KOMPAS.com - Arkeolog dari Pusat Arkeologi Mediterania Polandia di Universitas Warsawa menemukan sebuah patung kepala mirip alien yang terbuat dari tanah liat di Kuwait.
Patung tersebut diduga berasal dari milenium keenam SM, berusia sekitar 7.000 tahun yang tampak sangat mirip dengan penggambaran alien masa kini.
Baca juga: Misteri Kehidupan di Titan, Ilmuwan Deteksi Potensi Kehidupan Alien di Bulan Saturnus
para arkeolog mendapatkan penemuan tersebut pada 2025 selama penggalian di Bahra 1, sebuah situs prasejarah di Kuwait utara.
Bahra 1 adalah salah satu pemukiman tertua di Jazirah Arab, dengan pendudukan yang berlangsung sekitar 5500 hingga 4900 SM.
Patung mirip alien tersebut berbentuk kepala kecil yang dibuat dengan sangat halus, dengan mata sipit, hidung pesek, dan tengkorak memanjang.
Baca juga: Arkeolog Temukan Kuburan Masal Prajurit Romawi di Bawah Lapangan Sepak Bola
Apa sebenarnya patung mirip alien tersebut?
Patung mirip alien yang ditemukan para arkeolog diduga merupakan produk seni tembikar dari budaya Mesopotamia.
Dilansir dari laman Live Science, Sekitar 5500 hingga 4900 SM, Bahra 1 dihuni oleh Ubaid, sebuah budaya yang berasal dari Mesopotamia dan dikenal karena tembikarnya yang khas, termasuk patung-patung yang menyerupai alien.
Ubaid menjalin hubungan dengan masyarakat Neolitikum, atau Zaman Batu Baru di Teluk Arab pada milenium keenam SM.
Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Firaun yang Memerintah Mesir 3.500 Tahun Lalu
Kondisi tersebut mengubah daerah Bahra 1 menjadi semacam tempat peleburan budaya kuno.
Benturan antara masyarakat dan budaya mereka ini mengakibatkan persimpangan pertukaran budaya prasejarah termasuk seni, seperti patung yang baru saja ditemukan.
Menariknya, patung mirip alien itu terbuat dari tanah liat Mesopotamia, tidak seperti keramik "Coarse Red Ware" yang berasal dari Teluk Arab. Artinya Ubaid secara aktif mengimpor tradisi lokal mereka ke wilayah tersebut.
Baca juga: Arkeolog Temukan Peti Mati Santa Claus yang Sudah Berusia 1.600 Tahun
Menurut publikasi Universitas Chicago, patung Ubaid terkadang disebut "berkepala kadal," "mirip burung," atau "ophidian (mirip ular)."
Berbagai teori telah mencoba menjelaskan fitur wajah tidak biasa dari patung-patung yang ditemukan tersebut.
Satu gagasan menyatakan bahwa patung-patung itu menunjukkan deformasi tengkorak buatan, atau dikenal sebagai head-shaping (pembentukan kepala).
Baca juga: Arkeolog Temukan Kota Peradaban Suku Maya yang Hilang di Meksiko
Itu adalah sebuah praktik yang diikuti dalam masyarakat Ubaid, dan dibuktikan dalam sisa-sisa kerangka yang digali di Mesopotamia.
Dilakukan dengan melilitkan perban di sekitar tengkorak bayi yang lunak. Ini dilakukan sebagai simbol identitas, seperti kelas, budaya, atau milik kelompok khusus dalam pemukiman mereka.
Ubaid diduga telah melakukan praktik ini di wilayah yang sekarang menjadi Iran pada milenium kedelapan dan ketujuh SM, dan mencapai puncaknya selama milenium kelima SM.
Apa itu wilayah Mesopotamia?
Mesopotamia adalah wilayah di Asia barat daya yang dianggap sebagai tempat berkembangnya peradaban paling awal di dunia.
Wilayah tersebut merupakan pusat budaya yang pengaruhnya meluas ke seluruh Timur Tengah dan hingga ke lembah Indus, Mesir, dan Mediterania.
Dikutip dari laman Britannica, nama Mesopotamia berasal dari kata Yunani yang berarti "di antara sungai". Itu merujuk pada wilayah yang berada di antara sungai Tigris dan Efrat.
Baca juga: Asal-usul Istilah Timur Tengah dan Negara-negara yang Termasuk di Dalamnya
Namun secara luas dapat didefinisikan meliputi sebagian wilayah Timur Tengah yang sekarang menjadi Suriah timur, Turki tenggara, dan sebagian besar Irak.
Sejarah Mesopotamia ditandai oleh banyak penemuan penting yang mengubah dunia, termasuk konsep waktu, matematika, roda, perahu layar, peta, dan tulisan.
Manusia pertama kali menetap di Mesopotamia pada era Paleolitik. Pada 14.000 SM, orang-orang di wilayah tersebut tinggal di pemukiman kecil dengan rumah-rumah melingkar.
Baca juga: Dulu Sebagian Wilayah Timur Tengah Disebut Bulan Sabit Subur, Apa Itu?
Beberapa ribu tahun kemudian, masyarakat membentuk komunitas pertanian setelah domestikasi hewan dan pengembangan pertanian, terutama teknik irigasi yang memanfaatkan sungai Tigris dan Efrat.
Kemajuan pertanian merupakan hasil karya budaya Ubaid yang dominan, yang telah menyerap budaya Halaf sebelumnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.