Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Mengapa Jalan Kaki Lebih Baik dari Lari

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
ilustrasi jalan kaki, Rutin Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari, Bisa Mencegah penyakit Apa Saja?
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Banyak orang mengira, semakin berat olahraga yang dilakukan, semakin besar pula manfaat yang didapat.

Namun, jalan kaki membuktikan bahwa kebaikan untuk tubuh tidak selalu harus datang dari aktivitas yang intens.

Aktivitas sederhana ini menawarkan beragam manfaat kesehatan, bahkan dalam beberapa hal lebih baik dibandingkan dengan lari atau jogging.

Meskipun lari berdampak besar bagi kebugaran, terutama bagi mereka yang mengejar kecepatan atau daya tahan, berjalan ternyata lebih unggul untuk jangka panjang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan kaki memiliki keunggulan tersendiri yang patut dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang mencari rutinitas sehat yang berkelanjutan.

Lantas, mengapa olahraga jalan kaki bisa lebih baik daripada lari?

Baca juga: 4 Kesalahan Saat Jalan Kaki yang Sebabkan Berat Badan Sulit Turun, Apa Saja?

Alasan jalan kaki lebih baik daripada lari

Berikut 5 alasan mengapa jalan kaki lebih baik daripada berlari:

1. Jalan kaki baik untuk persendian

Dilansir dari Times of India, Minggu (27/4/2025), jika Anda memiliki masalah lutut, radang sendi, kelebihan berat badan, atau baru memulai perjalanan kebugaran, berjalan kaki adalah pilihan yang tepat. 

Berlari memberikan tekanan hampir tiga kali lipat berat tubuh pada setiap langkahnya. Berlari juga akan memberikan tekanan lebih keras pada bagian lutut.

Sebaliknya, berjalan tidak akan memberi tekanan yang besar pada persendian dan lutut, serta tidak akan menimbulkan keausan pada tubuh. 

Jalan kaki ideal bagi orang dewasa yang lebih tua, mereka yang memiliki riwayat nyeri sendi, ataupun sedang pulih dari cedera. 

Berjalan tidak hanya menghindari masalah tersebut, tetapi juga secara aktif memperkuat otot dan tulang seiring waktu dengan cara yang lebih ringan dan berkelanjutan.

Baca juga: Kisah Pria di Italia, Jalan Kaki 450 Km untuk Tenangkan Diri Usai Bertengkar dengan Istri

2. Berjalan lebih mudah untuk dilakukan

Jika Anda setiap hari sibuk dengan urusan pekerjaan dan rumah tangga, berlari akan cukup melelahkan. 

Apalagi, tubuh seseorang terkadang tidak cocok dengan olahraga kardio yang intens.

Berjalan kaki dapat menjadi solusi tepat, bahkan dapat dilakukan pada setiap rutinitas.

Lakukan lebih banyak berjalan dalam aktivitas sehari-hari, baik di rumah maupun melakukan pekerjaan di kantor.

Mungkin, berjalan kaki akan terasa seperti tidak berolahraga, hanya terkesan seperti bergerak, bernapas, dan beristirahat.

Namun, jika dilakukan secara konsisten, akan berdampak secara signifikan bagi kebugaran tubuh.

Daripada berlari atau jogging yang tidak konsisten, berjalan kaki setiap hari secara rutin justru lebih berdampak signifikan bagi kebugaran tubuh.

Baca juga: Penyakit Apa yang Bisa Dicegah dengan Rutin Jalan Kaki 30 Menit Setiap Hari?

3. Jalan kaki bagus untuk kesehatan mental

Lari merupakan aktivitas yang cukup berat, sehingga dapat memicu detak jantung lebih cepat, napas menjadi pendek, dan otak bekerja lebih ekstra. 

Aktivitas tersebut mungkin cocok untuk sebagian orang. Namun, bagi mereka yang menghadapi stres, kecemasan, kelelahan mental, atau kelelahan emosional, berjalan kaki justru memberikan ketenangan, alih-alih memicu adrenalin.

Berjalan kaki juga dapat menjadi cara untuk bermeditasi, terutama dilakukan di ruang terbuka hijau. 

Tidak perlu mendengarkan musik, tapi cukup suara burung, desiran dedaunan di bawah kaki, dan pikiran Anda menjadi tenang.

Banyak terapis bahkan merekomendasikan terapi berjalan kaki sambil bicara. Aktivitas tersebut membawa seseorang ke dalam ritme yang menenangkan sistem saraf. 

Jadi, jika tujuan Anda bukan hanya kebugaran fisik, tetapi juga keseimbangan emosional, berjalan bisa menjadi pilihan terbaik.

Baca juga: Ritual Thudong 2025 Sudah Dimulai, 38 Biksu Jalan Kaki dari Bangkok ke Borobudur

4. Jalan kaki bagus untuk metabolisme

Berjalan ternyata sangat efektif untuk menurunkan berat badan dan membakar lemak, terutama bagi mereka yang memiliki metabolisme lebih lambat atau ketidakseimbangan hormon. 

Ketika berlari atau jogging, tubuh tidak hanya membakar kalori dengan cepat, tetapi juga sering kali memicu nafsu makan yang lebih besar setelahnya. 

Inilah alasan mengapa banyak pelari mengeluh sering makan lebih banyak setelah berlari intens. 

Sebaliknya, berjalan dapat menjaga metabolisme tetap terjaga tanpa memicu rasa lapar berlebihan.

Aktivitas ini juga membantu mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Baca juga: Jalan Kaki Satu Jam Sehari Setara dengan Menambah Usia Hidup 6 Jam

5. Jalan kaki bisa dilakukan siapa saja

Tidak semua orang memiliki stamina, kapasitas paru-paru, atau kesehatan kardiovaskular untuk berlari. 

Anak-anak, orang tua, penderita asma, mereka yang baru saja pulih dari operasi, atau siapa pun yang memiliki berat badan berlebihan, mungkin merasa jogging atau berlari sulit dilakukan.

Di sisi lain, berjalan kaki dapat dilakukan secara sederhana tanpa bantuan perlengkapan lainnya. 

Tidak perlu sepatu mewah, aplikasi, jam tangan kebugaran, atau lintasan lari. 

Cukup melangkah keluar, bernapas, dan bergerak. Tidak masalah seberapa lambat Anda berjalan.

Baca juga: Teknik Jalan Kaki 1 Menit untuk Turunkan Berat Badan 500 Gram dalam Seminggu

Kelemahan berlari dibandingkan berjalan

Dilansir dari Mayo Clinic (11/3/2025) pelari memiliki risiko cedera yang lebih tinggi daripada pejalan kaki. Cedera umum yang dapat terjadi, termasuk nyeri tulang kering, ketegangan otot, dan lutut.

Dampak yang lebih parah bahkan bisa menyebabkan fraktur stres, terutama jika Anda berlari tanpa waktu pemulihan yang memadai atau nutrisi yang tepat.

Berlari juga memiliki kebutuhan pemulihan yang lebih besar karena kelelahan otot dan benturan yang lebih tinggi, yang sering kali memerlukan hari istirahat atau latihan silang di antara sesi. 

Dampak tinggi dari lari juga dapat membuat olahraga ini tidak cocok bagi orang yang sudah menderita osteoartritis (peradangan sendi).

Penting untuk dicatat, lari tidak serta merta mengurangi artritis yang sudah ada. Orang yang menderita kerusakan sendi atau artritis sedang hingga parah, mungkin mendapati bahwa aktivitas berdampak tinggi dapat memperburuk gejala.

Baca juga: Rutin Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Bisa Mencegah Penyakit Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi