KOMPAS.com - Tim peneliti di Brasil menemukan fosil semut tertua di dunia yang berumur sekitar 113 juta tahun. Semut tertua ini dinamakan Vulcanidris cratensis.
Dikutip dari Vice, Jumat (25/4/2025), spesimen semut tertua itu merupakan genus baru dalam subfamili “semut neraka” Haidomyrmecinae.
Sementara semut neraka diketahui hanya hidup selama periode Kapur atau Kretaseus, yang berakhir 66 juta tahun yang lalu.
Fosil semut tertua di dunia itu terawetkan di batu kapur dari wilayah timur laut Brasil.
Adapun temuan itu dipublikasikan melalui jurnal ilmiah Current Biology yang diterbitkan pada 24 April 2025.
Baca juga: Fosil Muntahan Hewan Purba Ditemukan di Denmark, Berusia 66 Juta Tahun
Ditemukan di koleksi museum
Spesimen yang baru diidentifikasi ini merupakan bagian dari koleksi fosil serangga di Museum Zoologi Universitas Sao Paulo, Brasil.
Koleksi fosil serangga tersebut diketahui berasal dari tambang batu kaya fosil yang dikenal sebagai Formasi Crato.
Tim peneliti menggunakan pencitraan 3D untuk melihat ke dalam spesimen yang diawetkan dengan baik dan mengidentifikasi posisinya pada pohon evolusi semut.
“Saya tidak percaya bisa menemukan sesuatu seperti itu,” kata salah satu peneliti, Anderson Lepeco dilansir dari National Geographic, Jumat (25/4/2025).
“Tidak pernah ada bukti pasti bahwa semut ada dalam koleksi ini, tapi sekarang kami menemukan spesimen yang sangat lengkap ini,” imbuhnya.
Lepeco menilai, semut terbang ini mungkin saja terseret oleh angin dan jatuh ke dalam danau, sebelum akhirnya tertutup oleh sedimen selama jutaan tahun.
Baca juga: Fosil Cacing Karnivora Raksasa Berusia Lebih dari 518 Juta Tahun Ditemukan di Greenland
Memiliki rahang untuk memangsa
Semut tertua tersebut memiliki rahang seperti sabit yang menghadap ke depan dan digunakan untuk berburu. Semut purba ini memiliki panjang setengah inci (sekitar 1 cm).
Rahang seperti itu mengindikasikan bahwa semut purba telah mengembangkan strategi pemangsa yang canggih.
Rahang dan adanya tanduk di kepalanya mungkin digunakan untuk menjepit atau menusuk serangga lain sebelum memakannya.
Hal tersebut memungkinkan para semut purba untuk menangkap mangsa yang relatif lebih besar.
“Ini adalah jenis rahang bawah yang sangat tidak biasa yang tidak dapat Anda temukan pada serangga (yang masih hidup) saat ini,” ucap Lepeco.
Baca juga: Benarkah Minyak Bumi Terbentuk dari Fosil Dinosaurus? Ini Faktanya
Tersebar di berbagai belahan dunia
Fosil baru ini juga merupakan bukti pertama yang ditemukan tentang semut neraka di Gondwana, sebuah megabenua prasejarah di Belahan Bumi Selatan.
Fosil semut neraka tertua sebelumnya ditemukan di Myanmar, terawetkan dalam batu amber dan berusia sekitar 100 juta tahun.
Semut neraka lainnya telah ditemukan di Kanada dan Perancis, semuanya merupakan bagian dari megabenua Belahan Bumi Utara, Laurasia.
“Sungguh luar biasa bagaimana semut tidak hanya melakukan diversifikasi ke dalam banyak ceruk dan bentuk di awal sejarahnya, tetapi juga memiliki kapasitas besar untuk bermigrasi melintasi benua dan menyebar ke seluruh dunia,” ujar Lepeco.
Baca juga: Bagaimana Ilmuwan Memperkirakan Usia Fosil? Ternyata Begini
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.