Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Pelecehan Seksual oleh Dokter di RS Persada Malang, Korban Trauma 3 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
ilustrasi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter AY di rumah sakit swasta Kota Malang
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum dokter di Indonesia kembali terjadi.

Kali ini, pelecehan seksual dilakukan oleh oknum dokter berinisial AY di salah satu rumah sakit swasta Kota Malang, Jawa Timur yang terjadi pada 2022 silam.

Kasus ini menambah daftar panjang pelaku pelecehan seksual di lingkup medis yang muncul di tengah perjalanan kasus pelecehan oleh dokter PPDS Unpad dan dokter kandungan di Garut.

Seorang pasien berinisial QAR mengaku dilecehkan oleh oknum dokter AY saat menjalani pengobatan di rumah sakit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat itu, korban tengah menjalani rawat inap VIP selama 3 hari dan dilecehkan oleh dokter tersebut.

Berikut sederet fakta kasus pelecehan yang dilakukan oleh oknum dokter AY di Kota Malang.

Baca juga: Penjelasan Psikologis Mengapa Korban Pelecehan Seksual Terkadang Tidak Berontak

1. Pelecehan terjadi saat korban berlibur dan sakit

Melalui penasihat hukumnya Satria Marwan, QAR mengungkapkan kronologi pelecehan seksual yang dilakukan dokter AY kepada dirinya yang sebenarnya sudah terjadi pada September 2022 silam.

"Kejadian itu terjadi pada September 2022, dia ke Malang untuk berlibur lalu sakit dan datang ke rumah sakit swasta yang terbaik menurut Google," kata Satria dikutip dari Kompas.com, Kamis, (17/4/2025).

Peristiwa dimulai saat QAR menjalani pemeriksaan kondisi kesehatannya pada 26 September 2022 dini hari.

Setelah mendapatkan pengobatan, korban lalu diizinkan pulang dari rumah sakit oleh dokter.

Saat hendak meninggalkan rumah sakit, QAR diminta dokter AY agar memberikan nomor telepon guna memonitoring perkembangan kesehatannya.

"Korban memberikan kontaknya ke bagian meja perawat, katanya, kalau ada perkembangan (hasil pemeriksaan kesehatan) bisa dikontak langsung oleh rumah sakit," terang Satria.

Baca juga: Kenapa Dokter, Dosen, dan Polisi Justru Jadi Pelaku Kekerasan Seksual?

2. Dokter AY melakukan spam chat

Pada hari yang sama dokter AY mengirimkan pesan berisi hasil pemeriksaan.

Namun anehnya, yang seharusnya hasil pemeriksaan tersebut dikirim dari nomor telepon rumah sakit, justru dikirim dari nomor pribadi pelaku.

"AY juga mengirimkan pesan beruntun (spam chat), dan pada saat itu korban tidak menanggapi," papar Satria.

Ia menjelaskan, dugaan pelecehan seksual terjadi pada tanggal 26 September 2022. Bermula ketika kondisi kesehatan korban yang belum membaik dan di hari yang sama kembali ke rumah sakit.

Akhirnya QAR pun menjalani rawat inap selama 3 hari, yaitu 27-28 September 2022.

"Kejadian dugaan pelecehan itu terjadi 27 September, dia di ruang VIP sendirian dan dokternya datang pakai pakaian kasual karena mungkin sedang tidak bertugas," katanya.

Baca juga: Dokter PPDS Pemerkosa Anak Pasien Harus Dihukum Berat, Ini Bukan soal Kelainan Seksual

3. Korban diminta lepas baju

Saat QAR menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut, AY diduga meminta korban agar melepaskan baju perawatannya.

Permintaan AY yang dinilai tidak pantas itu membuat korban terkejut dan tidak mengerti harus berbuat apa.

"Korban merasa terkejut dan tidak mengerti harus berbuat apa. Oknum dokter melakukan pemeriksaan dan anehnya stetoskop cukup lama diarahkan di bagian dada," ucapnya.

Tak hanya itu, berdasarkan pengakuan QAR, oknum dokter AY juga mengeluarkan ponselnya di tengah-tengah pemeriksaan.

Saat itu, dokter AY beralasan mengeluarkan ponsel karena hendak membalas pesan, tapi QAR curiga ia mengambil gambar di area dadanya.

"Korban meyakini saat itu pelaku sedang mengambil gambar di daerah dada, klien saya langsung menutup bajunya dan bilang ke dokter akan istirahat karena lelah," ucapnya.

Baca juga: Korban Priguna Anugerah Pratama Bertambah, Ini Alasan Umum Korban Kekerasa Seksual Tak Langsung Melapor

4. Korban mengalami trauma selama 3 tahun

Pasca kejadian itu, QAR mengalami trauma dan rasa takut. 

Itulah mengapa menurut Satria, korban tidak langsung melaporkan apa yang sudah dialami hampir 3 tahun lalu.

Sementara itu, korban semakin mantap menempuh jalur hukum ketika ada sejumlah kejadian serupa belakangan ini mencuat ke permukaan.

"Kesimpulannya korban ini sebelumnya takut dan tersiksa secara batin karena memendam ini hampir tiga tahunan, Nah, kebetulan belum lama ini juga ada kasus pelecehan seksual lainnya di Malang, sehingga korban mengetahui ada informasi tersebut yang memotivasi dirinya untuk speak up," ungkapnya.

Namun, sejauh ini pihaknya belum tahu kapan akan melaporkan terduga pelaku. Sebab korban bukan orang Malang dan masih berada di tempat asalnya, yaitu Bandung.

Menurutnya, korban juga mengalami trauma psikis selama tiga tahun terakhir karena merasa persoalan yang dialaminya belum usai.

"Beliau kan bukan orang Malang, jadi masih menunggu, masih akan berkoordinasi lagi untuk bertemu langsung datang ke Malang, jadi kami masih melengkapi materi hukumnya, tapi sesegera mungkin kami laporkan," kata Satria dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/4/2025).

Sebelum melaporkan kasus tersebut, Satria juga akan terlebih dahulu berkoordinasi secara intensif dengan korban untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada. 

Baca juga: Profil AKBP Fajar Widyadharma Lukman, Eks Kapolres Ngada yang Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual

5. Pihak rumah sakit memberhentikan dokter AY

Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty membenarkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter AY kepada pasien yang terjadi pada September 2022 lalu.

"Terkait pemberitaan yang beredar kami mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan (oknum dokter AY) adalah dokter di Persada Hospital," kata dia.

Sylvia menyatakan bahwa pihak rumah sakit telah mengambil langkah tegas dengan memberhentikan dokter AY untuk sementara waktu.

"Yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi yang sedang berjalan," tandasnya.

(Sumber: KOMPAS.com/Bilal Ramadhan, Nugraha Perdana/Editor: Andi Hartik)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi