KOMPAS.com - Tanpa disadari, kita selama ini bisa menghabiskan hampir sepertiga waktu harian di atas kasur untuk tidur.
Nah, kita mungkin tak pernah pula memikirkan apa yang sebenarnya tertinggal di seprai dan sarung bantal setelah kita tidur.
Setiap malam, tubuh kita padahal bisa melepaskan keringat, minyak alami, sel kulit mati, bahkan sisa makeup atau produk perawatan kulit.
Semua itu bisa menumpuk dari hari ke hari, menjadikan tempat tidur sebagai sarang yang nyaman bagi bakteri, jamur, dan tungau debu.
Menurut dr. Alok Vij, dokter kulit dari Cleveland Clinic, penting bagi kita untuk rutin mengganti seprai dan sarung bantal setidaknya seminggu sekali.
Kebiasaan sederhana ini bisa membantu mencegah masalah kulit seperti jerawat dan iritasi, serta mengurangi risiko gangguan pernapasan akibat alergen.
Menjaga kebersihan tempat tidur pada akhirnya bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal menjaga kesehatan.
Baca juga: Jangan Malas Bersihkan Tempat Tidur dan Cuci Seprai, Ini Alasannya
Hal yang terjadi pada seprai dan sarung bantal tidak dicuci seminggu
Setiap malam, tubuh kita dilaporkan bisa melepaskan sekitar 500 juta sel kulit, yang bercampur dengan keringat dan air liur.
Sebagaimana dilansir BBC (27/9/2024), campuran ini nyatanya bisa menjadi semacam makanan “prasmanan” bagi tungau-tungai kecil, yakni makhluk mikroskopis yang senang bersarang di tempat tidur.
Dalam jumlah besar, tungau dan kotorannya dapat memicu gangguan pernapasan dan masalah kulit seperti iritasi atau eksim.
Tak hanya itu, bantal dan seprai yang jarang dicuci bisa menjadi sarang bakteri.
Sebuah penelitian dari Amerisleep American pada 2013 menemukan bahwa sarung bantal yang tidak dicuci selama seminggu bisa mengandung hingga 3 juta bakteri per inci atau sekitar 9 juta bakteri per cm persegi.
Jumlah ini bahkan 17.000 kali lebih banyak dibandingkan dudukan toilet.
Profesor David Denning, pakar penyakit menular dan kesehatan global dari Universitas Manchester, Inggris, mengungkapkan bahwa hampir semua bantal mengandung jamur.
Salah satu jenis yang paling umum adalah Aspergillus fumigatus, jamur yang banyak ditemukan di tanah dan bisa bertahan hidup bertahun-tahun di dalam bantal.
"Sebagian besar dari kita berkeringat dari kepala saat tidur. Ditambah suhu hangat dan lembap dari tubuh, itu menciptakan kondisi ideal bagi jamur untuk tumbuh," ujar Denning.
Yang lebih mengkhawatirkan, jamur ini bisa sangat berbahaya bagi penderita asma berat atau mereka yang memiliki riwayat penyakit paru seperti TBC, karena dapat menyebabkan infeksi paru-paru kronis.
Maka, kebiasaan sederhana seperti mencuci seprai dan sarung bantal seminggu sekali bukan hanya soal kebersihan, tapi juga perlindungan bagi kesehatan kulit dan saluran pernapasan.
Baca juga: Mengapa Seprai Hotel Identik dengan Warna Putih? Ini Alasannya
Cucilah seprai seminggu sekali
Terkait hal tersebut, Denning menyarankan untuk mencuci seprai dan sarung bantal setidaknya seminggu sekali.
Menurut dia, mencuci seprai dapat membunuh hingga setengah dari bakteri C. difficile dan jamur.
Selain mencuci seprai, menyetrika juga mengurangi jumlah bakteri pada kain linen.
"Anda bisa menyetrika semua sprei dengan hati-hati, tetapi kita semua punya bakteri di tubuh kita, jadi itu tidak masalah," kata Denning.
Baca juga: 6 Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Sebelum Tidur
Berikut beberapa tips untuk menjaga tempat tidur Anda tetap bersih:
- Ganti perlengkapan tempat tidur secara teratur
Ganti seprai dan sarung bantal dengan yang bersih setidaknya seminggu sekali. Semua perlengkapan lainnya (seperti selimut, bantal, dan lainnya) dapat dicuci setiap enam bulan atau lebih.
- Cuci dengan air panas
Saat mencuci sprei, sebaiknya gunakan air panas, yang dapat membunuh tungau debu dan membantu membersihkan semuanya secara menyeluruh.
- Jangan rapikan tempat tidur
Anggap ini sebagai alasan Anda untuk membiarkan tempat tidur tidak dirapikan selama beberapa saat setiap pagi.
Beri kesempatan pada seprai yang basah karena keringat untuk mengering dengan tidak segera menarik selimut Anda.
"Ini akan mengurangi kelembapan yang dibutuhkan tungau debu dan bakteri untuk berkembang biak," kata Vij.
Anggaplah kiat-kiat tersebut sebagai rutinitas, bukan tugas, agar kita tidak merasa terbebani saat melakukannya.
Baca juga: Mengapa Punggung Terasa Sakit saat Bangun Tidur? Ini Penyebabnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.