Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Keracunan MBG Terus Terjadi, Ahli Gizi Ingatkan Prinsip Keamanan Pangan

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Freepik/Freepik
Ilustrasi prinsip keamanan pangan.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sederet kasus keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis terjadi sepanjang 2025. 

Kasus keracunan MBG terbaru, terjadi di Cianjur dan bahkan ditetapkan sebagai kasus luar biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan setempat.

Setiap kasus keracunan massal MBG memilik penyebab yang berbeda-beda.

Salah satunya, di Bombana, Sulawesi Tenggara, keracunan MBG disebabkan oleh menu ayam tepung yang sudah basi.

Sementara itu, penyebab keracunan massal karena MBG di Sukoharjo terjadi karena olahan ayam yang kurang matang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari berbagai kasus keracunan massal dalam program MBG ini, bagaimana tanggapan ahli gizi?

Baca juga: Berkaca dari Kasus MBG, Apa Gejala dan Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

BGN sudah merilis 5 kunci keamanan pangan

Dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Dr. Tan Shot Yen menanggapi bahwa dirinya telah memperhatikan isu ini sejak bulan Januari.

"Sebetulnya dari panduan teknis MBG yang dirilis BGN sudah jelas," terang Tan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/4/2025).

Tan menjelaskan bahwa BGN sudah merilis 5 kunci keamanan pangan, yaitu menjaga suhu makanan, menggunakan air dan bahan baku yang aman, menjaga kebersihan, memasak dengan benar, serta memisahkan pangan mentah dan pangan matang.

"Apakah semua hal di atas sudah dijalankan dengan baik? Adakah monitoring dan supervisi?" ujarnya.

Tan telah mengimbau bahwa pengelolaan makanan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak.

Dokter ingatkan prinsip keamanan pangan HACCP

Diberitakan Kompas.com (3/1/2025), Tan menjelaskan salah satu prinsip keamanan pangan, yaitu Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP).

Tan menjelaskan bahwa metode HACCP mengatur pengelolaan makanan sesuai dengan standar kebersihan dan keamanan, mulai dari bahan baku dipilih hingg sampai ke konsumen.

Berikut enam prinsip dan langkah penerapan HACCP.

Dokter Tan mengatakan bahwa pada saaat dibeli, bahan baku makanan perlu diperhatikan kesegarannya.

Bebrapa jenis makanan juga memiliki syarat-syarat kelayakan tertentu, misalnya daging, ikan, sayuran, dan bumbu dapur.

Tan mengimbau bahwa bahan mentah yang hendak diolah tidak booleh dalam keadaan busuk dan berjamur.

  • Menyimpan bahan makanan dengan benar

Indonesia memiliki iklim lembab yang dapat menyebabkan bahan makanan menjadi mudah busuk.

Tan menerangkan bahwa makanan yang tidak segar karena masalah penyimpanan tidak boleh diberikan pada anak-anak.

“Bukan cuma beras, bahan makanan yang lain misalnya daging dan bumbu dapur lainnya, harus benar-benar tepat suhu dan cara penyimpanannya,” ujar Dokter Tan.

Baca juga: 5 Fakta Dapur MBG Kalibata Tutup Usai Rugi Hampir Rp 1 M

  • Menjaga kebersihan masakan

Kebersihan bahan baku dan alat masak juga perlu diperhatikan.

Dokter Tan juga menyarankan untuk menjaga kebersihan dapur agar tidak menjadi sarang tikus, kucing, atau binatang lainnya yang berisiko merusak mutu makanan.

  • Memperhatikan penyedap rasa atau bahan tambahan lain

Dokter menyoroti risiko yang dapat ditimbulkan dari penggunaan micin, saus, atau penyedap rasa lainnya dalam masakan.

Dia menyarankan agar bahan tambahan ini digunakan sesuai porsinya atau bahkan sebisa mungkin dihindari.

“Micin atau persausan itu punya risiko kelebihan kandungan garam, gula, atau bahkan micin itu sendiri,” ujarnya. 

  • Memilih bahan kemasan yang aman

Bahan untuk mengemasa makanan haruslah bebas dari zat-zat berbahaya.

Selain itu, makanan panas juga tidak diperbolehkan untuk langsung disimpan di wadah plastik yang mengandung BPA.

Dokter Tan juga melarang penggunaan styrofoam atau kertas nasi yang dilapisi plastik sebab berpotensi meleleh saat terkena makanan panas.

"Pengemasan plastik harus bebas BPA. Haram hukumnya memakai plastik gula atau es. Nanti ada mikroplastik di makanannya," kata dia.

  • Memperhatikan cara dan waktu mendistribusikan makanan

Dokter mengungkapkan bahwa makanan yang sudah matang harus segera dikonsumsi dalam waktu dua jam setelah dimasak.

Sesudah 2 jam, makanan akan berada pada suhu antara 5 sampai 60 derajat Celsius.

Pada suhu kritis tersebut, bakteri dan jamur dapat tumbuh.

Dokter Tan menambahkan bahwa makanan basi disebabkan proses menyimpan makanan dalam suhu kritis tersebut, bukan karena  wadah makanan yang ditutup saat masih panas.

(Sumber: Kompas.com/Devi Pattricia | Editor: Bestari Kumala Dewi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi