Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hotel di Jepang Tuntut Turis Israel Menyatakan Tidak Terlibat Kejahatan Perang

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/Sorasak
Ilustrasi Kyoto di Jepang. Hotel di Kyoto mewajibkan tamunya dari Israel membuat pernyataan tidak terlibat kejahatan perang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah hotel di Kota Kyoto, Jepang meminta seorang turis Israel menandatangani dokumen pernyataan tidak melakukan kejahatan perang selama dinas militer.

Turis Israel tersebut diminta menandatangani pernyataan itu setelah dia menunjukkan paspor Israelnya di resepsionis dan sebelum check-in.

“Petugas hotel memberikan formulir ini dan mengatakan kepada saya bahwa tanpa menandatanganinya, saya tidak akan diizinkan untuk check-in,” kata turis pria itu, dikutip dari Palestine Chronicle, Senin (28/4/2025).

Turis tersebut diketahui bertugas sebagai petugas medis tempur di cadangan Angkatan Laut.

Adapun kejahatan perang yang dimaksud, termasuk pemerkosaan, pembunuhan terhadap mereka yang menyerah, atau serangan terhadap warga sipil.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya, warga negara Israel tersebut menolak untuk menandatangani surat pernyataan yang diserahkan kepadanya.

Namun, dia akhirnya menandatanganinya setelah petugas hotel menjelaskan bahwa surat pernyataan itu juga berlaku bagi tamu Rusia.

Baca juga: 15 Poin Fatwa Ulama Dunia soal Konflik Israel-Palestina

Isi surat pernyataan

Surat pernyataan tidak terlibat kejahatan perang tersebut ditulis dalam bahasa Inggris dan terdiri dari empat poin.

Berikut isi “Ikrar Tidak Terlibat dalam Kejahatan Perang”:

  1. Saya tidak pernah terlibat dalam kejahatan perang yang melanggar hukum internasional dan hukum kemanusiaan.
  2. Saya tidak pernah melakukan kejahatan perang, termasuk namun tidak terbatas pada:
    • Serangan terhadap warga sipil (anak-anak, perempuan, dll.)
    • Membunuh atau menganiaya mereka yang telah menyerah atau ditawan sebagai tawanan perang
    • Penyiksaan atau perlakuan tidak manusiawi
    • Kekerasan seksual, pemindahan paksa, atau penjarahan
    • Tindakan-tindakan lain yang termasuk dalam Pasal 8 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional (ICC)
  3. Saya tidak pernah merencanakan, memerintahkan, membantu, bersekongkol, atau menghasut kejahatan perang, dan saya juga tidak pernah berpartisipasi dalam tindakan tersebut.
  4. Saya berjanji untuk terus mematuhi hukum internasional dan hukum humaniter dan tidak akan pernah terlibat dalam kejahatan perang dalam bentuk apa pun.

Permasalahan surat pernyataan tersebut sempat disorot Duta Besar Israel untuk Jepang, Gilad Cohen. Hal itu disebut sebagai tindakan diskriminatif dan insiden serius. Cohen juga telah bersurat ke Gubernur Kyoto.

Sementara Gubernur Kyoto menyatakan, masalah ini telah dirujuk ke Pemerintah Kota Kyoto dengan mengirim seorang pejabat ke hotel untuk menyelidiki insiden tersebut.

Baca juga: Video Detik-detik Ambulans di Gaza Ditembaki Israel, Ditemukan di HP Pekerja Bantuan yang Tewas

Tanggapan pihak hotel

Manajer hotel buka suara terkait kejadian surat pernyataan tersebut. Dia mengonfirmasi bahwa memang hotelnya memberlakukan peraturan semacam itu.

“Saya tidak berpikir itu konyol. Menjadi tentara di negara Anda adalah wajib hukumnya,” katanya, dilansir dari The Business Standard, Senin (28/4/2025).

“Sejak Israel melancarkan operasi militer di Gaza pada Oktober 2023, kami tidak tahu siapa saja yang mungkin terlibat, karena pemuda Israel diwajibkan untuk mengikuti wajib militer,” imbuhnya.

Pihak hotel tidak bisa membedakan tamu-tamunya. Namun, adalah hak mereka untuk memastikan siapa saja yang bisa masuk ke dalam hotelnya.

Baca juga: Budaya Unik Mengumpulkan Cap Prangko Eki di Stasiun Kereta Jepang

Selain itu, menurut manajer hotel, langkah tersebut juga diterapkan untuk menjamin keamanan hotel.

“Bagi kami, perang adalah sesuatu yang jauh, dan kami tidak pernah bertemu dengan orang-orang yang membunuh wanita dan anak-anak atau mengebom sekolah. Itu di luar imajinasi,” ucapnya.

Manajer hotel pun mengaku bahwa kebijakan tersebut merupakan keputusan pribadinya.

Dia menilai bahwa pihaknya tidak melanggar hukum bisnis hotel di Jepang. Dia juga mengaku bahwa salah seorang pejabat kota telah mengunjungi hotelnya.

“Seorang pejabat kota telah mengunjungi hotel kami, melakukan investigasi dan mengajukan pertanyaan kepada saya, dan saya menjawabnya. Saya yakin bahwa kami tidak melanggar hukum apa pun,” ujarnya.

Baca juga: Pengunjung Kafe di Jepang Ini Tak Boleh Pulang Sebelum Memecahkan Misteri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi