Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Sering Gunakan Emoji Jadi Salah Satu Ciri Orang Narsistik

Baca di App
Lihat Foto
Freepik.com
Ilustrasi Emoji jatuh cinta. Penelitian ungkap sering menggunakan emoji bisa jadi tanda narsistik.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Dalam sebuah interaksi melalui aplikasi perpesanan maupun di media sosial, tentu kita tidak asing dengan yang namanya emoji.

Setiap orang seringkali menggunakan emoji saat bertukar pesan dengan lawan bicara secara personal maupun dalam grup dan di ruang publik seperti media sosial.

Sebagian orang lebih sering gunakan emoji, sementara sebagian lagi jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan emoji.

Menurut sebuah studi, ternyata sering atau tidaknya menggunakan emoji dalam bertukar pesan menunjukkan kepribadian seseorang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emoji sendiri adalah piktogram atau gambar kecil yang digunakan untuk mengekspresikan emosi dalam komunikasi digital, seperti ekspresi menangis, terbahak, dan marah.

Lantas, seperti apa perbedaan kepribadian orang yang sering menggunakan emoji dan yang tidak?

Baca juga: 21 Perguruan Tinggi Indonesia dengan Jurusan S1 Psikologi Akreditasi Unggul 2025

Penelitian berdasarkan penggunaan 40 jenis emoji

Dilansir dari Psychology Today, Kamis (1/5/2025), sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Current Psychology meneliti keterkaitan antara perbedaan gender dalam penggunaan emoji dan berbagai variabel kepribadian.

Dalam penelitian ini, tim peneliti yang dipimpin oleh Shelia M. Kennison dari Oklahoma State University mengumpulkan data dari 285 mahasiswa sarjana, terdiri atas 135 laki-laki, 145 perempuan, dan 5 peserta dengan identitas gender lainnya.

Pertama-tama, para peneliti mengumpulkan data mengenai kebiasaan penggunaan emoji dari para peserta. 

Para responden diminta untuk menilai seberapa sering mereka menggunakan 40 jenis emoji saat berkomunikasi. 

Selain itu, mereka juga diminta untuk mengungkapkan frekuensi penggunaan emoji dalam aktivitas seperti mengirim pesan teks, membuat unggahan di media sosial, serta saat membalas unggahan dari orang lain.

Para peneliti juga menilai aspek kepribadian para peserta melalui kuesioner. 

Penilaian ini meliputi 5 faktor utama kepribadian atau dikenal dengan Big Five (keterbukaan, ekstroversi, keramahan, kehati-hatian, dan neurotisme), Dark Triad (yang terdiri dari narsisme, makiavelisme, dan psikopati), serta kecenderungan untuk mencari sensasi.

Baca juga: Sering Bermimpi tentang Orang yang Sudah Meninggal? Ini Artinya Menurut Ilmu Psikologi

Perempuan lebih banyak menggunakan emoji

Penelitian ini menghasilkan sejumlah temuan menarik. Salah satu temuan utama adalah perempuan cenderung lebih sering menggunakan emoji dari 40 emoji populer tersebut. 

Perempuan lebih sering menyertakan emoji, baik dalam konteks perpesanan positif maupun negatif, dibandingkan laki-laki.

Selain itu, perempuan juga lebih sering menggunakan emoji dalam berbagai konteks komunikasi, seperti saat mengirim pesan teks, membuat unggahan di media sosial, dan membalas unggahan orang lain. 

Temuan ini menunjukkan adanya perbedaan yang jelas dalam penggunaan emoji antara gender.

Yang lebih menarik, penelitian ini juga menemukan bahwa pria dan wanita menunjukkan pola hubungan yang berbeda antara penggunaan emoji dan karakteristik kepribadian mereka.

Dalam konteks Dark Triad, penggunaan emoji menunjukkan tingkat narsisme yang lebih tinggi, baik pada wanita maupun pria. Namun, wanita memiliki sifat narsisme lebih tinggi sebagai pengguna emoji terbanyak.

Sementara itu, khusus makiavelisme atau manipulatif, pria lebih sering menggunakan emoji dibandingkan dengan wanita.

Makiavelisme adalah jenis kepribadian yang menghalalkan segala cara agar ambisinya terwujud.

Temuan terakhir, tidak ditemukan keterkaitan antara penggunaan emoji dan psikopati.

Baca juga: 15 Kutipan Psikologi tentang Kehidupan dan Motivasi Diri

Ekstrovert lebih sering menggunakan emoji

Dalam kaitannya dengan kepribadian Big Five, pria dan wanita ekstrovert cenderung lebih sering menggunakan emoji dibandingkan individu yang lebih introvert.

Khusus pada pria, ditemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat neurotisme tinggi, lebih sering menggunakan emoji negatif.

Neurotisme sendiri adalah kecenderungan seseorang untuk mengalami emosi negatif.

Selain itu, pria narsistik dan wanita dengan sifat terbuka juga cenderung lebih sering menggunakan emoji. 

Hasil analisis statistik lanjutan mengungkapkan bahwa faktor terbanyak yang memicu penggunaan emoji adalah narsisme pada wanita serta makiavelisme dan neurotisme pada pria.

Secara keseluruhan, temuan utama yang paling mencolok adalah adanya keterkaitan antara penggunaan emoji dan narsisme, terutama pada wanita. 

Baca juga: Biaya Kuliah Prodi Psikologi 2023 di UGM, UI, UB, Unpad, dan Undip

Apa itu narsistik?

Dilansir dari Mayo Clinic (6/4/2023), gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi kesehatan mental yang membuat orang merasa sangat penting dan terlalu percaya diri.

Mereka membutuhkan dan mencari terlalu banyak perhatian dan ingin orang lain mengagumi mereka. 

Orang dengan gangguan ini mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau peduli dengan perasaan orang lain. 

Namun, di balik rasa percaya dirinya yang berlebihan itu, mereka tidak yakin dengan harga diri mereka dan mudah marah dengan kritik sekecil apa pun.

Gangguan kepribadian narsistik menyebabkan masalah dalam banyak aspek kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, atau masalah keuangan. 

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin secara umum tidak bahagia dan kecewa ketika mereka tidak diberi perlakuan istimewa atau kekaguman yang mereka yakini pantas mereka dapatkan. 

Mereka mungkin merasa hubungan mereka bermasalah dan tidak memuaskan, dan orang lain mungkin tidak senang berada di dekat mereka.

Perawatan untuk gangguan kepribadian narsistik berpusat di sekitar terapi bicara, yang juga disebut psikoterapi.

Gangguan kepribadian narsistik lebih banyak menyerang pria daripada wanita, dan sering kali dimulai pada usia remaja atau awal dewasa. 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi