KOMPAS.com - Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan tutup usai merugi hampir Rp 1 miliar karena belum dibayar.
Pemilik dapur MBG Kalibata, Ira Mesra Destiawati menghentikan operasional mitra Badan Gizi Nasional (BGN) tersebut sejak akhir Maret 2025.
Ira menduga, pihak Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN) melakukan penggelapan dana yang semestinya digunakan untuk memberi makan anak sekolah.
Berikut fakta-fakta dapur MBG Kalibata yang sempat menutup operasionalnya.
Baca juga: Dapur MBG di Kalibata Tutup karena Belum Dibayar Hampir Rp 1 Miliar, Apa Respons BGN?
1. BGN sudah transfer uang ke yayasan
Kuasa hukum korban, Danna Harly mengungkapkan, yayasan MBN yang menaungi dapur MBG Kalibata belum membayar makanan yang diproduksi meski telah menerima uang dari BGN.
"BGN sudah melakukan kewajibannya. Yayasan yang menahan uang ibu Ira," ujarnya dikutip dari siaran Kompas TV, Rabu (16/4/2025).
Harly menungkapkan, kontrak dapur MBG menyatakan satu porsi makanan yang dibuat seharga Rp 15.000. Namun, ada pengurangan harga Rp 2.500 setiap porsi.
Sesuai sistem pembayaran yang diberlakukan, BGN mentransfer biaya masak ke yayasan dan disalurkan ke dapur MBG. Namun, Ira belum pernah mendapat uang MBG.
BGN diketahui membayar makanan MBG ke yayasan sebesar Rp Rp 386.500.000. Saat uang itu ditagih, yayasan berdalih Ira belum membayar kekurangan Rp 45.314.249 untuk kebutuhan di lapangan.
Padahal, seluruh dana operasional dapur MBG Kalibata, seperti bahan pangan, sewa tempat, kendaraan listrik, peralatan dapur, dan juru masak dibiayai Ira selaku pemilik dapur tersebut.
Baca juga: Nestapa Dapur MBG Kalibata Tekor Hampir Rp 1 Miliar Usai Dana Disunat dan Diduga Ditahan Yayasan
2. Rugi Rp 975 juta
Harly menekankan, kliennya telah mengirimkan bukti inovice dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan ke yayasan. Namun, dia merasa yayasan itu bersikap kurang menyenangkan.
"Saya kirim surat, datang sendiri ke yayasan. Mereka malah tidak welcome suruh surat dilempar ke dalam. Yayasan ini bentuknya rumah," tuturnya.
Akibat belum dibayar sepeser pun selama dua tahap pelaksanaan program MBG, total kerugian yang dialami DAPUR Ira mencapai hampir Rp 1 miliar.
"Sejauh ini, total kerugian dari ibu Ira itu adalah Rp 975.375.000, baru dua tahap," kata Harly.
Dia menegaskan, yayasan belum membayar makanan yang telah diproduksi sepeser pun sejak program MBG berlangsung. Padahal, uang itu sudah dibayarkan BGN.
Baca juga: Profil Rockfeller Foundation, Yayasan yang Diklaim Tertarik Dukung Program MBG
3. Yayasan tolak bayar
Anggota Komisi IX DPR, Irma Suryani Chaniago menjelaskan, BGN telah memediasi kasus dugaan penggelapan dana dapur MBG Kalibata.
"Yayasan membutuhkan bukti otentik berupa bill yang harus diverifikasi, karena banyak katering yang tidak memberikan bukti verifikasi terkait pembelian menu," ujarnya, mengutip penjelasan Kepala BGN Dandan Hindayana.
Irma menambahkan, BGN ternyata sudah membayarkan dana MBG ke yayasan, bahkan seminggu sebelum dapur membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.
Dia menekankan, uang yang seharusnya diterima dapur MBG Kalibata berasal dari dana BGN, bukan uang milik yayasan.
Baca juga: Warganet Keluhkan Pungutan Wadah Makan oleh Sekolah, BGN: Laporkan Saja, MBG Tak Ada Biaya Tambahan
4. Beroperasi lagi dengan uang pribadi
Dapur MBG Kalibata akhirnya beroperasi kembali pada Kamis (17/4/2025) setelah sempat tutup sejak akhir Maret lalu.
Ira mengeklaim, hal ini merupakan bentuk komitmennya terhadap program pemerintah.
Diberitakan Kompas.com, Kamis, Ira dan kuasa hukumnya telah bertemu dengan perwakilan BGN pada Rabu (16/4/2025).
“Dengan saya ketemu hari ini, saya bahagia ya. Maksudnya welcome sekali BGN itu mendengar mitra dan mengapresiasi, karena saya juga komitmen dengan program Prabowo,” ujar Ira.
Dia merasa didengar dan mendapat dukungan BGN terkait perkara yang dijalani pada pertemuan tersebut. Karena itu, Ira terus berkomitmen menyediakan makanan bergizi untuk masyarakat.
Dapur MBG Kalibata yang dikelola sementara, kembali beroperasi memakai dana dari Ira. Sementara, pendanaan langsung dari BGN masih menunggu penyusunan skema teknis.
Baca juga: Soal Program MBG, CELIOS Usul Pilih Sasaran yang Membutuhkan Saja!
5. Kontrak yayasan akan dihentikan
Atas kasus ini, BGN tidak menunjuk yayasan untuk menaungi dapur MBG seperti di Kalibata. Masyarakat yang ingin terlibat program MBG dipersilakan mendaftar.
Menurut Irma, yayasan yang bekerja sama dengan BGN harus memiliki modal produksi makanan, meski tetap dibayar oleh BGN.
"Sampai saat ini, kami baru mendapat laporan satu kali ini (terkait dugaan penggelapan dana)," imbuh dia.
Dia menegaskan, BGN harus menghentikan kontrak kerja sama dengan yayasan-yayasan MBG yang bertindak nakal.
"Kontrak kerjanya harus dihentikan karena merusak image MBG di publik. Ini harus ditindak tegas," tandasnya.
Dia pun meminta BGN lebih selektif memilih yayasan dan menekankan pentingnya bertanggung jawab terhadap kontrak kerjanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.