KOMPAS.com - Sungai Shanay-Timpishka atau yang dikenal sebagai sungai mendidih dan terletak di tengah hutan hujan Amazon, Peru menyimpan misteri tersendiri.
Sungai di Amazon tersebut terkenal karena suhu airnya yang sangat tinggi sehingga membahayakan siapa pun yang mendekatinya.
Nama Shanay-Timpishka sendiri diambil dari bahasa Ashaninka (bahasa asli suku Amazon), yang berarti "direbus dengan panas Matahari".
Sungai mendidih di Amazon tersebut memiliki panjang sekitar 9 kilometer dan bersuhu tinggi hingga dapat merebus hewan yang jatuh ke dalamnya.
Para ilmuwan terus berupaya memahami asal-usulnya dan faktor lingkungan apa saja yang menyebabkan suhu sungai ini sangat panas.
Baca juga: Sungai di Zambia Rusak dan Mati dalam Semalam, Apa yang Terjadi?
Keunikan sungai mendidih di Amazon
Dilansir dari Times of India (18/2/2025), sungai Shanay-Timpishka menarik perhatian para ilmuwan dan penduduk setempat karena suhu airnya yang sangat tinggi.
Suhu di sungai ini sangat tinggi, sehingga bisa "merebus" makhluk hidup apapun yang tercebur ke dalamnya.
Menurut ilmuwan, sungai Shanay-Timpishka adalah satu-satunya sungai termal yang dikenal di dunia.
Fenomena ini menjadi fokus penelitian mendalam ahli geosains Andres Ruzo dari Southern Methodist University di Dallas.
Dalam penelitiannya, Ruzo menemukan bahwa suhu tertinggi di sungai ini bisa mencapai hingga 100 derajat celsius.
Sehingga, dengan menyentuh air sungai ini saja sudah dapat menyebabkan luka bakar yang serius. Dalam banyak kasus, bisa langsung menimbulkan luka bakar tingkat dua atau tiga hanya dalam hitungan detik.
Baca juga: Bentuk Sungai Disebut Tidak Tetap dan Selalu Bergerak, Benarkah?
Awal ketertarikan Ruzo terhadap sungai mendidih
Dalam kisah tersebut, para penjelajah Spanyol memasuki hutan Amazon untuk mencari kota emas legendaris, namun kembali dengan kisah tentang peristiwa-peristiwa aneh dan penuh misteri.
Kisah-kisah tersebut menceritakan tentang pohon-pohon raksasa yang memancarkan cahaya Matahari, dukun-dukun kuat, prajurit dengan panah beracun, dan sebuah sungai yang konon bisa merebus manusia hidup-hidup.
Awalnya, Ruzo menganggap cerita-cerita ini hanyalah dongeng belaka. Namun keraguannya mulai luntur setelah bibinya mengonfirmasi keberadaan sungai tersebut dan bahkan mengaku pernah berenang di dalamnya.
Baca juga: Kondisi Sungai Potomac Sulitkan Proses Evakuasi Korban Tabrakan American Airlines dan Black Hawk
Dia kemudian mengetahui bahwa suhu sungai hanya cukup aman untuk dimasuki setelah hujan deras yang menurunkan suhu ke tingkat yang lebih toleran, meskipun sebagian besar waktu tetap berbahaya.
Rasa penasaran Ruzo pun tumbuh dan mendorongnya untuk melakukan perjalanan sejauh 700 kilometer dari wilayah vulkanik demi menjelajahi sungai yang mendidih.
Awalnya, dia meremehkan kisah ini dan tidak mengira sungai tersebut benar-benar seaneh yang diceritakan.
Namun setelah melihat langsung, dia menyadari bahwa sungai itu nyata dan memiliki dampak besar terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat adat di sekitarnya.
Masyarakat adat setempat telah menyesuaikan diri dengan suhu ekstrem sungai dan memanfaatkannya untuk berbagai keperluan, seperti memasak, minum, hingga menggunakan uap panasnya untuk kegiatan tertentu.
Baca juga: 18 Korban Tewas Tabrakan American Airlines dan Black Hawk Ditemukan di Sungai Potomac
Penelitian dan upaya konservasi
Setelah mendapat izin dari tokoh adat setempat, Ruzo menjadi lebih mudah untuk melanjutkan penelitian ilmiahnya terhadap sungai Shanay-Timpishka.
Hasil penelitiannya menjadi dasar dari apa yang kini dikenal sebagai The Boiling River Project, sebuah inisiatif yang bertujuan melindungi sungai tersebut melalui penelitian ilmiah dan kegiatan edukasi.
Proyek ini juga bertujuan untuk mengungkap fenomena geotermal yang menyebabkan terjadinya suhu tinggi sungai tersebut.
Salah satu fokus utama penelitian adalah bagaimana sungai ini bisa memiliki unsur geotermal, padahal tidak berada dekat dengan sumber vulkanik.
Baca juga: Mengenang Pendaratan Darurat Pesawat Garuda Indonesia di Sungai Bengawan Solo 23 Tahun Lalu...
Penyebab air Shanay-Timpishka bersuhu tinggi
Dilansir dari Unilad Tech (9/7/2024), terdapat sejumlah teori yang berusaha menjelaskan mengapa Shanay-Timpishka memiliki aliran air dengan suhu mendidih.
Satu teori mengatakan bahwa panas tersebut berasal dari gradien panas Bumi, sementara teori lain menyatakan bahwa keanehan itu bisa jadi akibat kecelakaan ladang minyak.
Kenyataannya, sungai mendidih itu terjadi secara alami, disebabkan oleh fitur panas Bumi non-vulkanik yang mengalir dengan laju yang sangat tinggi.
Ruzo sendiri menyebut wilayah ini sangat istimewa. Bukan hanya karena keunikannya secara geologis, tetapi juga karena nilai budayanya.
“Daerah di sekitar sungai mendidih yang tidak berada di bawah perlindungan tokoh adat atau wilayah konsesi minyak telah mengalami penebangan besar-besaran," ujarnya.
Akibatnya, semua keanekaragaman hayati yang sebelumnya tersebar luas, kini hanya menyisakan di satu area hutan kecil yang masih tersisa.
“Dengan kondisi tersebut, sungai ini juga memiliki makna biologi yang sangat penting. Ia menjadi semacam benteng terakhir Amazon di tengah wilayah yang telah mengalami deforestasi besar-besaran,” tandas Ruzo.
Baca juga: Polisi Benarkan Video Viral Banjir di Sungai Gendol, Adakah Korban Jiwa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.