KOMPAS.com - Mark Zuckerberg baru-baru ini menyebut TikTok sebagai ancaman serius bagi Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
CEO Meta itu telah mengakui bagaimana TikTok telah menjadi pesaing utama dalam industri media sosial.
TikTok telah menjelma menjadi magnet yang mampu menarik perhatian pengguna muda yang sebelumnya menjadi basis kuat platform-platform milik Meta.
Sejak diluncurkan pada 2018, aplikasi milik ByteDance itu menawarkan fitur video pendek dan menjadi pesaing utama Meta.
Baca juga: Benarkah Mark Zuckerberg Berencana Pisahkan Instagram dari Meta?
Daya tarik video pendek TikTok
Pernyataan Zuckerberg tersebut disampaikan dalam sidang Komisi Perdagangan Federal AS (Federal Trade Commission/FTC) saat dia menjadi saksi.
Jika Meta kalah dalam perkara ini, konsekuensinya adalah Instagram atau WhatsApp harus berpisah dan menjadi perusahaan independen.
FTC ingin memaksa Meta untuk menjual aplikasi tersebut karena dinilai sebagai siasat ilegal untuk memonopoli sebagian pasar media sosial.
Alih-alih bersaing dengan kompetitor, Meta justru hanya membeli perusahaannya.
Pemisahan kedua platform besar populer di dunia itu juga akan berpotensi menghapus ratusan miliar dollar AS dalam nilai pasar Meta.
"Kami mengamati bahwa pertumbuhan kami melambat secara drastis seiring dengan semakin populernya TikTok. Hal ini sangat mendesak dan telah menjadi prioritas utama perusahaan selama beberapa tahun," kata Zuck, Rabu (16/4/2025), dikutip dari Fortune.
Baca juga: Mark Zuckerberg Umumkan PHK untuk 3.600 Karyawan Meta, Apa Alasannya?
Dalam laporan tersebut, Zuckerberg telah menghabiskan tujuh jam selama dua hari terakhir untuk diinterogasi oleh pengacara pemerintah.
Zuckerberg menyoroti bahwa format video pendek TikTok dan sajian konten adiktif telah mengubah cara pengguna mengonsumsi media sosial.
Sebagai tanggapan terhadap perkembangan TikTok dengan konten video pendek yang digandrungi publik, Instagram juga melakukan hal yang sama dengan meluncurkan video Reels Instagram pada tahun 2020.
Pernyataan ini menekankan bahwa dinamika persaingan di industri teknologi semakin ketat.
Inovasi dan preferensi pengguna dapat dengan cepat menggeser dominasi pemain besar sekelas Meta.
TikTok, dengan pertumbuhan pengguna yang sangat pesat dan algoritma canggih, kini memang menjadi kekuatan yang tidak bisa diabaikan.
Baca juga: Meta Hapus Filter Kecantikan dan Efek AR di Instagram pada Hari Ini
Media sosial tak lagi andalkan koneksi antarteman
Dilansir dari Tech Crunch, Kamis (17/4/2025) dalam beberapa tahun terakhir, Meta berupaya mengimbangi perkembangan TikTok yang semakin pesat.
Saat ByteDance menggabungkan TikTok usai membeli Musical.ly pada 2017, Meta (saat itu Facebook) berhenti melaporkan jumlah penggunanya.
Laporan yang seharusnya dilakukan setiap triwulan itu beralih ke metrik "family of apps" yang mencakup Instagram dan WhatsApp.
Perubahan tersebut dirancang untuk menyembunyikan fakta bahwa pertumbuhan aplikasi Meta semakin melambat.
Selama ini, Facebook mengandalkan efek koneksi dalam media sosial seperti fitur teman. Namun, media sosial kini tak lagi terlalu bergantung pada koneksi teman dan keluarga.
Baca juga: Cara Gunakan Meta AI di Grup WhatsApp, Tidak Perlu Aplikasi Tambahan
"Seberapa penting jika teman-teman Anda menggunakan platform tertentu jika Anda dapat mengirim konten dari platform tersebut? Mengapa penting jika teman-teman Anda ada di sana?" tanya hakim.
“Aplikasi-aplikasi ini sekarang berfungsi sebagai mesin pencari. Orang-orang dapat mengambil konten tersebut ke mesin perpesanan,” jawab Zuck.
Namun, di sisi lain, Facebook juga tengah mencoba kembali ke akarnya dengan menguatkan efek koneksi tersebut.
Meta baru-baru ini merilis fitur-fitur baru untuk mempermudah koneksi antarteman, termasuk tab Friends yang diperbarui agar pengguna bisa lebih mudah melihat permintaan pertemanan dan aktivitas teman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.