Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Minum Obat Maag Bisa Picu Kanker Lambung? Ini Penjelasan Ahli Farmasi

Baca di App
Lihat Foto
(Shutterstock.com)
Ilustrasi sakit maag. Minum Obat Maag Bisa Menyebabkan Kanker Lambung.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sakit maag bisa kambuh kapan saja dan menimbulkan efek yang mengganggu.

Maag adalah kondisi peradangan pada lapisan pelindung lambung atau mukosa. Mukosa ini berguna untuk melindungi lambung dari cairan asam lambung yang digunakan untuk mencerna makanan.

Saat maag kambuh, penderita akan merasa nyeri di bagian perut bawah yang sensasinya tidak kunjung hilang. Dalam beberapa kasus, dapat diikuti dengan mual, muntah, dan pusing, serta tubuh lemas.

Penanganan paling cepat untuk meredakan gejala maag adalah minum obat maag.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, beredar informasi di media sosial TikTok yang mengatakan bahwa minum obat maag bisa menyebabkan kanker lambung.

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Baca juga: Makanan Minuman Terbaik dan Terburuk untuk Penderita Maag, Apa Saja?

Penjelasan ahli farmasi soal efek obat maag

Dosen Fakultas Farmasi UGM, Zullies Ikawati mengatakan, minum obat maag, terutama dari golongan proton pump inhibitor (PPI) seperti omeprazole, lansoprazole, atau pantoprazole, tidak secara langsung menyebabkan kanker lambung.

Dia menjelaskan, konsumsi obat maag dapat meningkatkan risiko kondisi tertentu seperti kanker lambung jika dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa pengawasan dokter.

Hal tersebut terjadi karena konsumsi obat maag golongan PPI dalam jangka panjang bisa mengubah lingkungan di lambung.

"Obat-obatan ini bekerja dengan menurunkan produksi asam lambung yang pada kondisi kronis dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan lambung," kata Zullies, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (6/5/2025).

"Salah satu risikonya adalah berkembangnya bakteri seperti Helicobacter pylori yang diketahui sebagai salah satu penyebab utama kanker lambung," imbuhnya.

Di sisi lain, penurunan asam lambung juga dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon gastrin yang dalam jangka panjang memicu pertumbuhan sel tertentu di lambung.

Meski risikonya kecil, Zullies mengatakan, penting bagi masyarakat untuk menggunakan obat maag sesuai dengan petunjuk medis agar aman dan efektif.

Baca juga: Manfaat Menambahkan Soda Kue ke Dalam Kopi, Baik bagi Penderita Maag

Efek samping terlalu sering minum obat maag

Lebih lanjut, Zullies menerangkan efek samping terlalu sering mengonsumsi obat maag dalam jangka panjang, terutama yang golongan PPI.

Salah satu efek sampingnya adalah gangguan penyerapan nutrisi penting seperti vitamin B12, zat besi, kalsium, dan magnesium yang dapat menyebabkan anemia, kerapuhan tulang (osteoporosis), atau gangguan saraf.

Selain itu, rendahnya asam lambung juga bisa meningkatkan risiko infeksi saluran cerna oleh bakteri seperti Clostridium difficile.

Beberapa studi menunjukkan kemungkinan peningkatan risiko gangguan ginjal (nefritis interstisial), gangguan kognitif, dan bahkan rebound acid hypersecretion, yaitu lonjakan produksi asam lambung setelah penghentian obat apabila terlalu sering minum obat maag dalam jangka waktu panjang.

Oleh karena itu, Zullies mengimbau agar penggunaan obat maag sebaiknya bersifat sementara dan disesuaikan dengan kebutuhan medis yang jelas.

Baca juga: 7 Tips Aman Puasa bagi Penderita Maag

Berapa dosis aman konsumsi obat maag?

Zullies mengatakan, ada beberapa jenis obat maag, sehingga dosis aman obat tersebut tidak bisa digeneralisir.

Namun, agar tetap mendapat manfaat dari obat maag tanpa menimbulkan efek samping, Zullies menyarankan untuk mengonsumsi obat maag sesuai dengan indikasi medis dan anjuran kesehatan.

"Untuk keluhan sesekali seperti nyeri ulu hati ringan, penggunaan antasida bisa menjadi pilihan pertama karena bekerja cepat dan bersifat sementara," ungkapnya.

Namun untuk keluhan yang lebih berat atau berlangsung lama, seperti refluks asam lambung kronis atau tukak lambung, penggunaan obat golongan H2 blocker (seperti famotidine) atau PPI diperlukan, tetapi harus dalam pengawasan dokter.

Dia mencontohkan, dosis umum omeprazole adalah 20 hingga 40 mg per hari, dan pantoprazole juga berkisar 20 hingga 40 mg per hari. Namun, takaran ini tergantung kondisi klinis.

"Penggunaan melebihi dosis maksimal atau dalam jangka panjang sebaiknya hanya dilakukan dengan evaluasi rutin untuk mencegah efek samping atau komplikasi," tandas Zullies.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi