KOMPAS.com - Malaysia Airlines MH17 ditembak rudal buatan Rusia di angkasa saat terbang melewati wilayah udara Ukraina pada 17 Juli 2014.
Penerbangan Malaysia Airlines itu terbang dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Pesawat Boeing 777-200 tersebut membawa 298 orang, yang terdiri dari 283 penumpang dan 15 kru.
Dikutip dari Britannica, pesawat dengan nomor registrasi 9M-MRD itu ditembak oleh rudal di langit Ukraina bagian timur, dekat dengan perbatasan Rusia.
Penyelidikan menemukan bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia.
Kebetulan saat itu, wilayah Ukraina bagian timur sedang berada dalam masa peperangan antara kelompok pemberontak separatis dan militer negara.
Hasilnya, pesawat hancur di angkasa dengan seluruh penumpang dan kru dalam penerbangan itu dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas
Awal mula kejadian
Kronologi bermula ketika Malaysia Airlines MH17 lepas landas dari Bandara Schiphol Amsterdam pukul 10.31 UTC.
Dilansir dari SimpleFlying, penerbangan tersebut juga membawa 12 penumpang yang merupakan warga negara Indonesia (WNI).
MH17 kebetulan terbang di atas Ukraina timur, yang tengah berada dalam kondisi perang selama empat bulan antara militer Ukraina dengan pemberontak separatis yang didukung Rusia.
Pesawat melaju di atas Ukraina pada ketinggian 33.000 kaki. Ketinggian itu hanya 1.000 kaki di atas batas atas zona larangan terbang di Ukraina.
MH17 sempat meminta perubahan ketinggian menjadi 34.000 kaki, namun permintaan tersebut ditolak.
Malaysia Airlines 17 juga melakukan penyimpangan arah untuk menghindari badai petir.
Baca juga: Kisah China Airlines 611, Pesawat Pecah di Angkasa, Seluruh Penumpang dan Awak Jatuh di Perairan
Detik-detik pesawat ditembak rudal
Ketika mendekati perbatasan Rusia, awak kabin terlibat komunikasi rutin dengan pengatur lalu lintas udara di Dnipropetrovsk dan Rostov-na-Donu sebelum pukul 13.20 UTC.
Setelah itu, komunikasi verbal dari Malaysia Airlines 17 berhenti, namun tidak ada sinyal marabahaya yang diterima.
Beberapa menit kemudian atau sesaat sebelum pukul 13.26 UTC, pesawat tersebut menghilang dari radar pantauan menara pengatur lalu lintas udara.
Saksi mata setempat melaporkan bahwa terdapat ledakan di udara. Puing-puing pesawat pun tersebar di Desa Hrabove, Ukraina.
Rupanya, Malaysia Airlines MH17 tersebut hancur di udara setelah terkena rudal 9M38M1.
Baca juga: Kisah Helios Airways 522, Terbang Tanpa Pilot, Jatuh di Athena Tewaskan 121 Orang
Rudal itu ditembakkan dari peluncur Buk dan meledak di sisi kiri MH17, kemudian menciptakan lebih dari 800 pecahan peluru serta menimbulkan hulu ledak fragmentasi.
Pecahan rudal tersebut merobek-robek pesawat Boeing 777-200 hingga pecah di angkasa menjadi tiga bagian.
Kokpit pesawat yang pertama kali pecah dan menyebabkan dekompresi eksplosif, disusul bagian belakang, lalu badan utama pesawat.
Operator radar peperangan milik pasukan separatis yang didukung Rusia menggunakan peralatan lama yang hanya memberikan sedikit informasi tentang benda di langit, sehingga sulit untuk membedakan antara pesawat militer dan pesawat sipil.
Pesawat MH17 yang sebetulnya tidak ada kaitan dengan konflik bersenjata itu pun terdeteksi oleh radar perang, sehingga akhirnya keliru dianggap sebagai ancaman.
Baca juga: Kisah Penerbangan Aloha Airlines 243, Atap Pesawat Robek di Udara, 1 Pramugari Terlempar ke Angkasa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.