Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu Makan Ternyata Bisa Pengaruhi Kesehatan Jantung, Ini Kata Dokter IPB

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi jantung.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Pola makan yang sehat dan seimbang tidak cukup untuk menjaga kesehatan jantung.

Anda juga perlu menerapkan waktu makan yang disiplin supaya jantung terhindar dari gangguan kesehatan.

Dosen Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor (IPB), dr Agil Wahyu Wicaksono, MBiomed mengatakan, menyelaraskan waktu makan dengan ritme alami tubuh atau jam biologis dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.

Lalu, bagaimana waktu makan yang tepat untuk menjaga kesehatan jantung?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 11 Tanda Jantung Bermasalah, Bisa Dirasakan pada Kaki dan Tangan

Waktu makan yang tepat untuk menjaga kesehatan jantung

Agil menerangkan, makan terlalu malam atau saat tubuh bersiap untuk istirahat dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, tekanan darah tinggi, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme lainnya.

Kebiasaan tersebut dapat berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular.

“Sebaliknya, makan lebih awal, terutama sarapan sehat di pagi hari dan makan malam sebelum pukul 8 malam, terbukti memperbaiki proses metabolik, serta menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol,” kata Agil dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Ia menambahkan, studiNutriNet-Santé menemukan bahwa orang yang makan pertama setelah pukul 09.00 dan terakhir setelah pukul 21.00 memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Benarkah Terlalu Sering Rebahan Bisa Menyebabkan Jantung Bengkak? Berikut Penjelasan Dokter

Sementara, memperpanjang durasi “puasa” atau tidak makan di malam hari turut mengurangi risiko stroke.

Agil menjelaskan, membiasakan diri sarapan juga ternyata memiliki manfaat bagi kesehatan jantung.

Sebuah tinjauan sistematis yang melibatkan hampir 200.000 orang dari AS dan Jepang menunjukkan, melewatkan sarapan meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 21 persen dan kematian dari segala penyebab sebesar 32 persen.

“Tidak sarapan dapat memicu kenaikan berat badan, gangguan tekanan darah, serta masalah metabolik yang memicu penyakit jantung," ungkap Agil.

Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Laki-laki dan Wanita, Kenali Bedanya

"Ketidakteraturan makan, terutama jika mengganggu ritme sirkadian tubuh, juga dapat memperburuk kondisi metabolik secara keseluruhan,” tambahnya.

American Heart Association menyatakan bahwa makan terlalu dekat dengan waktu tidur (kurang dari dua jam sebelumnya) berisiko menyebabkan obesitas dan sindrom metabolik.

Studi eksperimental juga mengungkapkan, konsumsi kalori dalam jumlah besar pada pagi hari lebih sehat dibanding makan besar di malam hari.

“Pola ini meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar gula darah dan trigliserida, serta mengurangi peradangan," tutur Agil.

"Bahkan, membatasi waktu makan hingga pukul 18.00 dapat membantu menurunkan berat badan dan biomarker peradangan dalam tubuh,” jelasnya.

Baca juga: Belajar dari Meriam Bellina, Bagaimana Beda Gejala GERD dan Serangan Jantung?

Pada pekerja malam atau mereka yang mengalami gangguan jam tidur, studi menunjukkan bahwa tidak makan berat saat bergadang dapat mencegah peningkatan tekanan darah, stres pada sistem saraf jantung, dan risiko pembekuan darah.

Fakta tersebut menegaskan bahwa makan di waktu yang sesuai dengan ritme alami tubuh memberikan perlindungan terhadap kerusakan jantung, termasuk bagi mereka dengan pola tidur atau aktivitas tidak biasa.

“Strategi pola makan seperti early time-restricted eating (eTRE) dan metode intermittent fasting seperti alternate-day fasting (ADF) juga terbukti bermanfaat untuk menurunkan berat badan, tekanan darah, dan memperbaiki kadar lemak darah,” kata Agil.

Secara keseluruhan, bukti ilmiah menegaskan bahwa waktu makan sama pentingnya dengan jenis makanan yang dikonsumsi dalam menjaga kesehatan jantung.

Mengatur waktu makan agar selaras dengan ritme alami tubuh adalah langkah sederhana namun efektif untuk mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskular.

Baca juga: Duduk Kelamaan Memicu Sakit Jantung, Tak Bisa Dicegah dengan Olahraga

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi