Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kondisi Halusinasi, Mengapa Seseorang Bisa Mengalaminya?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Penyebab seseorang mengalami halusinasi.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Halusinasi adalah kesalahan persepsi terhadap objek atau peristiwa yang melibatkan indra, baik penglihatan, suara, penciuman, sentuhan, maupun rasa.

Kata hallucination sendiri berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti "mengembara secara mental".

Baca juga: Bukan Hanya Ganja, 7 Tanaman Ini Juga Bisa Memengaruhi Pikiran atau Menyebabkan Halusinasi


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir dari laman Mediline Plus NIH, halusinasi melibatkan persepsi indra terhadap hal-hal yang terasa nyata namun sebenarnya tidak. Kondisi tersebut diciptakan oleh pikiran.

Reaksi kimia dan/atau kelainan di otak menjadi faktor utama yang menyebabkan halusinasi. Sehingga hal yang sebenarnya tidak ada menjadi tampak nyata.

Meski siapapun bisa saja mengalami halusinasi, kondisi ini biasanya merupakan gejala gangguan yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan psikosis, khususnya skizofrenia.

Baca juga: Menonton TikTok dan Reels Berlebihan Sebabkan Halusinasi, Kok Bisa?

Namun halusinasi juga dapat disebabkan efek dari penggunaan narkoba, kondisi neurologis, dan beberapa situasi sementara.

Seseorang mungkin mengalami halusinasi dengan atau tanpa kesadaran bahwa apa yang dialaminya tidak nyata.

Dan ketika seseorang mengira halusinasinya nyata, maka itu bisa dianggap sebagai gejala psikotik.

Baca juga: Kecubung Picu Halusinasi, Kenapa Tidak Masuk Golongan Narkotika?

Gejala halusinasi

Dikutip dari laman Verywell Mind, halusinasi dapat menimbulkan berbagai gejala, tergantung jenisnya, beberapa di antaranya adalah:

  1. Merasakan sensasi pada tubuh, seperti gerakan atau rasa digerayang pada kulit
  2. Mendengar suara, seperti musik, langkah kaki, atau gedoran pintu
  3. Mendengar suara-suara lain, dapat mencakup suara-suara positif atau negatif, seperti suara yang memerintahkan Anda untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain
  4. Melihat benda, makhluk, atau pola cahaya
  5. Mencium bau, bisa bau harum atau busuk
  6. Mencicipi sesuatu, sering kali terasa seperti logam.

Baca juga: Kecubung Picu Halusinasi dan Bisa Sebabkan Kematian, Guru Besar UGM: Tak Ada Dosis Aman

Halusinasi sering terjadi pada orang dengan kondisi kejiwaan, termasuk skizofrenia dan gangguan bipolar.

Namun dalam beberapa kasus, seseorang tidak harus memiliki penyakit mental untuk mengalami halusinasi.

Apa bedanya dengan delusi?

Delusi adalah keyakinan salah yang bertentangan dengan kenyataan. Seseorang tidak bisa melepaskan keyakinannya yang tidak benar, meskipun ada bukti yang bertentangan.

Melansir laman Kompas.com (13/12/2023), delusi sering kali diperkuat oleh salah tafsir atas suatu peristiwa, dan banyak juga yang melibatkan paranoia pada tingkat tertentu.

Delusi juga merupakan salah satu gejala umum dari beberapa gangguan psikotik. Hal ini mungkin terjadi bersamaan dengan halusinasi, yang melibatkan persepsi sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Baca juga: Ramai soal Efek Jamur Tahi Sapi Bikin Halusinasi, Benarkah?

Namun, meskipun halusinasi dan delusi melibatkan distorsi atau penyimpangan realitas, ada perbedaan mencolok antara keduanya.

Misalnya, pemikiran delusi berarti proses kognitif seseorang terdistorsi, atau dalam hal ini pikiran orang tersebut terdistorsi.

Sedangkan pada halusinasi, distorsi ada pada indra orang yang mengalaminya, misalnya pada indra pendengaran atau peraba.

Secara sederhana, halusinasi melibatkan indra dan perasaan nyata tetapi sebenarnya tidak, dan delusi adalah keyakinan yang salah dan tetap, meskipun ada bukti sebaliknya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi