KOMPAS.com - Paus Fransiskus dikabarkan meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.
Dikutip dari KOMPAS.com, (21/04/2025), Kardinal Kevin Ferrel memberikan pernyataan mengenai ini.
“Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Kardinal Kevin Ferrell.
Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus sempat memberikan pidato yang dibacakan oleh rekannya pada perayaan Paskah di Vatikan, Minggu (20/4/2025).
Dalam khutbah itu, Paus Fransiskus menyampaikan pesan terakhirnya soal gencatan senjata di Gaza.
Apa sajakah yang disampaikan Paus dalam pidatonya mengenai Gaza?
Baca juga: Deretan Negara yang Tetapkan Hari Berkabung Nasional untuk Hormati Wafatnya Paus Fransiskus
Pidato Paus Fransiskus mengenai Konflik Gaza
Dikutip dari Al Jazeera, Minggu (20/04/2025) berikut hal-hal yang disampaikan Paus Fransiskus dalam pidatonya di Gaza.
Kedekatan Paus Fransiskus dengan korban di GazaDalam pidato Minggu Paskah terakhirnya, Paus menyampaikan bahwa ia dekat secara batin dengan penderitaan umat Kristen dan seluruh rakyat di Palestina dan Israel.
“Masyarakat Gaza, khususnya komunitas Kristen yang berada di sana mengalami penderitaan karena konflik yang mengerikan,” kata Paus melalui pidato yang dibacakan oleh rekannya.
Seruan untuk gencatan senjata, pembebasan sandera, serta bantuan bagi rakyat kelaparan“Seruan kepada pihak-pihak yang bertikai untuk melakukan gencatan senjata, membebaskan para sandera, dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai!” seru Paus dalam pidatonya.
Ini menegaskan posisi moralnya terhadap penderitaan rakyat sipil, terutama di Gaza.
Baca juga: Paus Fransiskus Berpulang: Tentang Frailty, Penuaan, dan Martabat Manusia
Situasi kemanusiaan di GazaIa menyebutkan situasi di Gaza sebagai situasi yang dramatis dan menyedihkan, walaupun Paus tidak menyebutkan secara eksplisit bahwa Israel adalah pelaku genosida.
Namun, seruannya mengarah pada urgensi penyelesaian dan perhatian pada penderitaan warga sipil.
Paus juga menyerukan agar dunia menghidupkan kembali rasa percaya kepada sesama, terlepas dari perbedaan yang ada.
"Saya ingin kita semua untuk kembali berharap dan menghidupkan kembali kepercayaan kita kepada orang lain, termasuk mereka yang berbeda dari kita," ujar Paus.
Paus menyoroti pentingnya menghargai martabat manusia, dengan mengutip serangan terhadap warga sipil, sekolah, rumah sakit, dan pekerja kemanusiaan.
Kritik tersirat terhadap IsraelMeskipun menggunakan bahasa tersirat, ia mengkritik secara implisit tindakan Israel dengan menyebut kelaparan sebagai kejahatan kemanusiaan.
Dia juga sebelumnya mengkritik dukungan global (khususnya dari AS) yang membiarkan penderitaan di Gaza terus berlanjut.
"Sebesar apapun keinginan rakyat yang kelaparan mendambakan masa depan yang damai, akan sulit ketika Anda secara aktif dibasmi oleh pasukan yang menikmati dukungan bipartisan penuh dari negara adikuasa global yang berkuasa, Amerika Serikat," kritik Paus dalam pidatonya.
Baca juga: Jadwal Pemakaman Paus Fransiskus yang Digelar Sabtu, 26 April 2025
Penekanan pada perdamaianPaus juga menjelaskan mengenai isu para pengungsi, migran, dan komunitas yang terpinggirkan.
“Betapa banyak penghinaan yang kadang-kadang dilakukan terhadap mereka yang rentan, yang terpinggirkan, dan para migran!” tegas Paus Fransiskus dalam tulisannya.
"Konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan," lanjutnya.
"Tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan rasa hormat terhadap pandangan orang lain," lanjut Paus.
Ia melanjutkan dengan menegaskan kembali keinginannya untuk memperbarui harapan bahwa perdamaian itu mungkin terjadi.
Paus Fransiskus membuat rakyat Palestina merasa diakui
Dikutip dari Democracy Now, Rev. Munther Isaac, Pendeta Kristen Palestina menjelaskan mengenai keterlibatan Paus dan dukungannya dalam membela masyarakat di Palestina.
“Saya pikir tidak ada warga Palestina yang lupa ketika Paus Fransiskus menghentikan mobilnya, turun, dan berdoa di tembok pemisah yang memisahkan Yerusalem dari Betlehem di tahun 2014,” kata Isaac.
“Itu adalah sebuah momen yang menyentuh kita semua, bahkan hingga bertahun-tahun,” lanjutnya.
Baca juga: Saat Warga AS Bandingkan Sosok Trump dengan Paus Fransiskus...
Isaac menjelaskan bahwa hal paling penting menurutnya ketika Paus Fransiskus menyerukan penyelidikan mengenai genosida yang dilakukan Israel di Gaza.
“Bagi saya, ini adalah hal penting karena menuntut akuntabilitas dan menunjukkan sikap lebih dari sekadar belas kasih dan perdamaian. Dia mendukung keadilan,” ungkap Isaac.
Isaac kembali menjelaskan bahwa Paus Fransiskus membuat masyarakat Palestina merasa diakui di saat banyak orang mengabaikan dan merendahkan martabat orang Palestina.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.