Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Ketinggian Maksimal Pesawat Terbang di Angkasa?

Baca di App
Lihat Foto
(onlyyouqj/freepik)
Ilustrasi pesawat terbang. Ketinggian jelajah pesawat terbang.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Media sosial X (sebelumnya Twitter) diramaikan mengenai obrolan ketinggian maksimal pesawat terbang di angkasa.

Awalnya, salah satu akun X, @tanya***** mengunggah foto sebuah pesawat yang disebut terbang sangat tinggi.

Foto ini memperlihatkan pemandangan luar jendela pesawat yang tampak ada batas horizontal antara terang dan gelap di atmosfer.

Pengunggah yang mengaku belum pernah naik pesawat sebelumnya itu menyebut, pesawat itu seperti terbang di lapisan eksosfer.

“Yg pernah naik pesawat, emang ketinggian pesawat terbang emang setinggi ini ya? setinggi ini bukannya udah berasa dilapisan eksosfer? tinggi banget soalnya. sender belum pernah naik pesawat soalnya,” tulisnya di keterangan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah seorang warganet dengan akun @Andy****** pun menjelaskan bahwa ketinggian jelajah pesawat komersial antara 30.000 hingga maksimal 42.000 kaki di atas permukaan laut.

“Ketinggian segitu lebih cocok buat penerbangan jarak jauh, krn bebas cuaca buruk dan lebih hemat bahan bakar. Itu posisinya masih di bawah stratosfer jadi belum ke luar angkasa ya,” tulisnya.

Lantas, berapakah ketinggian maksimal pesawat terbang di angkasa?

Baca juga: Pasukan Nyamuk Serang Penumpang Pesawat IndiGo Saat di Angkasa

Ketinggian jelajah maksimal pesawat terbang

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, umumnya ketinggian jelajah pesawat komersial antara 30.000-40.000 kaki di atas permukaan laut.

Namun menurutnya, tidak ada ketinggian yang pasti yang memengaruhi efisiensi dan waktu tempuh pesawat.

Alvin menilai, waktu tempuh tersebut justru memperhitungkan arah dan kecepatan angin.

“Flight Operation Officer (FOO) akan kaji data cuaca untuk rencanakan rute dan ketinggian untuk masing-masing penerbangan,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (29/4/2025).

Kemudian data bakal diajukan sebagai Flight Plan kepada pengatur lalu lintas udara (ATC) dan pilot yang bertugas.

Baca juga: Penumpang Delta Air Lines Kompak Tahan Langit-langit Pesawat yang Bakal Ambruk Saat Terbang

Penerbangan juga akan mencari ketinggian yang optimal agar dapat memanfaatkan jet stream atau arus udara searah tujuan pesawat.

“Sehingga pesawat mendapatkan dorongan tambahan dari jet stream,” ucap Alvin.

Dia menjelaskan, semakin tinggi ketinggian jelajah yang dicapai pesawat saat terbang, maka lalu lintas udara semakin sepi.

Selain itu, tingginya ketinggian jelajah yang dicapai membuat udara semakin mudah ditembus oleh pesawat.

“Semakin tinggi ketinggian jelajah, udara makin tipis, sehingga lebih mudah ditembus,” ujar Alvin.

Umumnya, pesawat penumpang reguler bisa mendaki ke atas dengan kecepatan sekitar 2.000 kaki per menit.

Baca juga: Ban Pesawat Garuda Indonesia Lepas Saat Mendarat di Bandara Tanjung Pinang

Sementara itu, pesawat atau jet pribadi dapat mencapai ketinggian jelajah sejauh 45.000 kaki hingga 50.000 kaki.

“Hal ini karena desain mesin yang beda, kemampuan mengatur tekanan kabin lebih tinggi,” tutur Alvin.

Meski demikian, pesawat tidak selalu langsung menuju ke ketinggian jelajah yang diinginkan. Sebab harus menyesuaikan dengan kepadatan lalu lintas udara.

Sedangkan pesawat tempur dan pesawat mata-mata bisa melebihi ketinggian jelajah pesawat penumpang. Hal itu berkaitan dengan fungsi dan desainnya.

“ATC mengatur lalu lintas udara hanya hingga 60 ribu kaki,” pungkas Alvin.

Diketahui, dilansir dari Kompas.com (10/4/2023), eksosfer adalah salah satu dari lima lapisan atmosfer yang jaraknya paling jauh dari Bumi.

Eksosfer yang berbatasan langsung dengan luar angkasa ini terletak di ketinggian 500 km hingga 10.000 km dari permukaan Bumi.

Baca juga: Kronologi Penumpang Batik Air Mengaku Bawa Bom Dalam Pesawat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi