KOMPAS.com - Aksi demo Hari Buruh Internasional atau May Day di Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (1/5/2025) petang diwarnai dengan kericuhan.
Data sementara menyebutkan 24 mahasiswa dari perguruan tinggi di Kota Semarang ditangkap oleh polisi saat menggelar aksi demonstrasi.
Jumlah ini diperkirakan masih akan terus bertambah.
Menurut YLBHI-LBH Semarang, aksi demo Hari Buruh berakhir ricuh berawal dari represifitas yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Aparat disebut menembakkan gas air mata dan water canon hingga melakukan pemukulan dan penangkapan terhadap massa aksi.
Lantas, seperti apa kronologi kericuhan hingga terjadi penangkapan massa aksi?
Baca juga: Trump Tarik Visa Mahasiswa Asing dan Setop Dana Kampus yang Biarkan Demo Pro-Palestina
Kronologi kericuhan demo Hari Buruh Kota Semarang
Fajar Dhika dari YLBHI-LBH Semarang menjelaskan, kericuhan diawali pada pukul 17.30 WIB saat buruh dan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor gubernur Jawa Tengah.
Tiba-tiba, polisi menembakkan gas air mata dan water canon ke massa aksi yang menyebabkan sejumlah demonstran mengalami sesak napas.
Tak hanya itu, aparat kepolisian juga melakukan pemukulan terhadap massa aksi dengan melakukan pengejaran hingga masuk ke dalam kampus lama Undip di Pleburan.
"Saat ini, kami mendata dari mahasiswa, lembaga pers mahasiswa (LPM) dipukul, ditangkap, dan dibawa ke Polrestabes," kata Fajar kepada Kompas.com, Kamis (1/5/2025) malam.
Di luar mahasiwa yang ditangkap, banyak aksi massa yang harus dilarikan ke rumah sakit. Sejumlah motor massa aksi pun juga dihilangkan yang diduga bagian dari tindakan aparat kepolisian di lokasi aksi.
Baca juga: Temuan ICW, Anggaran Polisi untuk Penanganan Demo Capai Rp 3,8 Triliun dalam 5 Tahun
"Hingga saat ini polisi dan ratusan preman melakukan pengepungan kampus UNDIP yang di dalamnya terdapat 400-an mahasiswa yang sedang mengamankan diri yang membutuhkan bantuan logistik akibat dari kejar-kejaran oleh aparat kepolisian," ujar Fajar.
Pihaknya meminta sejumlah tuntutan kepada aparat kepolisian. Berikut ini isi tuntutan para peserta aksi demonstrasi Hari Buruh di Kota Semarang.
- Bebaskan kawan-kawan kami yang saat ini ditangkap dan kawan-kawan yang disandera di dalam kampus;
- Hentikan brutalisas aparat dan pecat kapolrestabes Semarang;
- Kapolres segera menarik preman dan polisi yang melakukan pengepungan terhadap massa aksi.
Baca juga: Kuliah Ikut Demo tapi Kerja Jadi PNS, Memangnya Salah?
Kronologi versi polisi
Kanit 3 Subdit 3 Dit Intelkam Polda Jateng, Kompol S Dedi Cahyono menjelaskan kronologi terjadinya kericuhan pada aksi demonstrasi Hari Buruh di Kompleks Gubernuran.
Ia menjelaskan, pihak kepolisian melakukan pengamanan terhadap pergerakan mahasiswa dari titik awal di Universitas Sultan Agung (Unissula) hingga menuju Jalan Pahlawan atau Kompleks Gubernuran yang menjadi titik kumpul massa aksi.
"Tim lalu menuju ke titik kumpul ke Mapolda. setelah itu kami bagi tugas di sejumlah titik pengamanan. Kita back up di depan DPRD Jateng bersama intansi terkait," jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (1/5/2025) malam.
Baca juga: Saat Pikachu Ikut dalam Demo Penangkapan Oposisi Erdogan di Turkiye
Seiring adanya pergerakan massa anarkis yang melempari batu hingga besi, pengamanan lalu diambil alih oleh Brimob.
"Lalu menembakkan gas air mata untuk pembubaran massa, dilamparkan ke arah samping jalan, lalu massa terpecah ke kanan (Taman Makam Pahlawan) dan ke kiri (Telkom)," lanjut Dedi.
Massa aksi kemudian berhamburan dan terkonsentrasi ke kampus lama Undip di area Pleburan.
Terkait kondisi mahasiswa yang ditangkap aparat, Dedi menjamin mereka diperlakukan secara manusiawi.
"Sudah ada tindakan medis kalau ada yang luka-luka. Yang pasti kita amankan saja dan sudah ada dokter yang melakukan pengecekan," papar Dedi.
Usai peristiwa kericuhan tersebut, Dedi juga mengungkapkan bahwa sedang ada negosiasi dari pihak kampus yang dihadiri oleh sejumlah Rektor, Polda Jateng, dan Polrestabes Kota Semarang.
Baca juga: Demo Antipemerintah di Turkiye, Ribuan Pendemo dan 7 Jurnalis Ditangkap
Berikut daftar mahasiswa yang ditangkap oleh aparat kepolisian:
- Ariq (FH Undip)
- Abiyu Faiq (FT Undip)
- Ravi (FT Undip)
- Kipo (FT Undip)
- Rizqo (Vokal Upgris)
- Akmal
- Satrio Gilang (FISIP Undip)
- Imam Morezki (FH Undip)
- AFTA unnes
- David upgris
- Ahmad Faidho UIN ushuludin
- Kemal (FMIPA Unnes)
- Dafa Iksan Nabil (LPM Justisia, UIN)
- Dedi Lazuardi (LPM Justisia, UIN)
- Jovan (Feb)
- Yeri (AMP)
- Yosep (AMP)
- Ghani (Unissula)
- Andi muhammad irfan
- Thoriq Zafar
- Fikhar Azqeel
- Rahmat Hidayat
- Kholid Irsyad
- Zamroni
Baca juga: Demo Tolak UU TNI di Surabaya Ricuh, Terjadi Pelemparan Bom Molotov
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.