Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter di Malang Lecehkan Pasien Saat Jalani Rawat Inap, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pencabulan oleh dokter di Malang.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Oknum dokter berinisial AY diduga melecehkan pasien perempuan di Rumah Sakit (RS) Persada, Kota Malang, Jawa Timur.

Aksi tak terpuji tersebut sebenarnya terjadi pada September 2022, namun korban baru berani melaporkan kejadian yang dialaminya pada April 2024.

Kuasa hukum korban, Satria Marwan mengatakan, kliennya mengalami trauma dan rasa takut setelah dilecehkan oleh AY.

Baca juga: Fakta-fakta Dokter Kandungan di Garut Diduga Lecehkan Pasien

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan itulah yang membuat korban tidak segera melaporkan perbuatan AY kepada polisi atau pihak RS.

“Kesimpulannya korban ini sebelumnya takut dan tersiksa secara batin karena memendam ini hampir tiga tahunan,” ujar Satria dikutip dari Antara Jatim, Rabu (16/4/2025).

“Tetapi karena ada beberapa kejadian serupa beberapa waktu ini dia akhirnya memberanikan diri untuk speak up,” tambahnya.

Lalu, apa yang terjadi di balik kasus dokter di Malang diduga lecehkan pasien?

Baca juga: Kenapa Dokter, Dosen, dan Polisi Justru Jadi Pelaku Kekerasan Seksual?

Bagaimana perjalanan kasus dugaan pelecehan seksual dokter di Malang?

Satria menjelaskan, kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan AY bermula ketika korban berlibur di Malang.

Namun, kondisi kesehatan korban mengalami penurunan pada 26 September 2022 dini hari.

Korban kemudian mencari RS berdasarkan review terbaik di peramban Google.

Dari situlah, korban menemukan RS Persada lalu pergi ke lokasi kejadian untuk mencari pengobatan.

Baca juga: Dokter PPDS Pemerkosa Anak Pasien Harus Dihukum Berat, Ini Bukan soal Kelainan Seksual

Setibanya di RS Persada, korban langsung mendapat pengobatan lalu diizinkan pulang setelah proses perawatan selesai.

Namun, dokter AY sempat meminta korban untuk menyerahkan nomor handphone (HP) kepada petugas di meja perawat sebelum pulang.

“Korban diminta untuk meninggalkan nomor telepon, katanya, kalau ada perkembangan (hasil pemeriksaan kesehatan) bisa dikontak langsung oleh rumah sakit,” jelas Satria.

Setelah memberikan nomor, korban menerima pesan berisi hasil pemeriksaan kesehatan.

Tetapi, pihak yang mengirimkan hasil pemeriksaan kesehatan bukan RS, melainkan nomor WhatsApp AY.

Baca juga: Kasus Pemerkosaan oleh Dokter PPDS Priguna Anugrah, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Pelaku kemudian mengirimkan pesan secara terus menerus yang tidak berhubungan dengan hasil pemeriksaan korban.

Setelah di-spam chat oleh pelaku, korban kembali ke RS Persada karena kondisi kesehatannya belum membaik.

Ia akhirnya dirawat di ruang VIP RS Persada selama tiga hari.

Pada saat itulah, AY yang diduga tidak bertugas mendatangi korban di ruang perawatan lalu melakukan aksi tidak senonoh.

Baca juga: Kata Unpad soal Dokter yang Diduga Lecehkan Pasien di Garut adalah Alumni FK

Apa kata RS Persada soal dugaan pelecehan seksual dokter AY?

Supervisor Humas RS Persada Sylvia Kitty membenarkan bahwa AY adalah dokter di RS-nya.

Terkait aksi tidak terpuji yang diduga dilakukan AY, RS Persada telah mengambil tindakan dengan menonaktifkan sementara pelaku.

"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi yang sedang berjalan,” ujar Sylvia dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025).

Baca juga: Kemenkes Perintahkan Cabut STR Dokter PPDS Unpad yang Diduga Perkosa Keluarga Pasien di RSHS Bandung

Ia juga menyatakan, RS Persada tidak menoleransi segala bentuk pelanggaran etik.

RS Persada juga membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan AY.

Sylvia menegaskan, RS Persada akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku jika terbukti melakukan pelecehan seksual.

Baca juga: Jadi Tersangka, Dokter PPDS Unpad Pemerkosa Keluarga Pasien Terancam 12 Tahun Penjara

Apa langkah korban setelah dilecehkan oleh dokter AY?

Satria menjelaskan, kliennya akan melaporkan AY atas kasus dugaan pelecehan seksual ke Polda Jatim atau Polresta Malang Kota.

Namun, kuasa hukum akan berkoordinasi secara intensif dengan korban dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti.

“Beliau kan bukan orang Malang, jadi masih menunggu, masih akan berkoordinasi lagi untuk bertemu langsung datang ke Malang, jadi kami masih melengkapi materi hukumnya, tapi sesegera mungkin kami laporkan,” jelas Satria dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025).

Baca juga: Kronologi Dokter IGD Ditodong Pistol di RS TNI AU Sam Ratulangi Manado

Kenapa korban tidak segera melapor?

Satria menyampaikan, kliennya tidak segera melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya karena beberapa faktor, salah satunya korban bukan warga Malang.

Selain itu, korban juga tidak memiliki teman di Malang dan mengalami ketakutan.

Setelah memendam selama bertahun-tahun, korban akhirnya berani untuk speak up mengenai peristiwa yang dialaminya

Kini, korban menginginkan keadilan di hadapan hukum karena sudah mengalami trauma psikis selama tiga tahun terakhir.

“Selama ini dia (terduga korban, red) cukup tersiksa secara batin, jadi kerugian mental, ya. Bayangkan bagaimana rasanya mengalami apa yang dialami korban selama tiga tahun memendam takut untuk speak up, secara mental terguncang,” pungkas Satria.

Baca juga: Tampang dan Identitas Priguna Anugrah Pratama, Dokter Residen RSHS Tersangka Pemerkosaan Keluarga Pasien

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi