Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Makan Seblak Tidak Sehat? Ini Kata Dokter…

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ Jamilah Pratama
Ilustrasi seblak baso aci kuah pedas. Makan seblak tidak sehat karena biasanya mengandung banyak karbohidrat olahan, sodium (natrium), dan cabai. Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu hipertensi.
|
Editor: Shintaloka Pradita Sicca

KOMPAS.com - Seblak merupakan makanan khas Sunda yang terkenal dengan cita rasa pedasnya yang umum digemari anak muda.

Dibalik makanan yang banyak disuka ini, Santi mengungkapkan, seblak termasuk makanan yang tidak sehat untuk dikonsumsi sering.

“Seblak memang sering dianggap sebagai makanan tidak sehat. Tetapi, sebenarnya tergantung cara menyiapkan dan bahan-bahan yang digunakan,” ujar dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025).

Lantas, apa yang membuat seblak dianggap tidak menyehatkan? Berikut pemaparan lengkap dari Santi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apakah Seblak Makanan Tidak Sehat? Ini Penjelasan Para Ahli...

Kandungan gizi minim dalam seblak

Menurut Santi, seblak umumnya memiliki kandungan gizi yang rendah.

Hal ini karena komposisi utamanya didominasi oleh sumber karbohidrat olahan, seperti kerupuk atau mie.

Sementara, kandungan protein, lemak sehat, dan sayuran cenderung sangat sedikit.

Jika dikonsumsi secara rutin sebagai makanan utama, seperti saat makan siang, maka tubuh berpotensi kekurangan nutrisi esensial.

“Jika kerap dilakukan, tentunya bisa berdampak buruk bagi kesehatan,” tambahnya.

Seblak yang tinggi sodium dan bahan tambahan

Cita rasa gurih pada seblak umumnya diperoleh dari penggunaan garam dan penyedap rasa dalam jumlah cukup besar.

Tidak hanya itu, bahan dasar seperti kerupuk juga menyumbang kandungan sodium (natrium) tinggi.

“Kandungan sodium dari garam, penyedap rasa, dan bahan baku pembuat kerupuk, bisa mencapai sepertiga sampai lebih dari setengah dari batas asupan sodium yang dianggap aman bagi kesehatan,” ungkapnya.

Santi juga menyoroti penggunaan bahan tambahan, seperti pewarna, pengawet, hingga zat aditif lain pada sebagian jenis kerupuk.

Menurutnya, konsumsi zat-zat tersebut secara berlebihan bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Baca juga: Hobi Makan Seblak Bisa Sebabkan Anemia, Ahli Gizi Jelaskan Kaitannya

Efek samping cabai dari makan seblak terus

Seblak identik dengan rasa pedasnya, yang diperoleh dari penggunaan cabai dalam jumlah banyak.

Hal ini bisa menimbulkan risiko bagi sistem pencernaan, terutama bagi orang yang sensitif terhadap cabai atau yang sudah kebiasaan makan seblak berlebihan.

“Konsumsi cabai secara berlebihan dan berulang kali berisiko memicu gangguan di saluran pencernaan yang bisa menyebabkan sakit perut atau diare,” ungkapnya.

Tak hanya itu, makanan pedas yang dikonsumsi menjelang tidur juga bisa mengganggu kualitas tidur seseorang.

“Selain karena gangguan pencernaan, rasa pedas menyebabkan suhu inti tubuh cenderung meningkat. Peningkatan ini dapat menyebabkan orang lebih sulit tertidur dan bisa mengganggu kualitas tidur,” jelas Santi.

Risiko kesehatan jangka panjang dari makan seblak berlebihan

Santi mengingatkan bahwa konsumsi seblak secara berlebihan dan terus-menerus bisa menyebabkan malnutrisi serta meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis.

Makan seblak, yang tinggi sodium, secara terus-menerus bisa meningkat risiko seseorang terkena hipertensi, penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal, dan lain-lain seiring waktu.

“Kadar sodium yang tinggi juga bisa membuat tubuh menahan air, akibatnya bisa membuat wajah tampak bengkak,” tuturnya.

Tips membuat seblak lebih sehat

Meski begitu, bukan berarti seblak tidak bisa dinikmati dengan cara yang lebih sehat.

Santi menyarankan agar seblak dibuat sendiri di rumah, agar lebih terkontrol dalam hal kebersihan dan komposisi bahan.

“Membuat sendiri seblak bisa membatasi jumlah garam, penyedap rasa, dan cabai yang digunakan, serta menjamin kebersihannya,” kata Santi.

Lalu, ia menyarankan untuk menambahkan sumber protein, seperti ayam, telur, atau udang, serta memperbanyak sayur-sayuran dalam penyajiannya.

Sebaliknya, makanan olahan, seperti bakso dan sosis sebaiknya dibatasi atau dihindari.

Dengan pengolahan yang tepat, seblak tetap bisa dikonsumsi sesekali sebagai makanan rekreasi.

“Seblak harus dikonsumsi sebagai makanan rekreasi, bukan sebagai makanan pokok,” pungkasnya.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka Peluang Seblak Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Apa Syaratnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi