KOMPAS.com - Polisi telah menahan sejumlah peserta demo Hari Buruh Internasional atau May Day di Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (1/5/2025).
Peserta aksi ditangkap sebagai buntut kericuhan yang mewarnai demonstrasi Hari Buruh 2025.
Baca juga: Kronologi Demo Hari Buruh Kota Semarang Berujung Ricuh, 24 Mahasiswa Ditangkap Aparat
Selain diamankan di Polrestabes, banyak dari massa aksi yang dilarikan ke rumah sakit akibat sesak napas setelah gas air mata dan water canon ditembakkan.
Lantas, bagaimana kondisi terkini massa aksi yang ditangkap?
Belasan massa aksi masih ditahan
Berdasarkan informasi terbaru, setidaknya ada 14 peserta aksi yang masih ditahan oleh polisi.
"14 massa aksi masih ditahan di Polrestabes Semarang dan menjalani proses pemeriksaan," bunyi keterangan tertulis yang disampaikan Fajar Dhika dari YLBHI-LBH Semarang kepada Kompas.com, Jumat (2/5/2025).
LBH Semarang menyampaikan bahwa 14 mahasiswa masih ditahan hingga Jumat (2/5/2025) hingga pukul 04.15 WIB pagi.
Setelah sempat dilarang masuk untuk memberikan bantuan hukum kepada para mahasiswa yang ditangkap, tim advokasi kini telah memberikan pendampingan.
"Meski sempat dilarang masuk untuk memberikan bantuan hukum. Tim advokasi berhasil masuk dan mendampingi," lanjut keterangan tersebut.
Menurut LBH Semarang, pemeriksaan berlanjut pada hari ini pukul 08.00 WIB.
Baca juga: Prabowo Diklaim Jadi Presiden Kedua Indonesia yang Hadiri Peringatan Hari Buruh Setelah Bung Karno
Daftar nama massa aksi yang ditangkap pada Kamis malam
Sebelumnya, LBH Semarang mendata ada 24 massa aksi yang ditahan pada Kamis (1/5/2025) malam.
Berikut daftar masa yang ditangkap oleh aparat kepolisian:
- Ariq (FH Undip)
- Abiyu Faiq (FT Undip)
- Ravi (FT Undip)
- Kipo (FT Undip)
- Rizqo (Vokal Upgris)
- Akmal
- Satrio Gilang (FISIP Undip)
- Imam Morezki (FH Undip)
- AFTA (Unnes)
- David (Upgris)
- Ahmad Faidho (UIN ushuludin)
- Kemal (FMIPA Unnes)
- Dafa Iksan Nabil (LPM Justisia, UIN)
- Dedi Lazuardi (LPM Justisia, UIN)
- Jovan (Feb)
- Yeri (AMP)
- Yosep (AMP)
- Ghani (Unissula)
- Andi Muhammad Irfan
- Thoriq Zafar
- Fikhar Azqeel
- Rahmat Hidayat
- Kholid Irsyad
- Zamroni.
Kronologi terjadinya kericuhan demo Hari Buruh di Semarang
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (1/5/2025), Fajar Dhika menjelaskan bahwa kericuhan meletup pada pukul 17.30 WIB.
Ketika peserta yang terdiri dari buruh dan mahasiswa melakukan aksi di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, tiba-tiba polisi menembakkan gas air mata dan water canon ke arah mereka.
Tak sampai di sana saja, aparat disebut melakukan pemukulan dan pengejaran hingga masuk ke dalam kampus lama Universitas Diponegoro di Pleburan.
Berdasarkan penuturan Fajar, ada mahasiswa, lembaga pers mahasiswa (LPM) mengalami pemukulan dan dibawa ke Polrestabes.
"Saat ini, kami mendata dari mahasiswa, lembaga pers mahasiswa (LPM) dipukul, ditangkap, dan dibawa ke Polrestabes," ujar dia.
Kronologi menurut polisi
Di sisi lain, pihak kepolisian juga telah memberikan penjelasan terkait kericuhan pada aksi Hari Buruh di kompleks Kantor Gubernur.
Kanit 3 Subdit 3 Dit Intelkam Polda Jateng, Kompol S Dedi Cahyono memaparkan bahwa pihak kepoliisan mengamankan pergerakan mahasiswa dari titik awal di Universitas Sultan Agung (Unissula) hingga menuju Jalan Pahlawan atau Kompleks Gubernuran yang menjadi titik kumpul massa aksi.
"Tim lalu menuju ke titik kumpul ke Mapolda. setelah itu kami bagi tugas di sejumlah titik pengamanan. Kita back up di depan DPRD Jateng bersama intansi terkait," ungkap Dedi.
Baca juga: Ada Kegiatan Hari Buruh di Monas, 39 Kereta Api Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara
Lebih lanjut, aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Mereka menyebutkan bahwa adanya pergerakan massa anarkis yang melemparkan batu hingga besi. Kemudian, pengamanan diambil alih oleh Brimob.
"Lalu menembakkan gas air mata untuk pembubaran massa, dilamparkan ke arah samping jalan, lalu massa terpecah ke kanan (Taman Makam Pahlawan) dan ke kiri (Telkom)," lanjut Dedi.
Selain itu, Dedi menyampaikan bahwa massa aksi yang terluka sudah diberikan tindakan medis dan menjamin mereka diperlakukan secara manusiawi.
Setelah peristiwa tersebut, ia mengungkapkan bahwa negosiasi antara pihak kampus dan Polda Jateng tengah berlangsung di Polrestabes Kota Semarang.
(Sumber: Kompas.com/Muhammad Iqbal Amar | Editor: Inten Esti Pratiwi)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.