Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Warisan Pemikiran Paus Fransiskus untuk Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Paus Fransiskus melambaikan tangan untuk menyapa umatnya dalam audiensi umum mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, 20 November 2024. Paus Fransiskus sakit dan dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, Italia, sejak 14 Februari 2025.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.

Namun, sama seperti cinta masyarakat dunia kepadanya, warisan pemikiran Paus Fransiskus akan tetap abadi.

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

Paus Fransiskus telah dikenal sebagai sosok yang membawa angin perubahan di dalam Gereja Katolik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia menekankan pentingnya kerendahan hati, kesederhanaan, dan kasih sayang dalam menjalankan tugas kepausan.

Di bawah kepemimpinannya, Gereja Katolik mulai membuka diri terhadap isu-isu kontemporer seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan perlindungan terhadap kaum miskin.

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Jalani Perawatan Pneumonia Sebelum Meninggal


Berikut beberapa butir pemikiran yang diwariskan Paus Fransiskus untuk dunia:

1. Mengutamakan kasih sayang

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang cenderung mengutamakan pendekatan yang inklusif, penuh kasih, dan pragmatis dalam memimpin Gereja.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan membuatnya lebih terbuka, relevan, dan lebih dekat dengan umat.

Dalam ensiklik Fratelli Tutti (2020), ia menyerukan persaudaraan universal dan solidaritas antarbangsa sebagai dasar untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

Selain itu, Paus Fransiskus berusaha mendekatkan Gereja kepada umat dengan mempromosikan pendekatan yang lebih pastoral dan berpusat pada belas kasih, daripada hanya berpegang pada aturan yang kaku.

Baca juga: Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Umat Katolik yang Wafat Hari Ini

2. Dialog antaragama

Paus Fransiskus juga memperjuangkan dialog antaragama, termasuk upaya mendekatkan hubungan antara Gereja Katolik dan umat Islam, Yahudi, serta kelompok-kelompok agama lainnya.

Menurutnya, dialog dan kerja sama lintas agama adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan keadilan global di tengah dunia yang semakin pluralis.

Paus Fransiskus bahkan ikut berpartisipasi dalam berbagai pertemuan antaragama, termasuk kunjungannya yang bersejarah ke Uni Emirat Arab pada 2019.

Di sana dia menandatangani dokumen tentang persaudaraan manusia bersama dengan pemimpin Muslim terkemuka.

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Sempat Kritis hingga Kini Pulang dari RS

3. Kepedulian terhadap lingkungan

Dalam ensikliknya yang berjudul Laudato Si' (2015), Paus Fransiskus menyoroti tanggung jawab manusia untuk menjaga bumi sebagai rumah bersama yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Dia juga menyerukan tindakan global yang mendesak untuk melawan perubahan iklim dan melindungi bumi dari kerusakan.

Paus mengaitkan isu lingkungan dengan keadilan sosial, menekankan bahwa dampak dari kerusakan lingkungan paling dirasakan oleh mereka yang paling miskin dan rentan.

Baca juga: Paus Fransiskus Tetap Telepon Gaza meski Kritis, Khawatirkan Kondisi Rakyat

4. Memperjuangkan kaum marjinal

Paus Fransiskus dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kemanusiaan. Salah satu prioritas utamanya adalah memperjuangkan hak-hak kaum miskin dan termarjinalkan.

Dalam banyak kesempatan, ia menegaskan bahwa Gereja harus menjadi "Gereja yang miskin dan untuk orang miskin," dan menolak segala bentuk kemewahan yang dapat menciptakan jarak antara pemimpin gereja dan umat.

Di bawah kepemimpinannya, Gereja Katolik telah menjadi suara yang vokal dalam memperjuangkan keadilan sosial di berbagai belahan dunia.

Paus Fransiskus tidak segan-segan mengkritik ketidakadilan yang dilakukan oleh para pemimpin politik dan ekonomi, terutama terkait dengan kebijakan yang merugikan kaum miskin dan rentan.

Baca juga: Penjelasan Terbaru Vatikan soal Kondisi Paus Fransiskus

5. Membangun hubungan internasional dan solidaritas global

Sebagai Kepala Negara Vatikan, kunjungan Paus Fransiskus juga memiliki makna diplomatik yang penting.

Dia bertemu dengan para pemimpin dunia, bukan hanya untuk membahas isu-isu agama, tetapi juga untuk memperkuat hubungan internasional dan mendorong kerja sama dalam menghadapi tantangan global.

Kunjungan Paus Fransiskus ke berbagai negara membawa pesan universal tentang perdamaian, dialog, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan.

Melalui hal tersebut, Paus berusaha menjadikan Gereja Katolik sebagai kekuatan positif yang berkontribusi pada penyelesaian konflik, pemberdayaan masyarakat miskin, dan pelestarian bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi