KOMPAS.com - Bangsa Yunani Kuno memberikan nama pada beberapa planet di Tata Surya dengan nama dewa dan dewi dalam mitologi mereka.
Karena keterbatasan teknologi, mereka hanya memberikan nama pada planet yang dapat dilihat dengan mata telanjang, yakni Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Baca juga: Astronom Deteksi Kemungkinan Adanya Kehidupan di Planet yang Jauh
Berabad-abad kemudian, bangsa Romawi mengadopsi sistem planet milik Yunani dan mengubah namanya berdasarkan dewa-dewi Romawi.
Dua planet lain, Uranus dan Neptunus, ditemukan setelah teleskop ditemukan pada awal tahun 1600-an, kemudian Pluto (dihapus sebagai planet pada 2006) pada 1930.
Meski baru ditemukan pada era modern, ketiganya tetap diberi nama sesuai dengan nama dewa Romawi dan Yunani.
Baca juga: Penelitian Terbaru Ungkap Alasan Mengapa Planet Mars Berwarna Merah
Asal-usul nama planet di Tata Surya
Dilansir dari laman NASA, nama-nama planet di Tata Surya diambil dari nama dewa-dewi Romawi atau Yunani kuno.
Berikut adalah asal-usul nama planet di Tata Surya:
- Merkurius: diambil dari nama dewa pembawa pesan Romawi, Mercury (Yunani: Dewa Hermes)
- Venus: dinamai menurut dewi cinta dan kecantikan Romawi, Venus (Yunani: Dewi Aphrodite)
- Mars: diambil dari nama dewa perang Romawi, Mars (Yunani: Dewa Ares)
- Jupiter: diambil dari nama raja para dewa Romawi, Jupiter (Yunani: Dewa Zeus)
- Saturnus: diambil dari nama dewa pertanian dan waktu Romawi, Saturn (Yunani: Dewa Cronus)
- Uranus: diambil dari nama dewa langit Yunani, Ouranos
- Neptunus: diambil dari nama dewa laut Romawi, Neptune (Yunani: Dewa Poseidon).
Baca juga: Mengenal 4 Planet Gas yang Ada di Tata Surya
Pluto, yang sebelumnya dianggap sebagai planet, dinamai menurut nama dewa dunia bawah Romawi, Pluto, atau dikenal dengan nama Hades dalam mitologi Yunani.
Bumi menjadi satu-satunya planet yang tidak dinamai menurut nama dewa. Sebaliknya, nama Bumi (Earth) berasal dari bahasa Inggris atau Jerman dan berarti "tanah".
Bumi tidak dinamai menurut nama dewa karena Bumi tidak dianggap sebagai planet pada zaman dahulu.
Baca juga: Mengapa Sebagian Planet Memiliki Cincin, Sementara yang Lain Tidak?
Bagaimana planet terbentuk?
Dilansir dari laman American Museum of Natural History, matahari dan planet-planet terbentuk bersama dari awan gas dan debu yang disebut nebula surya, pada 4,6 miliar tahun yang lalu.
Gelombang kejut dari ledakan, yang dikenal sebagai supernova, di dekatnya memicu runtuhnya nebula matahari.
Fenomena tersebut menyebabkan matahari terbentuk di tengahnya, dan planet-planet terbentuk dalam piringan tipis yang mengorbit di sekelilingnya.
Baca juga: Alasan Pluto Dikeluarkan dari Daftar Planet Tata Surya, Mengapa?
Menurut definisi International Astronomical Union (IAU) pada tahun 2006, dikatakan sebuah planet jika memenuhi tiga kriteria berikut:
- Mengorbit bintang di lingkungan kosmik kita, yakni Matahari
- Harus cukup besar agar memiliki gravitasi yang cukup untuk memaksanya menjadi bentuk bola
- Harus cukup besar sehingga gravitasinya membersihkan benda lain dengan ukuran yang sama di dekat orbitnya mengelilingi Matahari.
Baca juga: Mengenal Planet Dalam dan Planet Luar di Tata Surya, Apa Bedanya?
Jadi, planet adalah benda langit yang (a) mengorbit mengelilingi Matahari, (b) memiliki massa yang cukup untuk gravitasi dirinya untuk mengatasi gaya benda keras sehingga mengambil bentuk kesetimbangan hidrostatik (hampir bulat), dan (c) telah membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.