Obat Herbal dan Suplemen dari Negara Lain yang Mengandung BKO

Proses itu disebut aktivasi metabolik dan NAPQI berperan sebagai radikal bebas yang memiliki hidup yang sangat singkat.

Zullies mengatakan, meski metabolisme paracetamol melalui ginjal tidak begitu berperan, jalur aktivasi metabolik ini terdapat pada ginjal dan penting secara toksikologi.

Dalam keadaan normal, NAPQI akan didetoksikasi secara cepat oleh enzim glutation dari hati.

Glutation mengandung gugus sulfhidril yang akan mengikat secara kovalen radikal bebas NAPQI dan menghasilkan konjugat sistein.

Sebagian lainnya, akan diasetilasi menjadi konjugat asam merkapturat, yang kemudian keduanya dapat diekskresikan melalui urin.

"Pada paparan paracetamol overdosis, jumlah dan kecepatan pembentukan NAPQI melebih kapasitas hati dan ginjal untuk mengisi ulang cadangan glutation yang diperlukan," ujar dia.

"NAPQI kemudian menyebabkan kerusakan intraseluler diikuti nekrosis (kematian sel) hati dan bisa juga menyebabkan kegagalan ginjal (walaupun lebih jarang kejadiannya)," tambahnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi