Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Alcatraz, Penjara Terkejam yang Ingin Dioperasikan Kembali oleh Trump

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Penjara Alcatraz di San Francisco, California, Amerika Serikat.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Presiden Amerka Serikat (AS) mengumumkan rencana untuk membuka kembali dan memperluas penjara Alcatraz di Teluk San Francisco, Amerika Serikat.

Sebagai informasi, Alcatraz adalah penjara yang terkenal paling kejam di Negeri Paman Sam. Penjahat terkenal yang pernah ditahan di Alcatraz di antaranya gangster Al Capone dan George "Machine Gun" Kelly.

Trump mengatakan, rencana itu hanyalah sebuah ide yang muncul di tengah polemik "para hakim yang teradikalisasi".

“Hanya sebuah ide yang disebabkan oleh polemik ‘hakim yang teradikalisasi,” ucapnya, dikutip dari CNN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun hakim teradikalisasi yang dimaksud adalah hakim yang dianggap terlalu liberal dalam memperjuangkan hak-hak migran dan terlalu memihak kepada imigran ilegal di AS.

Sebelumnya, wacana pembukaan kembali penjara Alcatraz disampaikan Trump melalui unggahan media sosialnya.

"Saya mengarahkan Biro Penjara, bersama dengan Departemen Kehakiman, FBI, dan Keamanan Dalam Negeri, untuk membuka kembali Alcatraz yang telah dibangun ulang untuk menampung para pelaku kejahatan paling kejam dan brutal di Amerika,” tulis Trump.

Lantas, seperti apa penjara Alcatraz?

Baca juga: Apa Alasan Trump Ingin Buka Kembali Alcatraz, Penjara Terkejam di Dunia?

Mengenal penjara Alcatraz

Dikutip dari The Sydney Morning Herald, penjara Alcatraz berlokasi di lepas pantai California dan menjadi benteng pulau yang sering dimitoskan sebagai "tak terelakkan" karena arus laut yang kuat dan air Pasifik yang dingin di sekelilingnya.

Penjara ini beroperasi pada 1934 dan dikenal sebagai "The Rock" karena menampung beberapa penjahat paling terkenal di AS.

Lokasinya cukup strategis, berada di pintu masuk Teluk San Francisco sehingga membuatnya ideal untuk pertahanan.

Awalnya, Angkatan Darat AS membangun benteng di sana pada 1850-an dan melengkapinya dengan artileri yang dibutuhkan untuk melindungi teluk dari invasi asing di tengah meningkatnya kepentingan AS di Pasifik.

Benteng itu juga digunakan untuk melindungi San Francisco dari penyerang Konfederasi selama Perang Saudara.

Tak lama kemudian, benteng itu berubah menjadi penjara militer, yang tetap dipertahankan hingga abad ke-20.

Pada 1933, militer AS menyerahkan Alcatraz kepada Departemen Kehakiman yang mengawali hampir tiga dekade pulau itu sebagai penjara federal.

Tempat ini menjadi fasilitas pilihan terakhir bagi para narapidana yang paling berbahaya di AS dan yang paling tidak bisa diatur.

Di sana, narapidana mempunyai empat hak, yaitu makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan medis. Sedangkan semua hak istimewa lainnya, termasuk kunjungan keluarga atau akses terhadap buku, perlengkapan seni, dan musik, hanya bisa didapatkan melalui perilaku baik atau usaha tertentu.

Meskipun terkenal buruk, Alcatraz rata-rata menampung sekitar 260 hingga 275 narapidana pada suatu waktu tertentu. Angka ini kurang dari 1 persen dari total populasi penjara federal.

Sebagian besar narapidana di penjara tersebut adalah mereka yang menolak mematuhi peraturan di penjara federal lain atau yang dianggap "berisiko melarikan diri".

Hampir dipastikan, narapidana tidak bisa melarikan diri dari penjara ini meski melalui beragam upaya pelarian.

Lokasi pulau dikelilingi oleh burung bangau dan burung camar serta sering kali diselimuti kabut. Tempat ini telah lama menjadi bagian dari imajinasi budaya dan menjadi obyek film, termasuk film The Rock yang dibintangi oleh Sean Connery dan Nicolas Cage.

Selama 29 tahun beroperasi, sekitar 36 narapidana mencoba melarikan diri sebanyak 14 kali menurut FBI. Hampir seluruh narapidana itu tertangkap atau tidak selamat dari air yang dingin dan arus yang kuat.

Baca juga: Hollywood Sekarat, Trump Kenakan Tarif 100 Persen untuk Film Asing

Penjara Alcatraz ditutup karena biaya tinggi

Penjara Alcatraz resmi ditutup 60 tahun lalu, tepatnya pada 1963.

Penutupan dilakukan lantaran infrastrukturnya yang rusak dan biaya perawatan yang tinggi.

Dikutip dari CNN, dinding bangunannya telah terkikis akibat udara laut yang asin.

Pihak berwenang memperkirakan butuh dana sekitar 3 juta hingga 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 49 miliar sampai dengan Rp 82 miliar untuk memperbaiki lokasi tersebut.

“Alcatraz hampir tiga kali lebih mahal untuk dioperasikan dibandingkan penjara Federal lainnya,” tulis Biro Penjara Federal di laman websitenya.

Setelah ditutup, pulau itu sebagian besar tidak digunakan hingga 1969 ketika sekelompok aktivis penduduk asli Amerika mendudukinya selama 19 bulan sebagai bentuk protes dan mengeklaimnya berdasarkan Perjanjian Benteng Laramie.

Saat ini, bangunan Alcatraz menjadi tempat bersejarah dan tujuan wisata yang dikelola oleh Dinas Taman Nasional dan ditetapkan sebagai Landmark Bersejarah Nasional.

Setiap tahun sebanyak 1,2 juta pengunjung datang ke bekas penjara itu.

Tempat ini kemudian ditetapkan sebagai Landmark Bersejarah Nasional pada 1986. Namun penetapan tersebut dapat dipertimbangkan untuk dicabut, baik atas permintaan pemiliknya atau atas inisiatif Sekretaris Dalam Negeri.

Ada kondisi tertentu yang menjadikan sebuah bangunan bersejarah layak dicabut penunjukannya, seperti tidak lagi memenuhi kriteria penunjukan; kualitas yang menjadi dasar penunjukannya pada awalnya telah hilang atau hancur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi