KOMPAS.com - Seluruh dunia memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day pada Kamis (1/5/2025).
Pada May Day tahun ini, berbagai negara menyoroti Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait dengan kebijakan-kebijakannya yang disebut ekstrem.
Sebelumnya diketahui bahwa Trump mengeluarkan kebijakan mengenai deportasi imigran dan tarif impor bagi hampir seluruh negara yang memiliki hubungan dagang dengan Amerika Serikat.
Karena itu, pada momen ini, banyak negara melakukan aksi protes terhadap Trump, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.
Lantas, bagaimana perayaan May Day di berbagai negara ini selengkapnya?
Baca juga: Diperingati Tiap 1 Mei, Mengapa Hari Buruh Disebut May Day?
May Day di Amerika Serikat soroti hak-hak imigran
Dilansir dari AP News, Jumat (2/5/2025), unjuk rasa untuk memperingati May Day dilaksanakan di berbagai kota di Amerika Serikat, meliputi Chicago, Los Angeles, New York City, dan Atlanta.
Di Chicago, ribuan peserta meliputi pekerja serikat, pendukung hak imigran, aktivis pro-Palestina, dan para siswa yang menuntut pendanaan sekolah negeri, melaksanakan aksi demo di taman West Side.
Para pendemo meneriakkan protes, bermain drum, hingga menari dalam rangka menuntut keadilan.
Mereka juga memajang boneka Trump, balon ayam Trump, dan pinata Trump yang berbentuk banteng.
Sementara itu, di pusat kota Los Angeles, ribuan demonstran berbaris sambil membawa plakat bertuliskan “Imigran membuat Amerika hebat,” dan sebagainya.
Mereka melakukan aksi diiringi dengan musik dan bendera yang berkibar.
Sejumlah pembicara juga menuntut pejabat terpilih untuk melindungi hak-hak pekerja dan imigran.
Baca juga: Kronologi Demo Hari Buruh Kota Semarang Berujung Ricuh, 24 Mahasiswa Ditangkap Aparat
Selanjutnya, di Atlanta, ratusan orang berkumpul di taman pusat kota di seberang gedung DPR negara bagian.
Kerumunan tersebut termasuk para pensiunan pekerja Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
CDC diperkirakan akan kehilangan sekitar 2.400 karyawan karena kebijakan pemangkasan oleh pemerintahan Trump.
Terakhir, di New York City, ratusan pengacara dan pendukungnya berkumpul di dekat gedung pengadilan di Lower Manhattan untuk melakukan unjuk rasa terkait “Hari Aturan Hukum Nasional”.
Mereka mengecam pemerintahan Trump yang disebut tidak hormat terhadap sistem hukum.
Beberapa jam setelahnya, ribuan orang kembali ke area tesebut bersama aktivis buruh dan anggota serikat kerja lainnya.
Mereka membawa bendera dan poster LGTBQ untuk mengecam tindakan keras Trump terhadap imigran.
Perayaan May Day di Asia soroti Tarif Trump
Sementara itu, perayaan May Day di Asia lebih menyoroti kebijakan Trump yang dinilai mengguncangkan ekonomi global.
Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (1/5/2025), Presiden Taiwan, William Lai Ching-te, mengomentari kebijakan tarif Trump, serta mempromosikan rancangan undang-undang belanja.
RUU tersebut bertujuan menstabilkan pasar kerja dan mendukung lapangan kerja.
Sementara itu, di Filipina, pemimpin protes, Mong Palatino mengingatkan bahwa "perang tarif dan kebijakan Trump" telah mengancam industri lokal.
Selanjutnya, di Jepang, sebagian massa melakukan aksi dengan satu truk dalam pawai di Tokyo dan menampilkan boneka menyerupai Trump.
Tuntutan yang dilemparkan terkait kenaikan upah, kesetaraan gender, perawatan kesehatan, gencatan senjata di Gaza, dan diakhirinya invasi Rusia ke Ukraina.
Seorang pekerja konstruksi serikat, Tadashi Ito, mengatakan bahwa dirinya khawatir dengan naiknya harga bahan baku impor.
Baca juga: 6 Tuntutan Hari Buruh 2025 dalam Aksi di Jakarta, Mana yang Mendesak?
"Semua orang berebut pekerjaan, jadi kontrak cenderung jatuh ke tangan yang upahnya paling murah," ujarnya.
"Kami pikir perdamaian adalah yang utama. Dan kami berharap Trump akan memberantas konflik dan ketidaksetaraan," lanjut dia.
Sementara itu, di Indonesia sendiri terdapat aksi yang menyuguhkan patung raksasa menyerupai ogoh-ogoh berbentuk Trump oleh Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (1/5/2025), patung tersebut dibawa menuju demo buruh di depan Gedung DPR RI sebagai bentuk protes terhadap Amerika, salah satunya soal penerapan tarif impor yang berdampak pada buruh.
Koordinator aksi, Sunarno, mengatakan, "penerapan tarif impor kepada sejumlah negera termasuk indonesia bisa berdampak langsung ke buruh".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.