KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan ban pesawat Garuda Indonesia terlepas saat mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah oleh akun X @Bis***** pada Rabu (16/4/2025), tampak sebuah ban pesawat menggelinding di samping landasan pacu bandara.
Selanjutnya, terdengar suara kru kabin pesawat yang mengimbau agar para penumpang di dalam pesawat untuk tetap duduk.
“Video yg memperlihatkan ban pesawat Garuda bergelinding di Bandara RHF Tanjungpinang. Udah kaya film warkop DKI aja,” bunyi unggahan itu.
Lantas, benarkah ban pesawat Garuda Indonesia copot di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang?
Baca juga: Kronologi Penumpang Batik Air Mengaku Bawa Bom Dalam Pesawat
Penjelasan Garuda Indonesia
Direktur Operasi Garuda Indonesia, Tumpal M Hutapea mengatakan, peristiwa itu terjadi pada penerbangan GA-288 rute Jakarta-Tanjung Pinang.
Pesawat Boeing 737-800 yang membawa 161 penumpang itu lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Rabu pukul 07.20 WIB.
Pesawat tersebut kemudian mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah pada pukul 08.35 WIB.
Tumpal memastikan, seluruh penumpang dan awak pesawat dalam kondisi selamat, meski ban pesawat lepas.
“Garuda Indonesia menyampaikan bahwa insiden tersebut terjadi setelah pesawat mendarat secara normal dan selamat di Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (17/4/2025).
Menurutnya, insiden ini berhasil diatasi karena kesiapsiagaan awak pesawat yang sedang bertugas.
Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas
Pesawat sudah penuhi standar
Menurutnya, pesawat tersebut telah memenuhi standar operasional dan keselamatan penerbangan.
Proses penggantian ban pesawat pun telah dilakukan melalui inspeksi menyeluruh guna memastikan pesawat laik operasi.
Garuda Indonesia menegaskan, seluruh prosedur pemeriksaan sebelum penerbangan (pre-flight check) telah dilaksanakan secara menyeluruh oleh tim teknis yang berwenang.
“Sesuai dengan standar manual operasional dan keselamatan penerbangan yang berlaku,” ujarnya.
Garuda Indonesia senantiasa menjunjung tinggi komitmen terhadap keselamatan dan kenyamanan penumpang sebagai prioritas utama dalam seluruh aktivitas operasional penerbangan.
Baca juga: Kisah Helios Airways 522, Terbang Tanpa Pilot, Jatuh di Athena Tewaskan 121 Orang
Inspeksi lanjutan dilakukan setelah insiden
Sesaat setelah pendaratan, inspeksi lanjutan segera dilakukan oleh tim teknis Garuda Indonesia yang berkoordinasi dengan otoritas penerbangan terkait.
Hasil pemeriksaan menunjukkan, ban yang lepas tidak menyebabkan gangguan lebih lanjut pada sistem pesawat secara keseluruhan.
“Komponen ban yang mengalami kendala telah diganti dengan suku cadang baru sesuai standar kelaikan operasi,” ucap Tumpal.
Pesawat juga telah melalui serangkaian uji kelaiakan dan inspeksi keselamatan tambahan sebelum dinyatakan laik terbang kembali.
Boeing 737-800 tersebut kini telah kembali beroperasi dan mendarat dengan normal di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Baca juga: Kisah China Airlines 611, Pesawat Pecah di Angkasa, Seluruh Penumpang dan Awak Jatuh di Perairan
Tumpal menjelaskan, otoritas penerbangan juga telah merekomendasikan pelaksanaan asesmen internal menyeluruh.
Hal itu untuk mengidentifikasi penyebab insiden dan menyempurnakan langkah-langkah mitigasi risiko, sehingga mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Garuda Indonesia akan secara aktif melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada pemangku kepentingan dan otoritas terkait.
“Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanan yang timbul dan terus berkomitmen untuk memperkuat tata kelola keselamatan penerbangan,” terang Tumpal.
Baca juga: Kisah Penerbangan Aloha Airlines 243, Atap Pesawat Robek di Udara, 1 Pramugari Terlempar ke Angkasa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.