Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Narasi Etika Kerja Orang China Lebih Baik dari Indonesia, Apa Kata Pakar?

Baca di App
Lihat Foto
PEXELS/PAVEL DANILYUK
Ilustrasi bekerja.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Lini masa X ramai membahas mengenai etika kerja atau work ethics orang China yang dianggap berbeda dengan orang Indonesia.

Banyak warganet pun berharap agar Indonesia mencontoh etika kerja orang China tersebut.

Salah satunya, dilansir dari akun @it***mWi**** pada Sabtu (19/4/2025), menuliskan bahwa, "gua kagum sama work ethic orang China: gercep kalau kerja, WA dibales dalam 5 menit, ngomong langsung ke intinya, ga ribet. Kayak gini bisa kita tiru di Indonesia".

Budaya kerja di China tersebut turut dibandingkan dengan budaya kerja orang Indonesia yang dianggap kurang efisien.

"Kita mau ngomong aja musti ketemuan dulu. Atur meeting. Padahal yang dibahas bisa kelar cuma lewat chat. 5 menit pun ga nyampe," tulis akun @M**ng**** pada Sabtu (19/4/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Trus pas meeting 2-3 jam, 85% waktunya buat ngebahas hal2 ga penting haha," timpal akun @it***mWi****.

Lantas, bagaimana pendapat pakar HR terkait perbedaan etika kerja orang China dan Indonesia ini?

Baca juga: Darurat Militer Dikaitkan dengan Budaya Kerja Cepat, Mengapa Korsel Selalu Bekerja Kilat?

Budaya kerja tergantung dengan perusahaan, bukan stereotipe daerah

Head of PR & Social Indonesia Jobstreet by SEEK, Adham Somantrie menjelaskan bahwa budaya dan etos kerja pada umumnya berbeda-beda tergantung dengan perusahaan tempat bekerja.

"Tiap perusahaan memiliki budaya kerjanya masing-masing yang dibentuk berdasarkan banyak faktor," kata Adham saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/4/2025).

Dia menjelaskan faktor yang memengaruhi budaya kerja meliputi nilai-nilai perusahaan hingga lingkungan sekitar wilayah operasional perusahaan.

Sehingga, budaya dan etos kerja lebih banyak dipengaruhi oleh tempat kerja, bukan daerah asal si pekerja.

"Walau tidak bisa dipungkiri, tradisi dan budaya dari daerah di mana seseorang tumbuh juga menjadi salah satu faktor yang membentuk budaya kerja seseorang," ujar Adham.

"Namun, stereotyping pekerja hanya berdasarkan daerah asalnya merupakan praktik diskriminatif," tambahnya.

Dia menerangkan bahwa hal tersebut bertentangan dengan prinsip "Fair Hiring" yang dianut oleh SEEK, termasuk Jobstreet dan Jobsdb.

"Kami percaya bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan bekerja yang sama," imbaunya.

"Yaitu dinilai berdasarkan keterampilan kerja dan etos kerja, tanpa ada pengaruh dari usia, jenis kelamin, ras dan suku, hingga latar belakang institusi pendidikan atau almamater," lanjutnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi